"Semenjak kejadian itu semua tawaku palsu"
CINDY POV
Pukul 05.30
Aku tertidur digudang sampai pagi hari,tidur dilantai tanpa alas dan selimut.ketika pagi Aku terbangun dari tidurku,kurasakan dingin yang sangat menusuk,perih dan remuk rasanya tubuhku.Hatiku serasa di cabik-cabik ketika mengingat dan membayangkan betapa kejamnya Papa padaku,dia memperlakukanku seperti binatang dan seolah-olah aku tak punya perasaan.Aku berusaha bangkit untuk membuka pintu yang ternyata tidak dikunci.
"Shhhh pegel banget badan gue"-keluh Cindy sambil berjalan tertatih menuju kamarnya.
"Bagaimana anak nakal,apa hukuman yang diberikan Papa kamu semalam menyenangkan?"-tanya Nadin
Cindy berjalan melewati mama tirinya itu karna tidak selera berdebat dengan iblis bertopeng malaikat ini.
"Tidak sopan ya kamu,udah di hukum tapi tetap gak berubah juga,"-Sinis Nadine
"Saya tidak akan berubah selama anda masih di rumah ini"-sinis Cindy
Nadine mendekat dan membisikkan sesuatu membuat Cindy menggeram dengan mata membulat tak habis pikir."kamu yang akan segera angkat kaki dari rumah ini bukan saya"-begitulah isi bisikan Nadine.Cindy menormalkan ekspresinya menjadi seolah biasa saja akan acaman ibu tirinya itu kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Dikamar Cindy.....
"Huft....pucat banget muka gue,tapi kalau gue gak sekolah pasti Papa tetap maksa gue sekolah,"-ucap Cindy menatap malang dirinya dalam pantulan cermin kamar mandi.
Dengan tenaga seadanya Cindy melakukan ritual mandinya, menyiapkan segala keperluan sekolahnya,berkemas dan merapikan baju seragam ditubuhnya.Cindy mengoleskan liptint dibibir mungilnya untuk menutupi bibir pucatnya.Cindy juga mengenakan Sweater kuning untuk menyembunyikan lebam tubuhnya.
"Sempurna"-gumam Cindy berusaha mengukir senyum seolah kejadian semalam hanyalah mimpi.Cindy berjalan menuruni anak tangga menuju bagasi untuk mengeluarkan motor kesayanganya
"Eh..tumben neng Cindy jam segini udah berangkat sekolah, matahari aja belum terbit dari barat"-ujar Pak Ase seraya membukakan pagar untuk Cindy
"Whahaha Pak Ase bisa aja,mana ada matahari terbit dari Barat yang ada dari Timur kali Pak"-ujar Cindy dengan nada tawa palsu seperti biasanya.
"Oh iyanya neng,perasaan dulu guru Fisika saya ngajarin gitu ke Bapak"-ujar Pak Ase lagi
"Aishh sejak kapan guru fisika ngajarin tentang arah matahari terbit dan terbenam Pak?"-tanya Cindy bercanda
"Heehehe becanda neng,Bapak aja gak tamat SD"-ujar pak Ase
"Loh kalau gak tamat SD kok bisa jadi satpam?"tanya Cindy heran
"Hehehe karna saya mantan Preman neng dan pernah bantu pak Pras dari kejahatan preman,jadi Pak Pras percaya kalau saya bisa jaga Rumah ini,"-Curhat Pak Ase
"Oh gitu toh saya baru tau,tapi Bapak udah beneran Tobat ?,"-tanya Cindy
"Udah tobat kok neng,Raga bapak udah jadi Preman pensiun alias tua tapi jiwa Bapak masih darah muda"-ujar Pak Ase menaikkan dagunya seraya menepuk-nepuk dadanya.
"Hehehe si bapak bisa aja,yaudah aku berangkat ya Pak"-ujar Cindy mengulurkan tangan hendak menyalim tangan Satpamnya
"Ehh ehhh gak usah neng pakai salim segala"-tolak Pak Ase
"Itu telapak tangan Bapak kenapa?coba siniin"-ujar Cindy sok serius
"Emang kenapa neng?,"-ujar Pak Ase mengulurkan tangan pada Cindy.
