Saat aku sedang bepergian dengan kakakku, mata cowok selalu saja menatap kakakku, sedangkan useless sekali rasanya, jika aku tampil all out untuk hang out dan sebelahku adalah kakakku, ia di lemariku hanya ada kemeja dan jeans dari tahun ke tahun, juga sneakers pemberian dari papa tiap ulang tahunku tiba yang selalu menemani style ku. Aku sempat berpikir, jika aku punya pacar, dan mengenalkan pacarku pada kakak, apakah pacarku justru jatuh cinta pada kakak? Ini adalah pikiran terjahat yang ada di otakku, meskipun kakak adalah petualang cinta, mana mungkin ia tega melakukan hal yang seperti aku pikirkan. Pernah suatu malam, saat kami baru pulang dari sebuah stationery, aku berjalan di belakang kakakku, dan ia di depan. Saat itu, ada lelaki yang menggodanya, karena hari sudah malam, dan aku takut ia kenapa2 aku segera mempercepat langkahku agar seimbang dengannya, aku segera menghajar laki-laki yang sepertinya sudah om-om itu, ia pun meringis kesakitan dan mengata2iku dengan kata2 kasar, aku tak peduli. Dan pernah beberapa tahun yang lalu, adikku sering digoda dengan teman laki-laki sebayannya. Rumahnya pun tak jauh dari rumahku, dan saat ia lewat depan rumahku, aku langsung saja memberi pukulan pada perut, dan mukanya, padahal waktu itu ada kakaknya, dan kakaknya itu adalah teman kakak waktu SD dulu. Mungkin karena kakaknya tahu, bahwa kelakuan adiknya nakal, ia tak bergeming dari tepantya untuk menghentikan aksi ku yang membuat badan adik nya babak belur. Iya aku tumbuh menjadi perempuan yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Her
RandomAku benci perbedaan! Bukankah setiap orang mempunyai keunikan. sendiri dari masing-masing dirinya. Ia anggun, pintar dan bertalenta. sedangkan aku? tomboy, ceroboh, dan tidak berbakat sepertinya. Ini kisah nyataku tentang aku dan kakakku.