bab 52
"Kami menemukannya..." ucap Elang meyakinkan. Pria itu mendekat kea rah Narendra dan membisikan sesuatu pada pria itu.
Narendra membulatkan matanya mendengar ucapan Elang, pria itu segera bangkit dari tempat duduknya. Mengabaikan tatapan penasaran dari orang yang berbagi tempatnya di meja makan pria itu mengikuti langkah Elang setelah mengecup ujung kepala Hanin dan Bintang sekilas.
"Kenapa tuh laki?" tanya Jo heran.
"Entahlah, mungkin mereka menemukan sesuatu yang penting." jawab Hanin berusaha tidak peduli padahal dia penasaran bukan main dengan apa yang terjadi. Akhir-akhir ini wanita yang hidupnya ngeflat selama hampir 5 tahun itu sering mendapatkan kejutan. Semoga saja kejutan apapun yang dibawa Narendra nanti tidak membuat masalah semakin besar.
Hanin memilih untuk fokus memperhatikan anak-anak daripada memaskan keingintahuannya terhadap apa yang terjadi. Setelah Jo pamit untuk menjenguk Sammy, Hanin menemani Bintang bermain puzzle sedangkan Mentari, anak itu kembali menjadi patung di depan televise yang menyala. Hanin tidak bisa memaksa Mentari untuk ikut bermain dengannya dan Bintang, untuk saat ini gadis kecil itu mau merespon saat di tanya saja sudah syukur.
Hanin bersyukur Bintang sudah seperti anak seusianya pada umumnya, meskipun terkadang anak laki-laki itu akan terburu-buru berlari kepelukannya jika mendapati sekumpulan pria berpakaian serba hitam. Dari psikolog anak yang menanganinya, mungkin orang-orang yang berpakaian seperti itulah yang meninggalkan kenanangan buruk untuk si kecil. Untungnya Bintang tidak takut dengan orang berjas meskipun pakaian para penjaga keamaan itu juga serba hitam dengan kemeja putih yang jadi dalaman pakaian mereka. Kebayang jika Bintang takut dengan orang berjas hitam, entah harus diganti warna apa seragam para penjaga keamanan itu.
Sementara Hanin memanfaatkan waktunya untuk benar-benar menjadi ibu, Narendra pergi menemui seseorang yang memulai semua kekacauan ini. Pria itu, terlihat sedang bersantai di salah satu resort dekat pantai. Dia begitu menikmati waktu santainya dengan baik, apakah tidak ada sedikitpun rasa bersalah di diri orang itu setelah apa yang dilakukannya? Luka-luka di tubuh Sammy bahkan belum kering, dan sekarang orang itu sudah bisa tertawa dengan santainya sambil mengobrol dengan teman-temannya.
Perlu waktu lebih dari 2 jam perjalanan untuk Narendra dan Elang hingga mereka sampai ke tempat orang itu berada setelah Elang mendapat info dari anak buahnya. Narendra mengepalkan lengannya mrelihat tawa menjijikan pria itu. Keanu, pria itu tertangkap kamera memasuki gudang kosong tempat Sammy disekap, itu cukup membuktikan jika pria itu terlibat dengan apa yang terjadi pada Sammy juga kejahatan Arini. Meskipun hingga saat ini belum ditemukan bukti nyata jika Keanulah yang telah melakukan pelecehan pada Mentari , tapi dari cara pria itu menargetkan Mentari, kemungkinan dialah orang itu.
Narendra langsung mendekati ke arah meja tempat Keanu dan teman-temannya berada. Diikuti oleh beberapa orang dari pihak kepolisian yang menangani kasus penyekapan Sammy. Pria itu sudah mengira ketika melihat ketiga anak muda yang duduk bersama Keanu adalah orang-orang yang juga berada dibeberapa foto peninggalkan Azka dan Hana.
Tanpa banyak bicara, Narendra menaruh foto rekaman CCTV yang berisi gambar Keanu, yang membuat orang-orang itu menoleh padanya.
"Saudara Keanu, anda ditangkap atas penyekapan dan penyiksaan pada saudari Sammy." ucap Brata, kepala detektif yang menangani kasus Sammy.
3 anak muda yang bersama Keanu langsung bangun dari posisi duduk mereka. Narendra membisikan pada Elang untuk meminta polisi membawa 3 anak muda seusia Azka itu untuk ikut diperiksa. Tentu saja tiga anak muda yang terdiri dari 2 wanita dan satu laki-laki itu menolak ikut diamanakan sedangkan Keanu, pria itu sepertinya cukup percaya diri jika dia tidak melakukan kesalahan apapun. Pria itu terlihat sangat tenang malah terlalu tenang untuk orang yang di tangkap atas kasus penganiayaan berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Hear Me?
Misterio / Suspenso"Rintihan kesakitan itu terdengar nyata ditelingaku. Tatapan kosong dari anak perempuan yang meringkuk dalam ruangan itu benar-benar menghantui malam-malamku." Hanindiya Almira tidak tahu kenapa mimpinya akhir-akhir ini selalu sama. Parahnya mimpi b...