͒
Siapa yang mengirimkan box itu tidak penting. Aku tidak peduli juga. Sekarang pengkhianatan Ezard sudah terbongkar. Ia sudah tidak bisa kumaafkan. Sekalipun ia berlutut di kakiku dan menciumnya, aku tidak punya pintu maaf untuk membuat hatinya terhindar dari rasa bersalah.
Sekarang, aku menatap kosong lelaki yang berdiri di depanku kini. Ia mendobrak pintu tokoku setelah tiga puluh menit mengirimkan pesan dan mengatakan bahwa ia akan datang.
Dan lihat wajah tampannya yang merah karena menahan marah. Aku menghela napas dan berusaha untuk tetap berdiri tegak di depannya meski perasaanku sudah berbentuk kepingan.
Seperti gelas kaca yang jatuh berserak di lantai tadi hingga berakhir dengan kepingan-kepingan kecil yang sudah tidak utuh lagi. Hatiku seperti kepingan kaca itu. Walau Ezard mencoba memperbaiki pecahannya dan menyusunnya, retakan itu masih kentara.
Kali ini, walaupun Ezard menahanku agar tetap tinggal lebih lama di sisinya, aku tidak akan mendengarkannya lagi. Aku sudah menjadi yang sekarang, menjadi yang tidak akan berbalik untuknya. Karena mempertahankan sesuatu yang memang sudah rusak sedari awal adalah pekerjaan paling sia-sia.
Apa gunanya memberikan kehangatan untuk seseorang yang menyukainya dinginnya malam? Apa gunanya memberikan kedamaian untuk seseorang yang menyukai kerusakan? Aku baru menyadari kalau ternyata selama ini aku telah melakukan pekerjaan tidak berguna dengan menjadi yang paling ingin membuatnya bahagia.
Seseorang yang dulu diberikan semesta padaku, akan aku kembalikan pada semesta. Dengan rasa sakit dan penyesalan yang tiada tandingnya.
Sekarang aku menyadari dengan mata terbuka, bahwa Ezard tidak pernah menghargai hubungan kami yang sudah terjalin selama sembilan bulan ini.
"Kau selingkuh dengan adikku!" Aku memulai. Tidak sudi mendengar mulut kotornya memberikan penjelasan.
"Tidak, Nai." Dia berjalan mendekat.
"Aku melihatnya! Seseorang mengirimkan foto-foto kalian berdua padaku!"
"Kau salah paham!"
"Itu jelas sekali, Ezard! Kau merangkul Alana!"
"Dengarkan penjelasanku dulu sebelum kau benar-benar marah padaku."
"Apa lagi yang ingin kau jelaskan padaku?! Semuanya jelas saat aku lihat kau dan Alana sedang berciuman di dalam vidio itu dengan tubuh kalian yang setengah telanjang!"
"Kau salah paham, Nai! Semuanya tidak seperti yang kau lihat!"
"Bagian mana seperti yang tidak kulihat, Ezard?! Apa kau juga melakukan hal lebih?!"
"Nai...." Ezard terhenyak. Aku tahu ia akan merasa buruk. Seharusnya lebih buruk dari saat ini.
"Kau menidurinya juga?!"
"Kau menuduhku lagi!"
Matanya memicing sebelum berakhir menyentak tubuhku. Namun, aku tidak lagi sudi di sentuh lelaki brengsek itu. Sehingga memberikan perlawanan sebelum ia benar-benar membawaku ke pelukannya.
"Aku tidak menuduhmu! Kau memang lelaki brengsek dari awal!" Aku mundur tiga langkah, membuat jarak lebih banyak lagi.
"Aku mohon, dengarkan penjelasanku!"
"Aku tidak butuh penjelasanmu!"
"Naima!"
"Apa?!"
"Jangan keras kepala!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Season With You || Lee Jeno [✓]
Romance🔞"Cintai aku sekali lagi. Jika seumur hidup terlalu berat, maka cukup satu menit saja," ucap lelaki itu, penuh harap. || Copy Right 2020 || Start April 2020