32-Kecelakaan

61 16 8
                                    

"Apa maksud lo dulu lo juga gak suka sama dia, Sei?"

32-Kecelakan

"Salma sama Becca kok?" Sei mengetuk-ngetuk dagunya menatap Salma dan Becca yang berjalan bersama sembari mengobrol.

"Dah, ayo." Ana berujar setelah mengikat tali sepatunya.

"Liatin apaan?" tanya Ana.

"Salma sama Becca kok akrab banget ya?" gumam Sei. Ana mengeryit.

"Lah kan satu geng," ucap Ana.

"Bukan, bukan. Mereka ngomongin masalah keluarga gitu, tapi di awal sebut-sebut Noah," jelas Sei.

"Ya elah Noah lagi, Noah lagi," Ana berdecak lalu berjalan mendahului Sei.

"Lo curiga gak?" tanya Sei menyamai langkahnya dengan Ana.

"Curiga apa lagi coba?" balas Ana malas.

"Salma 'kan, gak deket sama Noah. Kok ngomongin Noah?"

"Lo gak bakal pernah tau kalo strangers yang lo temuin di jalan ngomongin lo," balas Ana.

"Lo belibet banget kalo ngomong," decak Sei.

"Ya intinya gitu lah. Netijen-netijen ngomongin salah satu artis nih misalnya, nah emang si artisnya tau? Kenal? Akrab? Deket? Pernah ketemu?"

"Tapi gue ataupun lo bukan artis," balas Sei.

"Gue lempar ke kandang macan lo ya!" ancam Ana menghentikan langkahnya.

"Kandang macan apaan," dengus Sei.

"Silakan," Ana menarik pundak Sei dan otomatis Sei langsung menghadap depan dimana sebuah mobil besar dengan gambar macan di kedua sisinya lewat.

"Mana ada!" kesal Sei mengguncang pundaknya menyingkirkan tangan Ana.

"Itu lo gak liat?" Ana menunjuk mobil yang suda berlalu itu.

"Ya mana ada macannya jir! Gambar doang!!" Sekarang giliran Sei yang menunjuk mobil itu.

"Baca."

"Lah. Beneran itu?" gumam Sei terkejut.

"Iyalah! Lo kira hewan gak bisa sakit. Bisa aja dia kanker, dokternya gak mau ke kebun binatangnya, jadinya si macan yang nyamperin." Ana tertawa usai menyelesaikan ucapannya.

"Receh," cibir Sei melanjutkan langkahnya.

"Besok lo ada niatan bawa bekel gak?" tanya Sei mengingat Ana yang tak suka membawa bekal dan lebih memilih membeli makanan di kantin.

"Gak. Besok mapel yang bukunya tebel-tebel. Encok gue bawa tas seberat dosa lo," balas Ana setengah meledek Sei.

"Ye. Dosa lo lebih banyak. Emm, besok gue makan bareng Becca di kantin. Lo sendiri gapapa ya?" Sei menoleh sembari mengungkapkan pertanyaannya pada Ana.

"Hah? Gimana-gimana? Lo makan bareng Becca?" balas Ana terpekik.

"Iya. Gapapa 'kan?" tanya Sei lagi.

"Loh kok lo gitu? Lo temenan sama dia? Lo gak mikir perasaan gue?"

Buru-buru Sei mengelak, "enggak! Bukan. Kenapa lo marah? 'Kan lo udah gak peduli lagi sama Noah. Ya berarti urusan lo sama Becca udah selesai lah! Lo gak suka Becca karna dia nyebelin dan caper ke Noah 'kan?"

"Tapi gak gitu juga!" balas Ana mulai melirih.

"Terus apa sih?!" Sei mengepalkan tangannya di depan dada sengaja agar Ana melihatnya.

Official [SELESAI - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang