Gimana kabar kalian? Baik kan?
Kira-kira di part kali ini, apa ya yang bakalan dialami Ran?
Penasaran?
Cuss langsung aja yuk!!
Let's enjoy
▫️▫️▫️
Gracia menangis tersedu-sedu. Pelamaran papanya tidak berjalan sesuai ekspektasinya. Jona yang sedang menggendong gadis kecil itu hanya menepuk-nepuk punggung mungil itu, mencoba menenangkan Gracia akan kejadian yang baru saja terjadi.
Jona sendiri juga merasakan hancur yang amat parah. Untuk yang kedua kalinya, Ran menolaknya.
Namun kali ini, dia bukan hanya sakit hati. Dia juga menyerah.
Tepat ketika dia menyatakan perasaan dan keinginannya untuk menikah dengan Ran, saat itu muncul seseorang yang sangat tidak terduga.
"Will you be mine?" Tanya Jona sekali lagi. Ran menatapnya dengan tatapan tidak dapat ditebak.
"Ran?" Tidak, itu bukan suara Jona. Melainkan suara Nino.
Ran menatap Nino dengan bingung. Dia tidak mengenal pria tampan itu.
"Ah perkenalkan nama gue Nino. Gue sahabat sekaligus dokter pribadi Alfian" jelasnya.
Mendengar nama Alfian, raut wajah Ran berubah. Ada rasa bahagia dan sedih disana.
"Tadinya gue mau datang ke alamat rumah lo yang gue dapat dari catatan penting milik Alfian. Eh, gak disangka kita ketemu dengan cara gue yang gak sengaja mendengar nama lo disebut sama nih laki-laki" Ujar Nino.
"Mau apa kamu datang ke rumahku?" Tanya Ran waspada.
"Gue mau ngomong sesuatu ke lo. Soal Alfian. Ini penting, dan gue harap lo gak nerima lamaran dari mantan bos nya Alfian ini" Nino mengucapkannya, selanjutnya berlalu melewati Jona yang sudah berusaha menahan rasa malunya karena berlutut dihadapan wanita yang dia lamar itu, ditambah lagi banyak orang yang menyaksikan.
Ran terdiam di tempatnya beberapa detik, hingga akhirnya Ran berdiri dan menatap Jona penuh sesal.
"Maaf, tapi Alfian adalah pacar saya. Dan hubungan kami sedang tidak baik-baik aja. Saya harap kamu bisa paham." Ucap Ran dan hendak mengikuti langkah Nino.
Namun, langkah Ran harus terhenti ketika sebuah lengan kecil menahannya.
Gracia menahannya.
"Kak, jangan pergi. Atau terima papa dulu, baru boleh pergi" Ucapnya dengan wajah memelas.
Jona dapat menangkap perasaan bersalah dari wajah Ran.
"Maaf, Gracia. Tapi kakak udah punya pacar. Kakak gak bisa sama papa kamu. Maaf ya?" Jelas Ran, dan setelahnya dia melepas genggaman Gracia dan mengikuti arah Nino melangkah.
Ran meninggalkan Gracia dan tidak menoleh sedikitpun.
Dan setelah bayangan Ran tidak terlihat lagi, Gracia mulai menangis kencang. Jona merasa sedih akan putrinya dan kejadian malam ini.
Meski sedih, Jona sudah memperkirakan hal ini terjadi mengingat mereka belum mengenal lebih jauh.
"Jangan nangis lagi, ya? Kak Ran mungkin ada janji sama temannya" Hibur Jona sembari mengelus rambut halus milik Gracia.
Gadis kecil itu sesenggukan sambil menatap Jona ragu. Meski dia tahu Ran menolak papanya, namun melihat Jona yang sudah berusaha keras untuk menghiburnya, Gracia berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saya Terima
General Fiction"Kamu mau gak jadi istri saya?" "Hah? Gimana? Gimana?"