Hari pertama MOS
Gadis dengan rambut terkuncir itu memajukan bibir bawah nya.
Dia berdiri dengan tidak tenang. Bergerak dengan gelisah, membuat orang-orang di sekitarnya jadi menatap aneh gadis ini.
Gadis itu menoleh ke belakang. Masih dengan raut wajah gelisahnya.
"Tembus gak sih?"
Gadis berambut sebahu yang diberi pertanyaan dengan tiba-tiba itu sedikit kaget.
"Ha?" Gadis itu memberi tatapan bingung pada gadis yang bertanya.
Gadis bernama Syahla Julie yang tadi bertanya itu berdecak. Dia menoleh ke kanan ke kiri dengan was was.
"Tembus gak?" tanyanya dengan suara kecil, seperti berbisik.
Si gadis 'rambut sebahu' sempat menaikan satu alisnya bingung. Tapi saat melihat tangan Syahla yang berkali kali ke belakang tubuhnya dia pun mengerti.
"Ga." Gadis 'berambut sebahu' itu berbisik pelan.
Syahla menghembuskan nafasnya lega. Kini dia bisa berdiri tegak dengan tenang. Menunggu dengan sabar sampai upacara penerimaan siswa baru ini selesai.
2 jam berlalu. Dan kini upacara itu telah usai.
Sebenarnya seharusnya upacara ini hanya berjalan satu jam. Tapi karna sang kepala sekolah terlalu banyak bicara, serta sempat ada gangguan saat sang ketua osis berbicara, upacara ini jadi berlangsung lama.
Bahu Syahla ditepuk pelan oleh gadis 'berambut sebahu' tadi. Membuat Syahla langsung menolehkan kepalanya.
"Lo tembus," kata gadis itu dengan nada datar serta suara kecil yang hanya bisa didengar oleh Syahla.
Syahla membulatkan matanya. Gadis itu langsung menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri. Gadis ini sangat panik seketika.
"Te-terus gimana dong?" katanya dengan wajah memerah, malu.
Si gadis 'berambut sebahu' mengangkat kedua bahunya. "Tau," katanya dengan nada bodo amat.
"Ish." Syahla mendesis sebal. "Bantuin gue dong," katanya memohon.
Si gadis 'berambut sebahu' menghela nafas. Dia menolehkan kepalanya, tatapannya jatuh tepat kepada seorang lelaki dengan almamater yang mungkin dari sekolahnya.
"Eh! Elu!" teriaknya tiba tiba. Membuat si lelaki serta Syahla terkejut.
Si lelaki yang itu menghentikan pembicaraannya dengan teman-temannya. Dia melihat ke belakang, memastikan apakah dia atau orang di belakangnya yang dipanggil.
Merasa tatapan gadis 'berambut sebahu' itu jatuh padanya. Si lelaki itu menunjuk dirinya sendiri, memastikan sekali lagi.
Si gadis 'berambut sebahu' berdecak. "Iya! Eluu!"
Si lelaki ber-oh-ria. Dia pamit kepada teman-temannya lalu menghampiri kedua gadis itu.
"Minjem almet dong," kata gadis itu tanpa menunggu si lelaki bertanya.
"Buat apa?" tanya si lelaki bingung.
Ya gimana ya... ini cewek tiba-tiba teriak manggil dia. Terus mau meminjam almamaternya?
"Nih." Gadis itu menunjuk Syahla yang masih bergerak gelisah. "Dia tembus."
"Heh!"
"Ha?"
Dua respon berbeda di waktu yang sama itu membuat gadis ini mendelik.
"Masalah cewek," katanya jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Type
Teen Fiction"Emangnya tipe cowok lo yang gimana?" "Yang jelas bukan kayak elo!" Arjuna berdecak. Lelaki ini makin merasa sebal saat Syahla membalas ucapannya dengan sama pedasnya. Arjuna mengalihkan pandangannya. Mencuatkan bibir dengan sebal. Masa sih Syahla b...