14

220 12 4
                                    

**********

Setelah dokter andi berpamitan untuk pulang dan angelina kini mendekati dan duduk di sebelah rara yang terbaring lemah diatas kasur.

"Sayang, bangun dong ra...bundaa disini sayang maafkan bunda yaa...hiks hiks"
Isak tangis angelina diselimuti rasa khawatir dan cemas.

"Bun, bunda jangan nangis kayak gini, riri juga jadi ikut sedih...hiks"ucap riri seraya menegarkan bundanya padahal ia sendiri tidak kuat untuk semua ini.

"Gimana bunda gak sedih ri, bunda gak bisa liat adik kamu seperti ini."

Dan kini riri semakin menyalahkan dirinya. Ditambah rara yg sedang sakit dan bunda nya yang semakin sedih.

"Sayang, ayo dong buka mata kamu nak"

Akhirnya setelah beberapa menit, rara pun membukakan matanya secara perlahan lahan. Setelah mata nya terbuka sempurna rara pun sedikit memanggil nama alvin. Seketika semua pun terkaget dengan apa yang dilontarkan dari mulut adiknya itu. Padahal di sini tidak ada alvin sama sekali.

"Sayang, disini gak ada alvin ra...disini cuman ada bunda, kakak kamu, sama mbok minah"ucap angelina seraya mengelus pucuk rambut rara sambil tersenyum kearahnya.

"Ii-iya ra, disini cuman ada bunda, kakak, sama mbok minah"kata riri seraya untyk meyakinkan adiknya itu.

Disisi lain, rara masih terbinggung dengan apa yang telah dilontarkannya tadi dari mulutnya.

"Bun, aku kenapa?"tanyanya.

"Gapapa ko sayang kamu cuman kelelahan aja"jawab angelina sedikit berbohong karena gak mau putri nya itu kepikiran sama kesehatannya.

"Yaudah kamu istirahat lagi aja ya,bunda mau kebawah mau masakin makanan kesukaan kamu"lanjutnya

"Iya bun" akhirnya semuanya pun meninggalkan kamar rara untuk memberikan rara istirahat sejenak.

Riri yang tadinya ingin keluar darrri kamar rara, ia mengurungkan niatnya dan berbalik arah menuju rara yang sedang terbaring diatas kasurnya.

"Ra" rara pun menoleh ke arah kakanya tersebut dan tidak mendepatkan jawabannya darinya."Ra, gue minta maaf ya...gue gak bermaksud buatt bikin lu jadi kyk gini".lanjutnya

Tetapi rara pun sama sekali tidak menghiraukan omongan kakaknya itu.

"Ra, gue tau kalo lu bener bener marah sama gua gara gara kemaren kan...gue minta maaf ra"

Settelah mendengar perkataan dari kakaknya itu pun, rara langsung menoleh kearah kakaknya itu.

"Lo kak segampang itu minta maaf setelah apa yang dilakukan terjadi. Kemaren tauu kan gue pengen gue tuh gue jalan sama kak alvin bukan lo kak ! Dan mana janji lo ka buat gue?!"teriak diselimuti isak tangis rara dan riri pun merasa bersalah dan terdiam.

'Bego bngt sih gue!!!! Kenapa gue bisa jalan sama alvin yang seharusnya jalan sama alvin itu rara adik gue!!! Gue kenapa gak bisa nepatin janji sih!'batinnya.

Riri pun langsung memeluk adiiknya itu.

"Lepasin gue kak, gue ga butuh di peluk sama lo!!!"tolaknya kepada sang kakak. Kinii riri pun mengerratkan pelukkannya seraya mengelus rambut belakang rara.

"Maafiin gue de, gue salah gue minta maaf ... gue bakal janji akan nepatin janji gue ra".

"Gue gak perlu omong kosong lo ka! Gue gak perluu itu semua! Gue butuh kepastian kak, gue kecewa sama lo....GUE KECEWA SAMA LO KAK!!!"isak tangis rara pun semakin jadi di pelukkan kakanya seraya menekankan kalimat terakhir darinya dan riri semakin merasa bersalah padanya.

"Gue kali ini bakal nepatin janji gue ke lo ri, sekali lagi gue minta maaf."sambil melepaskan rara dari pelukkannya dan kini mengenggam kedua tanggannya cdan menatap kearah wajah rara seraya meyakinkan adiknya itu.

Rara pun yang sedari tadi menangis akhirnya ia sekarang mulai lega karena unek unek yang ada di pikirannya sudah dikatakan kepada kakanya. Dan kini rara pun memalingkan wajah nya kearah lain.

"Keluar dari kamar gue kak, keluar sekarang!!!... gue pengen sendiri!"perintahnya.

"Ta..tapi"

"Gaada tapi tapi an ka, keluar sekarang dari kamar gue!"

"Iya gue keluar ra"

Akhirnya pun riri keluar dari kamar rara dan membiarkan rara sendiri dulu.

**************

Kamar Riri

Baru saja ia masuk kamar dan duduk diatas kasurnya itu, riri pun memikirkan bagaimana caranya ia bisa di maafkan oleh adiknya itu.

Karena sudah terlalu pusing dengan yg dilakukannya kepada rara adiknya. Ia pun duduk dikursi meja riasnya dan menatap wajahnya sendiri.

"Argh, kenapa gue bisa bego gini sih?! Gue sebagai kakak gagal!!! GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI!!! Gue udah nyakitin adik gue sendiri... Gue benci gue benci diri gue!!!!" Ucap nya pada dirinya sendiri seraya merutuki kesalahannya.

Selang beberapa menit, riri mengibaskan barang barang yang ada di meja riasnya dan berhamburan kelantai.

"Argh"

"Gue benci ini gue benci" riri pun mengacak ngacak rambutnya sendiri dan menyenderkan badannya di pinggir kasur dan duduk dilantai sambil memikirkan kesalahannya dan memejamkan matanya.

"Gue harus gimana lagi?!"

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya ia pun mempunyai ide agar dimaapkan oleh adiknya itu.

"Gue harus ketemuan sama Alvin! Yah gue harus ketemuan sama alvin sekarang".ia pun langsung mencari dimana letak hp nya diletak kan. Setelah ketemu hpnya itu, ia pun langsung membuka aplikasi Whatsaap dan mencari kontak Alvin.

Setelah ketemu nama kontak Alvin pun ia laangsung mengirim pesan pada Alvin.

Alvin:)

"P"
"Vin, gue butuh ngomong berdua sama lu"
"Ini penting!!!"
"Gue tunggu lo, di taman belakang perumahan gue!"
"Sekarang!"

Setelah mengirim pesan pada Alvin, ian pun langsung keluar dari aplikasi tersebut dan kini ia harus siap siap dan menuju taman.

**********************
HAPPY READING GUYSS

BARU UPDATE LGI WKWK

KARNA WAKTU KEMAREN LGI MALES MALESNYA BIKIN DAN GAADA IDE SAMA SEKALI HEHE

JANGAN LUPA KASIH BINTANGNYA DAN KOMEN NYA YAAAA

BIAR SEMANGAT LAGI BUAT PART SELANJUTNYAAA....

FOLLOW IG : @SHKIRAA25_

SEE YOU GUYSSS

NEXT PART....






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sad Girls ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang