[2]

947 127 2
                                    

Maaf kalo banyak typo
Selamat membaca^^

Yin otomatis menggerakkan matanya, menelisik seluruh perpustakaan.  Sayangnya entah mengapa hari ini perpustakaan begitu ramai pengunjung. Kalau begini sama saja Yin tidak bisa menemukan si pemilik ‘Waruru’.

Sedangkan War masih tidak sadar bahwa ponsel Yin kembali tersambung pada hotspotnya. Ia masih fokus mencari laporan. Tangannya meraih laporan-membacanya singkat-kemudian meletakkan kembali kedalam rak. War seperti itu terus selama 15 menit.

Benz yang sudah muak mencari laporan duduk dilantai dan menyandarkan punggungnya pada rak buku. Tidak paham dengan laporan yang diinginkan War. Untuk mengusir bosan, Benz mengeluarkan ponsel dari kantong celananya.

“War, nyambung hotspot,” pinta Benz.

“Sambung aja, hotspotnya nggak gue matiin daritadi.”

Benz masa bodoh dengan laporannya. Ia akan menjadi juru tulisnya saja sementara biarkan War yang pusing mencari bahan materi untuk tugas laporannya. Beruntung Benz berada dalam satu kelompok yang sama dengan War. Jadi ia bisa sedikit bersantai.

Lagipula War juga tidak lagi dan tidak akan menyuruh Benz untuk menyelesaikan tugas sejenis laporan seorang diri. Ia hafal betul jika Benz yang mengerjakannya pasti seluruh isi laporan itu akan persis dengan contoh-contoh yang beredar di internet.

Pernah saat kelas 10 mereka dipanggil ke kantor guru karena ketahuan menjiplak tugas dari internet. War yang kala itu sedang sakit jadi hanya iya iya saja dengan ide 'menjiplak' Benz. Ternyata Benz sama sekali tidak merubah susunan kalimatnya. Yasudah War pasrah saja dimarahi habis-habisan oleh gurunya

“Benz, udah kelar nih. Yuk balik,”

“Buset lo pinjem laporan banyak banget.” Mata Benz memicing saat melihat empat buah laporan berada di tangan kiri War.

War haha hehe saja menanggapi perkataan Benz.

Padahal sudah berulang kali Benz menasehati War agar mengurangi kadar perfeksionis dalam dirinya. Memang dasar War kepala batu, nasehat itu tidak pernah mempan.

Bersamaan dengan keluarnya War dan Benz dari perpustakaan, sambungan ponsel Yin dengan hotspot milik War sudah terputus. Yin yang telat menyadarinya otomatis melirik pintu perpustakaan. Namun ia hanya mendapati guru pembimbingnya yang baru saja kembali dari rapat. Sial telat lagi, batinnya.

◍ ◍ ◍

Di kediaman keluarga Wong sedang ramai. Daniel Wong, anak tengah keluarga Wong baru saja pulang dari Jepang setelah menyelesaikan tahun keduanya kuliah di jurusan arsitektur. Empat orang di ruang makan itu asyik berbincang selagi menunggu anak bungsu mereka pulang. Tak satupun dari mereka menyentuh makanan yang telah tersaji di meja.

“Pa, Ma, nu pulang.”

Suara itu mengalihkan seluruh atensi manusia yang berada di ruang makan. Daniel bangkit dari duduknya, berinisiatif memberi kejutan pada adiknya.

“Oi nong.”

Daniel berdiri disamping lemari yang membatasi ruang keluarga dengan ruang makan seraya melambaikan tangannya. Si Bungsu langsung berlari merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk Daniel.

“Phi kapan sampainya? Kok nu nggak dikabarin.”

(Nu [หนู] dapat berupa orang pertama yang netral untuk anak-anak. Digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua)

Waruru [YinWar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang