PERJODOHAN

17 10 2
                                    


"Wes nduk, wes mari lamaran. wes nentuin tanggal juga kari ijaban karo resepsi"

Deg!!! Lamaran? Kapan? Aku yang akan menikah malah tidak tahu bahwa sudah lamaran.

Memang tadi pagi aku pergi ke kota sebelah, diajak mas Rian untuk main ke rumah buleknya. Aku dan mas Rian mas ada ikatan saudara jauh, ini pun pertemuan kami yang ketiga.

Disana aku tidak bertemu bulek, kata adik mas Rian, mak Mi sedang keluar sebentar dengan keluarga entah kemana dan aku diminta untuk menunggu sebentar sambil menemaninya menjaga warung.

Karenanya aku kaget saat sampai dirumah teryata keluarga besar kemari untuk melamarku. Bapak hanya diam melihat ku yang masih kaget tidak percaya dengan yang sedang terjadi. Aku sendiri masih belum siap untuk menikah diusia yang masih terbilang belia.

Aku Liyana tinggal berempat bersama bapak, kakak pertama dan kakak iparku. Sebelumnya aku tinggal dirumah biyung orang yang merawat ku dari kecil, biyung tinggal beda kecamatan dengan kami. Menurut biyung, aku dibuang bapak pada saat kecil namun bukan di buang dalam arti yang sebenarnya.

Sebelum tinggal bersama biyung aku tinggal bersama dengan bapak, ibu tiri berserta 2 kakak perempuanku. Kata bapak mama meninggal di saat aku lahir. Di umur 5 tahun, aku sempat jatuh sakit dan sempat meninggal selama 2 jam. Saat itu aku merasa berada dilorong yang panjang dan gelap, ada kamar ditiap sisinya. Setiap kamar diisi dengan satu dipan dan meja berisi lampu teplok. Namun saat aku akan masuk ke salah satu kamar ada suara tanpa wujud .

  "sekarang belum waktunya kamu disini, kembalilah"

Saat itu ada sinar putih yang menuntunku kesinar tersebut dan waktu membuka mata, tampak bapak dan kedua kakaknya menangis. Jangan tanya bagaimana dengan ibu tiri, ibu bersikap seakan tak ada kejadian apa apa.

Setelah sehat aku dibuang dihalaman rumah "sekarang kamu kubuang, siapa yang akan ngambil kamu disitu kamu tinggal" kata bapak.

Setelah berembuk, biyung yang mengambil dan membawa ku pulang ke rumahnya. biyung merupakan janda beranak 2, saat ditanya kenapa tidak menikah lagi biyung hanya menjawab bahwa kalau ingin setia dengan suami meski sudah tak bersama didunia.

Rumah biyung berukuran 6x6 m, terbuat dari anyaman bambu. terdapat 1 ruangan yang digunakan untuk tidur dan kegiatan lain nya, dapur dan kamar mandi berada di luar rumah. Terdapat 1 dipan yang dan 1 neja juga kursi. Dirumah biyung hari hari sama seperti dirumah bapak membersihkan rumah, menimba air disumur dan masak. Paling tidak disini makanan bukan makanan basi...

Untuk mengisi waktu selain sekolah aku gunakan dengan angon kambing tetangga biyung, dengan hasil yang lumayan kala itu. Hasil angon sapi kutabung ditabungan ayam untuk membeli sepeda.

"Biyuuunggg, tabungan ku mana???" aku betanya pada biyung saat melihat tabunganku berserakan dilantai saat pulang sekolah. aku menangis dan marah saat melihat isi tabungan sudah tak ada, membayangkan aku menabung bertahun tahun, dan saat sudah penuh uangnya sudah tidak ada.

"Biyung ambil buat beli kambing biyung, nanti kamu yang angon" dengan enteng biyung menjawab sambil meracik sirih dan d masukan ke mulutnya.

"Tapi itu tabunganku biyuuunnnggg, buat beli sepeda. aku sudah lama pengen sepeda" tergugu aku meratapi tabungan hasil angon kambing yang sudah berserakan tanpa ada isinya.

"Anggap itu biaya hidup kamu selama disini, toh  kamu masih bisa jalan kaki kalau kemana mana" jawab biyung

"Pokoknya aku ga ikhlas, sampe MATI aku ga akan maafin biyung. Aku disini juga ga makan minum gratis, aku kerja disini buat biyung sama anak anak biyung. Sampai kapanpun aku ga bakal IKHLAS tabunganku biyung ambil" Aku sangat marah hingga tak sengaja keluar kata kata yang akan kusesali dikemudian hari. Biyung hanya diam melihatku menangis tersedu sedu sambil membersihkan pecahan tabungan ayam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ujian PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang