Pukul 06.00 pagi.
Lisa membuka pintu arena, dan menyalakan lampu-lampu di sana hingga ia dapat melihat dengan jelas, detil yang ada. Nam Il sudah menjelaskan apa saja agenda yang harus ia lakukan di sini, semua akan di mulai dari latihan setiap pagi. Dan sekarang, Lisa pikir dia kemari terlalu pagi, hingga tak ada seorang pun di sini selain dirinya.
Gema langkahnya yang semakin masuk ke dalam arena terdengar, matanya menelusuri dinding-dinding beton Arena yang menyimpan beberapa alat latihan, juga senjata seperti pedang kayu, maupun pedang sungguhan. Sandbag sendiri bergelantungan di sisi lain. Lalu ia sampai di tengah arena, yang merupakan hamparan matras, yang jelas Lisa tahu bahwa ia akan mengerahkan seluruh kemampuan bela dirinya di atas sini nanti.
Gadis itu menghela napas, suasananya lebih berat daripada ketika ia berada di Akademi. Penuh tekanan, belum lagi ia dihadapkan dengan seseorang yang sudah memiliki niat membunuhnya di hari pertama mereka bertemu. Sebenarnya Lisa tidak terlalu peduli, hidup atau mati sama saja baginya, tetapi ia hanya berharap jika dia bisa mati setelah menemukan pamannya untuk membalaskan seluruh dendam kedua orangtuanya.
Lisa tersentak saat mendengar langkah lain yang menuju ke arahnya, dia berbalik dan menemukan Taehyung yang sudah siap dengan setelannya untuk berlatih. Dia tersenyum ringan ke arah Lisa sembari mengenakan protector pada kedua tangannya.
"Bangun lebih pagi dari biasanya, Lisa?" Tanyanya ramah.
Lisa menggeleng, "tidak, aku memang terbiasa bangun lebih awal."
Taehyung berhenti dua langkah di depannya, pria itu mengangguk. "Siap untuk latihan pertamamu?"
"Dengan... mu?" Lisa terlihat bingung.
Sebelah alis Taehyung terangkat, "kau mengharapkan Jungkook yang ada di sini?"
"U-uh, tidak... Bukan seperti itu."
Lalu Taehyung tertawa, "santai Lisa, aku bukan musuhmu. Baiklah, kalau begitu bersiap di posisi dan gunakan protector tanganmu." Ujar Taehyung sembari mengenakan headband yang akan memblokir akses poninya agar tidak menghalangi pandangannya, sembari Lisa memakai protector tangan yang baru ia keluarkan dari saku jaketnya. "Aku sudah membaca profilmu, di Akademi kau memiliki nilai yang bagus untuk beladiri, benar begitu?"
Lisa mengangguk, dia memperhatikan Taehyung yang sedang meregangkan tubuhnya.
"Ketahuilah Lisa, beladiri sangat penting untuk dikuasai setiap agen. Saat kau terdesak, dan tidak ada apapun lagi yang bisa kau jadikan senjata, ini akan menjadi pertahanan terakhir yang mungkin saja bisa menyelamatkanmu." Jelas Taehyung lagi, dia bersiap dengan kuda-kudanya, begitupun Lisa. "Ikuti gerakanku, ini sangat dasar dan mudah, untuk yang pertama pukulan lurus ke de-"
BAM
Suara bedebam pintu arena yang kembali terbuka dan tertutup dengan kasar, menarik atensi mereka berdua. Baik Taehyung dan Lisa, kembali ke posisi semula saat mereka melihat jika Jungkook lah yang menginterupsi.
Pria berwajah keras itu terlihat bosan dan mengantuk saat melangkah mendekati mereka. Lisa kembali merasakan aura itu, aura yang sama, yang membuatnya ketakutan saat di ruang makan. Aura dingin penuh intimidasi Jungkook, mendadak membuat suasananya lebih canggung berkali-kali lipat. Dia berhenti tak jauh dari mereka, sembari menyimpan kedua tangannya di pinggang.
Jungkook menatap remeh Taehyung, memandang penampilannya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kau mau latihan atau mau melakukan sesi pemotretan majalah olahraga, huh?" Hina Jungkook.
"Aku tidak punya waktu untuk meladenimu Jungkook, jadi bisa kah kau menyingkir? Aku akan mengurusmu nanti." Taehyung berusaha mengabaikan Jungkook. Namun Jungkook sepertinya memang suka sekali mencari gara-gara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Republish]BLACK SPARROW [LIZKOOK][Full Chap PDF]✓
Fiksi PenggemarLalisa hanyalah salah seorang calon perwira kepolisian Seoul beruntung yang terpilih untuk menjadi salah satu bagian dari F.O.K, lembaga elite yang bertugas untuk melindungi negara dalam bayangan. dia tidak pernah mengira jika, ketika ia menginjakka...