3 Bertemu Darrel

355K 3.4K 20
                                    

"Awhhh!!!" Farrel memegang lututnya yang berdarah karena terjatuh ketika akan menengok makam ibunya. Alhasil, bunga tabur yang ia bawa berserakan dimana-mana. Anak itupun menangis sejadi-jadinya.

Farrel kecil sangat sedih ketika bunga yang telah ia siapkan untuk ibunya berceceran di tanah.

"Papa obati kakinya ya?" Darrel langsung membantu anaknya berdiri dan hendak menggendongnya. Namun bukannya menurut, anak itu justru menangis kencang dan terus memberontak.

"Sayang..." Darrel mencoba menenangkan anaknya.

"Mama.... " Isaknya tersedu-sedu.

"Kita beli bunga lagi buat mama, ya?"

"Mama.... "Isaknya lagi. "Farrel kangen mama!!!" Tangisannya semakin pilu sekarang. Sudah setahun anaknya selalu seperti ini.

Menangis tanpa henti, memanggil mamanya, mengalami gangguan tidur, makan, psikis, oh Tuhan.... sangat berat sepertinya untuk Farrel melepas sosok yang telah melahirkannya kedunia.

Darrel menghembuskan nafas panjang dan lelah. Mau sampai kapan putra kecilnya terus terpuruk seperti ini? Darrel harus bagaimana? Semua psikolog hebat sudah ia kerahkan untuk menangani kondisi putranya. Namun belum ada yang berhasil membuatnya kembali seperti sedia kala. Darrel takut jika putranya semakin down, semakin parah dan harus di rawat di rumah sakit jiwa.

Tidak, tidak akan Darrel biarkan hal itu terjadi!

Darrel merasa ini semua salahnya. Andai ia tidak egois memisahkan Farrel dari ibunya. Andai ia tidak terbawa emosi dan langsung menceraikan Anna, ini semua tidak akan terjadi.

"Kenapa anaknya?" Suara seorang wanita tiba-tiba menggema serta mengalihkan fokusnya. Wanita muda asing, namun terasa sangat akrab. Darrel ternganga karena merasa sangat mengenalnya, namun entahlah.

"Bunganya tumpah ya sayang? Ini pakai bunganya tante aja." Wanita itu meraih tubuh kecil Farrel, lalu mendekap serta mengusap punggungnya dengan lembut.

Hal itu seperti tak asing dimata Darrel. Dulu ketika Anna masih hidup dan melihat Farrel menangis, itulah yang ia lakukan.

Darrel menatapnya lagi dengan seksama. Mata itu... kenapa juga sangat mirip dengan Anna? Gaya bajunya, sikap lembutnya, dan perlakuannya kepada Farrel, semua persis seperti Anna.

Apa wanita itu jelmaan Anna yang dikirim dari surga? Darrel menggeleng karena pemikiran kolotnya tersebut.

Brianna berkaca-kaca menatap anak kecil yang ada dihadapannya. Jadi ini anak dari almarhum Anna? Kenapa hatinya sedih sekali melihat keadaan Farrel seperti demikian? Kurus, matanya menghitam, murung, sedih, padahal dia tidak kenal dan bukan siapa-siapanya.

"Mama... "

"Iya sayang. Kamu mau ketemu mama ya?" Brianna mengusap airmata dari pipi mungilnya.

"Iya." Jawabnya sambil tersedu

"Yang mana makamnya sayang? Ayo kita temui." Farrel menunjuk makam ibunya yang tak jauh darisana. Brianna pun menggendongnya berjalan menuju makam tersebut, lalu ikut menaburkan bunga disana.

Seketika airmatanya turun ketika melihat nissan bertuliskan nama Anna Leonard. Jadi itu kuburan dari wanita yang telah menolong dan mengubah hidupnya? Brianna berjanji akan memenuhi permintaannya, Brianna akan menjaga putranya dengan baik.

"Kamu sayang banget sama mama, ya?"

Anak itu mengangguk lalu menangis sedih. Brianna memeluknya dengan erat mencoba menghibur. Bibir Brianna mendesis pelan untuk menenangkan si kecil yang terus terisak.

Into Your SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang