PERTARUNGAN DI ASHRAMA BAMBU

120 0 0
                                    

mengetahui daerah berbahaya di ancam diapun menarik serangna namun bahya ssudah didepan mata sapta Patla tdiak mau melepaskan begitu sja, tujuh pukulan bersarang di dada serta daerah berbahaa lain, baru sja memutar tubuh Bayu telah menahan gerakanya hingga mohini, Sduarasna memiliki kesempatan memukul lawan 'blaaaaaaaar' keemapt murdi Sanjaya berhasil memukul lagi orang tanpa memberi ampun sedikitpun Sapta Patla keluarkan pukulan jrus Candragohmuka yang sangt panas, saking panasnya tubh msuh merka suha menadi abu ditiup angin 'hebat' jingkrk Tri Suputra.

'berdasakan alasan-alasan logika ang pernah disiplin sssruthi yang myatakan bahwa kereta-kerta kuda tersebut tidak eksis, diteerimaa dan diilusikan oleh yang bermimpi. oleh karnea itu rsi mengatkan bahwa sruthi sendiri juga menagatkan bahwa penglaman-penglama mimpi itu sebenrnya adalah bersifat ilusi, demikian juga Srut menyabdakanya melalului logka dan alasan-alasan'' kataseroang kakek tua berpakian serba kuning, dipunggung sang kakke beergambar gunung dikelailingi lautan diaana terdapt palu ditengahanya sudah menatap dengahambar kearah tiga orang nak ashrama Bambu 'bau yang tidak asing' katanya setlah berssyair tadi.

'berbagai obyek-obyek yang muncul didlaam mimpi bersipat ilusif karena obyekobyek ini dipancakan utnuk hadirdenga alasan yang sma, berbagai obyaek yang dilihat dialam sadar ini sama sja sifatnya, sseyogyanya dianggap Ilusi juga pergedaan satupsatuya adalah terbatasnya sspasi did alam mimpi karnaa semua obyek mimpi telihat id dalam disir sendiri' seroang kakek kurus kering menucap serpti baru bagnun mengucek matanya, matanya menatap serius bena yang ada dipinggang Sseya, ari mulutnya tersenyum senyuman aneh, seprtinya adasesuatu di keapla orang, mungkin sebuah ingatan telah berkumandang.

Sumitra memandang perwujudan kedua kkek berbau apek, dari tadi dia seuh tidak tahan denga bay yang kaelaur dari tubuh kedua kakek 'maafkanlah, hamba yang tendah, tidak megnetahui seapakah adanya anada roang tua, bilaberkenen tlong perkenalkan diri anda berdua' tanya Arya Indraguna denga merndah kedua kakek tertawa leapas beeetap tercocang ruanga itu 'diantara semau makluk, hana manusia jugalah yang dapt melaksanakan perbuatan yang bai maupn yang buurk, jrusru dalam melbur yang buruk menjadi baik itulah merupakn tujuan hidup manusia, anak muda kurang kau memang sepos dia, hahaha,".

kake yang krus kering menatap denga serius pada Surya sambil bergumam 'oleh sebab itu jangalah bersedih hati wlauapun hidupmu tidak makmur, malahan dalam hidup sebagai manusi hendaknya budipikirna itu diperkuat, karena menjelamaya ktia menadi manusia ini amt suakr diperoleh walaupun, kelahiran adimansia merana sekalipun" lalu mekra berdua sling menatap tertawa, serntah tanap merkabberdua sadari SUmitra mencoba mengingat siapakah adanya dedua kakek ini 'apakah kalian?, yang mungkin adanya ekduakake yang mungkin kalian' keduaroang lalu mentap Sumitra 'anak muda bilak au dap menebak kenapa tidak katakan sekrang!'.

'ssesungguhya menjelama sebagai manusi ini adalah sutu yhal yang utama, karena hanay menusialah yang dapt menolong diirnya sendiri dari kesengsaraan, yaitu denggjalan berbuat bik, itulah keuntungan menjadi manusi, jadi katakan sekrang apling tidka kau menolong temamu dari ketidak tahuan, roang-orang yang berpikir luas berbicara tentnag persamaan alam sadar dan alam mimpi dalam boyek-obyek ini yang ditema dikedua tahap inia dan berdaadarkan alasan-alasan yang telah diuraikan di pembicaraan sebelumnya' katakakek kurus kering meyambut ucapan yang tadidiengaddungkan oleh Kakek berbaju kuning sambil tersenyum.

Sumitra pegang daru ddenga teluncjuk, siku kana berotpang lenga kir, dia mulai berjalan 'sutu yang bersispatn on eksispadapermuluanya dan pada kahrinya juga bersifat non eksis bahkan pada ssaat ini juga berbagia obyek ini ibaratnya bergai ilusiyang kitalihat, namun obyekpobyek ini dianggap sebagai hal yang nayta' lalu berhenti menuding kakek berbajukuning, tapa terkejut kake berbaju kuning lau megnhindar dari seranga Sumitra 'bila hamba tidak slaaha aaanda adalah orang mencelakai kakak hamba Ckarawayu' sorang berbaju kunig mendnegus dia maenatap Sumitra 'kau adik bocah ssekarat tempo hari, kalain benar slah sangka, oh kok begini jadinya?'

Ashrama Bambu 1 : Urusan Sepuluh Tahun LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang