Maaf kalo banyak typo
Selamat membaca!Suara kecipak air timbul dari kaki seorang bocah berbalut atasan putih yang tak sengaja menginjak genangan air. Gerak-geriknya tampak tak peduli dengan air yang terciprat ke celana seragam bermotif kotak-kotak merahnya. Ia justru mendengus kesal karena kacamatanya dipenuh titik-titik air. Hal itu membuat penglihatannya semakin tidak jelas.
Tin.
"Lho Mama kok bisa sampai sini?" tanya bocah itu terkejut.
"Kamu ini ditungguin pulang malah hujan-hujanan. Mama udah bawain payung malah nggak dipakai. Terus juga kenapa nggak nebeng temanmu?" gerutu wanita itu.
"Eh? Hehehe maaf ma. Tadi ada ekskul." Bocah itu nyengir.
"Yaudah sini bareng mama," ucap wanita itu seraya menepuk jok motor bagian belakang.
Hachi. Bocah tadi mengusap-usap hidungnya yang terasa gatal. Ibunya sudah sering memeringatkannya untuk tidak bermain hujan karena anak semata wayangnya mudah terserang flu. Tadi sang ibu memarahinya habis-habisan setelah mereka sampai di rumah.
Bocah itu keluar dari kamar mandi bersama lilitan handuk di pinggangnya. Ia menuju meja makan untuk menyantap makanan serta obat yang sudah disediakan ibunya.
"WAR WANARAT RATSAMEERAT! UDAH TAHU SAKIT MASIH BERANI TELANJANG DADA?"
Ibunya segera melemparkan kaos berlengan panjang kepada War. Tak mau ribut dengan ibunya, War menangkap kaos tersebut lantas buru-buru mengenakannya. Kemudian sang ibu menduduki kursi yang berhadapan dengan War. Hening. War sibuk dengan makanannya sedangkan sang ibu asik dengan pisau dan sekeranjang apel.
"War, belum ada info pengambilan rapor bayangan?"
War melirik singkat ke arah ibunya. "Belum ma."
Tidak mau ditanyai macam-macam oleh ibunya, setelah meminum obat War angkat kaki dari ruang makan menuju kamarnya.
Ting.
War mengambil ponselnya dari meja nakas.
[warwr] y i n (ananwong) accepted your follow request.
War menatap ponselnya dengan senyum yang berbinar di wajah tampannya. Ia melemparkan tubuhnya di atas kasur, memeluk erat guling serta menginjak-injak kecil kasurnya.
◍ ◍ ◍
Suara ribut-ribut terdengar dari kamar War. Padahal ini masih pagi buta. Tangan bocah itu meraba meja nakas serta kasurnya. Ia kehilangan kacamata bulatnya. Pasalnya ia ingat bahwa tadi malam ia tertidur masih dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Semalam ia terlalu asyik menyelami akun instagram milik kakak kelasnya itu.
War mulai merangkak dan meraba kolong kasurnya. Kacamatanya sudah terlihat. Letaknya agak di tengah kolong kasur. Ia terus merangkak tanpa melihat sekelilingnya. Merangkak sedikit lagi ia akan-
Dugh
-menabrak meja nakas. Bersamaan dengan itu, ia telah mendapat kembali kacamatanya. Kemudian ia duduk di tepi kasur. Tangan kirinya mengelus kepalanya yang mungkin sedikit benjol. Sedangkan tangan kanannya meraih ponsel dan mengetikkan sebuah pesan.
[War]
Jemput gue. Jangan telat! Ntar pulang gue nebeng lo juga.Jam dinding menunjukkan pukul 06.15. Nyonya Ratsameerat tengah merapikan pakaiannya di hadapan cermin. "War, sarapan udah ada di meja. Mama berangkat ngantor dulu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Waruru [YinWar]
FanfictionA YinWar Fanfiction by LeanOnLeaf [On Going] War Wanarat Ratsameerat, sosok yang berhasil menyembunyikan perasaannya kepada Yin Anan Wong selama satu tahun. Namun bagaimana jika War mulai tergerak untuk mengungkapkan perasaannya pada Yin dengan bers...