Chapter 20 : Penyelesaian Masalah

14 6 0
                                    

"Udah nangis nya?"

Aku segera melepaskan pelukanku dan mundur.

"Maaf,maaf aku-"kata ku sesenggukan sambil menghapus air mata ku.

"Ayo Lo gue antar ke Rumah Sakit dekat sini.Biar luka Lo dirawat dulu."tawar Kenzo sambil berdiri.

"Eh,gak usah.Aku mau langsung pulang aja."kataku sambil berusaha berdiri.Kemudian dengan sigap Kenzo memegang tangan ku.Aku menatap manik mata nya dengan lekat.Entah kenapa saat aku memandang dia terasa teduh dan tenang."Aku mau pulang aja.Kamu antar aku pulang aja."kata ku sambil gugup.

Kenzo memegangiku sampai masuk kedalam mobilnya.Didalam mobil aku melihat lutut ku.Ternyata luka nya memang parah dan sakit tetapi tidak sesakit hati ku saat ini.Sepanjang perjalanan aku hanya menunjukkan arah pulang ke rumahku kemudian melamun.Dikepala ku terngiang tamparan yang sangat keras dari Mama yang membela pria itu.

"Cla,udah sampai."kata Kenzo menarik lengan baju ku.Aku kaget ternyata Kenzo tau namaku.

"Makasih."kata ku sambil menutup pintu mobilnya.Dia hanya mengangguk kan kepalanya saja.

Semoga luka di hatimu segera pulih seperti dulu.Gue gak tau kenapa kalo lihat Lo katak gini,gue ikutan sedih.
kata Kenzo dalam hati sambil tersenyum sendu.

Aku melangkahkan kaki ku menuju gerbang rumah yang berlapis cat hitam dan kuning emas itu.Satpam langsung membukakan pintu untukku.

"Ya ampun Non kenapa?"tanya pak satpam saat melihat penampilanku yang lusuh,compang-camping,dan ada darah yang keluar dilutut ku hingga darah itu mengering.

Aku tersenyum dan menggeleng,"Gak papa kok Pak."

"Non,tadi nyonya cariin Non Clara."kata pak satpam sebelum aku memasuki rumah.Aku hanya mengangguk dan masuk.

Apa peduli Mama aku pulang atau enggak.Kata ku dalam hati.

Clekk..

Aku masuk dan melihat Ayah duduk diruang tamu sambil meminum kopinya.Terlihat disana ada kak Raisa yang membantu Luzi mengerjakan PR.

"Kak Ra?!Kakak kenapa?"tanya Luzi yang kaget melihat aku berdiri di pintu.

Kak Raisa dan Ayah langsung menatap ke arahku.Ayah berdiri dan memegang pundak ku sambil berkata,"Astofirulloh Ra kamu kenapa?Kaki kamu?Kenapa kaki kamu berdarah?"cemas Ayah melihat keadaan ku.

"Ra,kamu kenapa?"tanya Kak Raisa yang ikut khawatir kepadaku.
Mama mengintip dari dapur dan segera ikut keluar.Kutatap raut wajah ayah lamat-lamat.

Ya Allah kenapa kau memberikan cobaan ini kepada Ayahku.Apa salah Ayahku ini ya Allah.Aku tidak tega melihat Ayah sakit hati.Tanpa terasa air mataku menetes dengan derasnya.Kupeluk Ayah erat-erat sambil menangis sesenggukan.Sontak semua orang bingung dan khawatir ada apa sebenarnya dengan ku.

"Ayo kamu duduk dulu.Luzi kamu ambilkan air minum.Raisa kamu ambil kotak obat dilaci"kata Ayah sambil memegangiku untuk duduk.Mama datang dan langsung memelukku.

"Maaf kan Mama sayang.Mama tidak bermaksud-"ucapan Mama terpotong oleh suaraku.

"Cukup!Sudah cukup,berhenti sandiwara dan lepas topeng Mama."sentak ku sambil memaksakan berdiri.Kurasakan nyeri di lutut ku yang mengeluarkan darah lagi.

"Clara!!Kamu kenapa bentak-bentak Mama?!"bentak Ayah.

"Ayah...jika Ayah mengetahui kenyataan nya maka Ayah aku kecewa dengan wanita ini."kata ku sambil menatap tajam ke arah Mama.Aku tau bahwa berteriak dan membentak Mama adalah salah tetapi perih yang aku rasakan dan emosi yang menggebu-gebu dalam diriku tidak bisa ku sembunyikan lagi.

Choose Love Or Game?🎮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang