Sedang ramai dibicarakan di beberapa media massa, bahwa dikabarkan orang yang bernama “Muhammad” mendapat perlakuan khusus di bandara. Namun bukan hal ini yang akan kita bahas, melainkan tentang adakah keutamaan khusus bagi orang yang bernama “Muhammad”, selain Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam. Dan apakah dianjurkan memberi nama “Muhammad” pada anak?
Tidak Ada Keutamaan Khusus
Terdapat beberapa hadist yang tidak shahih bahkan maudhu’ (palsu) yang dinisbatkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai keutamaan bagi mereka yang bernama dengan nama “Muhammad”. Bahkan sebagian hadits tersebut memberikan ancaman bagi orang yang tidak mau memberikan nama anak mereka dengan nama “Muhammad”.Misalnya hadits palsu berikut:
مَنْ وُلِدَ لَهُ أَرْبَعَةُ أَوْلادٍ ، فَلَمْ يُسَمِّ أَحَدَهُمْ مُحَمَّدًا لَمْ يَدْخُلْ حُبُّ مُحَمَّدٍ قَلْبَهُ .
“Barang siapa yang mempunya empat orang anak kemudian tidak memberikan nama salah seorang dari mereka dengan nama ‘Muhammad’, maka tidak masuk rasa kecintaan kepada (nabi) Muhammad dalam hatinya.”
Kemudian hadits palsu berikut,
من ولد له مولود فسماه محمداً تبرّكّا به كان هو ومولودُهُ في الجنة
“Barang siapa yang mempunyai anak kemudian diberi nama ‘Muhammad’ dalam rangka mencari keberkahan, maka dia dan anaknya akan berada di surga”
Hadits di atas di nilai palsu oleh banyak ulama seperti Imam Adz-Zahabi dalam Talkhis kitab Al-Maudhu’aat, Ibnul Qayyim dalam Al-Manarul Munif , syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ad-Dha’ifah dan ulama lainnya.
Bahkan hadits -hadits yang menceritakan tentang keutamaan bernama dengan “Muhammad” tidak shahih semuanya. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan,
هذا الحديث مكذوب ، وموضوع على الرسول ـ صلى الله عليه وسلم ، وليس لذلك أصل في السنة المطهرة ، فكل ما جاء في هذا من الأخبار لا أساس لها من الصحة ، فالاعتبار بإتباع محمد ، وليس باسمه ـ صلى الله عليه وسلم ، فكم ممن سمي محمداً وهو خبيث ؛ لأنه لم يتبع محمدا ولم ينقد لشريعته ، فالأسماء لا تطهر الناس ، وإنما تطهرهم أعمالهم الصالحة ، وتقواهم لله ـ جل وعل ـ
“Ini adalah hadits dusta dan palsu, bukan perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukanlah termaduk sunnah yang suci. Semua hadits-hadits mengenai hal ini (keutamaan bernama dengan ‘Muhammad’) tidak ada dasarnya untuk dibilang shahih. Yang menjadi patokan adalah mengikuti ajaran nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan mengikuti namanya. Betapa banyak orang yang bernama Muhammad akan tetapi kelakuannya tidak baik karena tidak mengikuti ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak patuh terhadap syariat. Nama tidak mensucikan orang, yang mensucikannya adalah amal shalih dan takwa kepada Allah.”1
Adapun hadits shahih Bukhari-Muslim berikut,
سَمُّوْا باسمي ولاتَكَنَّوْا بكنيتي، فإني أنا أبو القاسم
“Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan ber-kun-yah dengan kun-yah-ku. Kun-yah-ku adalah Abul Qasim” 2
Ulama menunjukkan hanya kebolehannya saja karena setelahnya ada larangan agar tidak bernama dengan nama kun-yah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Termasuk sunnah memberikan nama anak dengan nama Nabi dan orang shalih
Memang orang yang bernama “Muhammad” tidak memiliki keutamaan khusus. Akan tetapi bagi orang tua hendaknya bersemangat memberikan nama anak-anak mereka dengan nama Nabi dan orang shalih. Karena ini adalh contoh dari para sahabat, ulama dan merupakan sunnah. Merupakan sunnah memberi nama dengan nama para nabi terlebih nama nabi kita yang mulia “Muhammad” shallallahu ‘alaihi wa sallam.Imam Bukhari rahimahullah membuat bab dalam shahih Bukhari
باب من تسمى بأسماء الأنبياء
“Bab (anjuran) memberi nama dengan nama para nabi”
Demikian juga Imam Muslim membuat bab dalam shahih Muslim
مسلم باب التسمي بأسماء الأنبياء والصالحين
“Bab (anjuran) memberi nama dengan nama para nabi dan orang-orang shalih”
Kemudian Imam Muslim membawakan hadits,
عن المغيرة بن شعبة. قال: لما قدمت نجران سألوني. فقالوا: إنكم تقرؤن: يا أخت هارون. وموسى قبل عيسى بكذا وكذا. فلما قدمت على رسول الله صلى الله عليه وسلم سألته عن ذلك. فقال (إنهم كانوا يسمون بأنبيائهم والصالحين قبلهم).
Dari Mughirah bin Syu’bah ia berkata : Ketika aku tiba di Najran, orang-orang bertanya kepadaku : ”Apakah engkau memahami ayat ”Hai Saudara perempuan Harun” (QS. Maryam : 28) sedangkan Musa itu hidup jauh sebelum jaman ’Isa. Apakah maksudnya begini dan begini ?”. Setelah aku bertemu dengan Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam dan menanyakan tentang hal tersebut, maka beliau menjawab : “Kebiasaan mereka pada waktu itu memberi nama seseorang dengan nama para nabi atau orang-orang shalih sebelum mereka”.3
Hal ini dijelaskan juga oleh Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau berkata,
قال سعيد بن المسيب: أحب الأسماء إلى الله أسماء الأنبياء، وفي تاريخ ابن أبي خيثمة أن طلحة كان له عشرة من الولد كل منهم اسم نبي وكان للزبير عشرة كلهم تسمى باسم شهيد.
“Berkata Sa’id bin Musayyib: Nama yang paling dicintai Allah adalah nama para Nabi. Dalam kita sejarah dijelaskan bahwa sahabat Thalhah mempunyai sepuluh anak dan setiap anak bernama dengan nama nabi. Sahabat Az-Zubair juga memiliki sepuluh anak dan dinamakan dengan para syuhada.”4
Dan mengenai tuntunan dalam pemberian nama kepada anak, lebih jelasnya silakan simak artikel “Tuntunan Pemberian Nama (Nama-Nama yang Disunnahkan)“.
Demikian semoga bermanfaat.
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/25000-adakah-keutamaan-khusus-orang-yang-bernama-muhammad.html
KAMU SEDANG MEMBACA
hadist nabi
General Fiction"Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat." (HR. Bukhari no. 3461)