"Cup",-Cindy mencium punggung tangan Satpamnya Tulus kemudian melajukan motornya membuat Pak Ase melongo ditempat.
"Nak Cindy memang baik hati ,meski hidup penuh dengan kemewahan Dia tetap rendah hati sama seperti mendiang Mamanya"-ujar mang Supri sisupir yang sejak tadi menyaksikan percakapan Pak Ase dan 'nona mudanya'
"Wastaga"-Pekik Pak Ase kaget."iya pak bener,saya pun kaget melihat tingkah neng Cindy yang rendah hati"-jawab Pak Ase.Kemudian mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing .
Di Sekolah....
Cindy sampai disekolah kemudian memarkirkan Motor ninjanya,hanya ada 1 mobil disana karna memang ini masih sangat pagi,bahkan waktu masih menunjukkan pukul 06.15 WIB.Cindy berjalan terus dikoridor sekolah yang masih amat sepi,tiba-tiba ketika sampai di persimpangan lorong,
Brakk...
"Akh..."-ringis kedua remaja yang saling tersungkur di lantai."Jalan tuh pakai kaki tapi gunain mata juga dong,"-Omel Cindy yang berusaha bangkit.
"Ehh sorry ya soalnya gue bawa buku banyak,jadi gak liat ada lo"-Ujar si cowok yang ternyata Brantara ,cowok itu mengulurkan tangan untuk membantu Cindy,walau Bran tau Cindy tak akan mau menerima uluran tangannya.
"Makasih"-ujar Cindy berdiri menerima uluran tangan Bran membuat si empunya tangan sedikit kaget.
"I..iya sama-sama"-ujar Bran merasa sedikit gugup.
"Sini gue bantu lo bawa bukunya"-tawar Cindy tulus.
"Eh makasih ya "-Ujar Bran seraya memungut buku yang berserak di lantai dan dibantu oleh Cindy.Tangan mereka bertemu pada 1 buku bersampul merah,mereka saling bertatapan membuat mata kedua remaja itu saling terkunci beberapa detik sampai akhirnya Cindy lebih dulu memutuskan tatapan mereka.
"Mau dibawa ke perpus?"-tanya Cindy saat sudah berdiri dengan setumpuk buku ditangannya.
"Iya"-ujar Bran sambil berjalan menuju Perpustakaan membuat Cindy mengekor dibelakang.
Selesai meletakkan buku di perpustakaan kedua pelajar itu berjalan keluar.
"Makasih ya dek "-Ujar Bran
"Dek dak dok,jangan sok tua lo"-sewot Cindy seraya mengenakan sepatunya yang dilepas ketika hendak masuk perpustakaan.Cindy merapikan seragamnya setelah selesai mengikat sepatu,Ia hendak melangkah menuju kelasnya.
"Baru juga 5 menit kelihatan kalem sekrang balik lagi ke mode singa"batin Bran. "Kan memang lo adek kelas gue"-ujar Bran Berjalan mengikuti Cindy.
"Bodoamat gue gak suka dipanggil adek"-Kesal Cindy dengan wajah cemberut.
"Haahaha muka lo dikondisiin udah jelek malah di jelek-jelekin,"-Ledek Bran membuat Cindy melotot.
"Awas aja lo sampai suka ama gue"-balas Cindy makin jutek
"Emang udah suka"-jawab Bran
"Trus kenapa lo ngatain gue jelek?"-Tanya Cindy
"mulut gue yang ngomong bukan gua"-Elak Bran.
"Emang mulut yang ngomong yakali idung lo"-Kesal Cindy
"Yaudah lo salahin mulut gue dong bukan gue nya"-ujar Bran lag
"Dihh aneh lo"-ujar Cindy berbelok memasuki kelasnya.
"Emang gue aneh,dan lebih aneh lagi setelah gue kenal lo"-Gumam Bran.
Jangan lupa vote dan komen sayang😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My Poor Life(On-Going)
Novela Juvenilkisah seorang gadis yang hidup penuh dengan sepi bahkan tak ada kata Tawa dalam kamus hidupnya,gadis itu bernama CINDY CRISTINA ADMADIJAYA sampai kehadiran seorang gadis bawel yang menujukkan pada Cindy makna hidup yang sebenarnya dan mengajarkan...