السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
***
Setiap hal yang terjadi di dalam hidup kita merupakan kehendak dari Nya. Mungkin kita merasa yang paling di rugikan dalam hal itu, namun kita tak pernah tau maksud dari Allah dalam memberikan sebuah cobaan kepada hambaNya. Cobalah bersikap husnudzon atas ketetapanNya.
Makmum Ku Mantan Adik Ipar
***
Aku tidak tau ada apa dengan rencana yang akan Allah SWT berikan kepada ku. Rencana yang sungguh membuat ku sakit kepala. Namun aku tetap berfikir positif terhadap rencana Allah SWT. Bahwa Allah SWT tergantung prasangka hamba Nya.
DariAbu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Allah Ta'ala berfirman:Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.
Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik dari pada pada itu (kumpulan malaikat)."
(Muttafaqun 'alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675Awal nya memang aku kecewa, mengapa Allah SWT memberikan ku cobaan yang begitu rumit. Tapi aku tahu, Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba Nya. Dan aku yakin, di saat aku di beri cobaan itu menandakan bahwa Allah SWT masih sayang kepada ku. Ingin melihat ku naik kelas di hadapan Nya. Ingin membuat ku menjadi manusia yang lebih pandai lagi dalam bersyukur.
Tapi ingatan ku kembali lagi dengan kejadian seminggu yang lalu. Kejadian yang membuat hidup ku akan berubah 180°C. Dan sungguh sampai detik ini pun aku masih mencerna mengenai kejadian itu. Memahami maksud Allah dalam memberi ku cobaan yang luar biasa ini. Cobaan yang sungguh tak pernah aku harapkan kehadirannya, namun harus aku rasakan kedatangannya.
Flashback on
Hari ini adalah hari minggu. Aku yang biasa hanya berdiam diri sendiri di apartemen mendadak ingin keluar untuk sekedar mencari udara segar. Aku pun memutuskan untuk sekedar jalan-jalan santai di taman kota yang tak jauh dari apartemen yang aku tinggali.
Biasa nya di hari weekend seperti ini banyak anak muda yang berkeliaran. Sekedar bertemu dengan teman sebaya, atau memang menghabiskan waktu dengan sang kekasih. Tapi banyak juga pasangan muda yang berjalan-jalan dengan keluarga kecil nya. Membuat aku sedikit iri melihat nya. Namun tidak lama, perasaan itu aku tepis. Bahwa aku tak berhak untuk bersikap seperti itu. Siapa aku, hanya manusia biasa yang tak luput dari salah.
Ketika aku tengah duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari taman aku mendengar suara tangisan dari seorang perempuan. Perempuan itu berdiri tidak jauh dari tempat duduk ku. Seperti nya dia tengah marah lewat sambungan telpon dengan seseorang. Karna di saat aku melihat, dia sedang menelpon lewat benda pipih yang selalu di bawa kemana-mana oleh orang-orang zaman sekarang. Bahkan kita lebih sering membuka benda pipih itu dari pada mushaf Al-Quran yang membawa ketenangan bagi siapa saja yang membacanya.
Aku pun berusaha tak perduli dengan perempuan itu. Toh dia bukan siapa-siapa nya aku kan. Aku juga datang ke taman untuk menenangkan fikiran. Sebab pekerjaan sebagai seorang CEO di salah satu perusahaan tekstil, membuat ku harus memfokuskan seluruh atensi ku di sana. Sampai aku sendiri lupa untuk memperhatikan kondisi tubuh ku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makmum Ku Mantan Adik Ipar
Spiritualالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم Aku memang tidak tau perempuan mana yang telah Allah SWT siapkan untuk menjadi tulang rusuk ku. Tapi siapapun dia, aku selalu berharap kalau dia akan menjadi...