Note : Warning! Untuk kesekian kalinya. Rate nya agak beresiko. Ini adegan singkat lanjutan dari chapter sebelumnya. Kalau ada yang masih di bawah umur atau ga nyaman baca yang beresiko begini bisa di skip ya chapter ini :)
xoxo
_______
Cahaya mentari menghangatkan tubuh kami yang masih berbaring di karpet. Entah sejak kapan, saat ini tubuh polos kami telah terbungkus selimut tebal. Nyala api perapian yang semalam menemani kami kini telah padam.
Aku merasakan hangatnya tubuh Lucas di punggungku. Dia masih memelukku dengan erat. Aku berusaha membalikan tubuhku menghadap dia. Melepas tangannya yang dari semalam tidak bisa lepas dari tubuhku.
"Suamiku.." Akhirnya aku berhasil membalikan badan menghadap pria tampan ini.
Jari jariku menelusuri wajahnya. Mulai dari rambut hitamnya, membelai setiap helai rambut tidurnya..
"Milikku.."
Mengelus bulu matanya yang panjang. Membayangkan mata ruby nya yang menyala nyala tadi malam.
"Ini juga milikku.."
Tanganku terus menelusuri hidungnya yang mancung, hingga turun ke bibirnya, menyentuh bagian itu lebih lama.
Mengingat rasa bibirnya di bibirku. Manis seperti madu."Semuanya milikku.."
Wajahku tersipu mengingat setiap hal yang dia lakukan semalam. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali kami melakukan ini, tapi tetap saja mengingatnya membuat wajahku panas. Pria ini semakin mengetahui titik kelemahanku.
"Kamu nakal Lucas.."
Terakhir aku menyentuh dada bidangnya. Aku bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat setiap aku menyentuhnya.
"Kamu milikku.. jangan dekat-dekat rubah lagi."
Aku memeluk pinggangnya dan menyenderkan kepalaku di dadanya, mendengar setiap detak jantungnya. Harum tubuhnya membuatku mengantuk lagi.
Sesaat sebelum aku menutup mata,aku merasakan tanganku digenggam."Kenapa tidak sekalian sampai bawah?"
Aku sedikit tersentak mendengar suara serak Lucas. Pria itu ternyata sudah bangun. Aku mendongakan kepala, melihat dia yang sudah tersenyum menyeringai.
Apa dia sudah bangun sebelum aku menyentuhnya? Ini memalukan. Aku ketahuan sedang menggerayangi suami di pagi hari. Tapi yah..setidaknya dia suamiku sendiri, bukan suami orang lain.
"Siapa yang nakal disini? Istriku senang sekali menyentuhku saat aku tidur."
"Ka..kamu sudah bangun daritadi?"
"Hmm.. setelah kamu menyentuh bibirku sangat lama?"
Gah. Kenapa tidak membuka mata kalau sudah bangun?
Aku merasakan tangannya di punggungku. Membuatku geli.
"Apa Nyonya belum puas setelah semalam kita hampir tidak tidur?"
Pagi ini tidak seperti biasanya. Aku tidak marah melihat dia yang sedang menggodaku.
"Kalau kujawab iya, apa Tuan Lucas bisa membantuku?" Jari jari tanganku sudah kembali menelusuri rahangnya. Memberinya sinyal bahwa aku menginginkan dirinya lagi.
"Tentu bisa Nyonyaku." Tak lama setelah aku melihat senyumnya, bibir kami bertautan. Kami mengulang apa yang kami lakukan semalam.
Kurasa kami akan pulang terlambat Atheia.
_____
"Atheiaaaa!! Papa dan mama sudah pulang!"
Aku berseru ceria saat memasuki kamar Atheia.Bayi mungilku sedang duduk di pangkuan kakeknya.
"Kalian lama sekali. Kukira kalian bisa pulang kapan saja setelah konferensi selesai." Claude yang sedang duduk santai di sofa menyambut kami dengan sinis.
"......" Aku tidak tau harus menjawab apa. Apa aku harus berbohong? Aneh sekali jika kujawab semalam kami menghabiskan malam panas di utara.
"Athanasia tidak melepaskan aku semalaman jadi aku tidak bisa membawanya pulang segera Paduka." Lucas yang ada di belakangku menjawab perkataan sinis Claude.
Wah pria ini melontarkan omong kosong macam apa lagi ini. Jelas jelas dia yang menahanku semalaman di pondok itu. Lupakan tentang tadi pagi, itu berbeda dari semalam.
"Benarkah? Jadi tujuan kalian ke konferensi untuk membuatkan Atheia adik baru?"
".....??!!!!"
Claude sudah bisa menebak apa yang akan terjadi apabila mereka pergi berdua tanpa Atheia.
"Kau salah soal membuat adik baru untuk Atheia. Tapi kami memang melakukan prosesnya." Lucas menjawab dengan santai.
..... Dua pria ini gila! Apa yang mereka bicarakan di depan bayi mungilku.
"Atheia..ayo mama gendong! Mama kangen."
Atheia melihatku dalam diam. Lalu dia berbalik membuang muka.
"Ugyaaa!!!"
Dia meraih baju kakeknya untuk memanjat ke pipi Claude.
"Ka..kek..kakek!! Gyahahaha" Dia menggesekan pipinya ke pipi Claude. Tertawa bahagia bersama kakeknya.
Masa kamu sudah begitu Atheia? Padahal hanya sehari kami meninggalkanmu.
'Heh.' Claude tesenyum menyeringai melihat reaksi kami berdua.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
Fiksi PenggemarDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...