seperti biasa, ada catatan kecil di bagian awal cerita 🤗
pertama. sebelum membaca cerita ini, usahakan baca al-qur'an dulu ya, teman teman... minimal 1 ayat (untuk muslim dan tidak berhalangan)
kedua. terimakasih sudah masih stay di cerita ini ^^
happy reading <3
°•°•°
Senin. Hari di mana seluruh Ikatan Pelajar Indonesia mengadakan Upacara Bendera Senin. Banyak dari mereka mengeluh tentang ini. Namun tidak sedikit juga mereka mengikuti kegiatan sakral ini dengan sangat khidmat, yaitu; orang-orang yang memang benar-benar jatuh cinta kepada negerinya.
Seluruh siswa SMA Pancasila juga begitu, ada yang mengikutinya dengan serius juga khidmat, ada yang mengikutinya dengan santai, ada juga yang sambil duduk-duduk dengan beragam alasan, dan ada juga yang pura-pura pingsan agar mendapat ketenangan batin di dalam UKS.
Kelas 10 sampai kelas 12 dengan berbagai jurusan, tengah mendengarkan amanat dari pembina upacara setelah Sang Dwiwarna telah dikibarkan. Bahkan, di sesi amanat seperti ini banyak yang menggunakan kesempatan emas ini untuk bicara dengan teman sebelah, duduk diam-diam di belakang barisan, ada yang liatin cermin dari pembukaan amanat sampai penutup amanat—takut wajahnya hilang ditelan panasnya mentari pagi nan sehat juga bermanfaat.
Rivana dan kedua sahabatnya, ikut serta dalam upacara ini. Mereka selalu diam ketika sang Pembina Upacara tengah menyampaikan pidatonya—sebosan apapun mereka selalu diam dan mendengarkan. Tak banyak gerak-gerik dari ketiganya. Sangat pantas untuk dijadikan contoh.
Untunglah pidato kali ini tidak panjang dan lebar seperti rumus keliling persegi panjang. Jadi mereka tidak merasa kalau sudah berada di sesi pembacaan do'a.
"Upacara telah selesai, ketua kelas dapat membubarkan barisannya!" ucap si pembawa acara. Namun ada pencegahan yang dilakukan oleh Pak Wibowo—Wakil Kepala Sekolah. Mereka tidak jadi bubar.
"Selamat pagi, anak-anakku sekalian. Mohon kembali ke barisan!" perintahnya.
"Sebentar lagi kita akan mengadakan acara tahunan, yaitu Hari Ulang Tahun SMA Pancasila yang puncaknya akan diadakan pada tanggal 25 Februari mendatang. Jadi, untuk anggota OSIS dan seluruh anggota organisasi ekstrakurikuler diharapkan berkumpul di aula setelah istirahat pertama."
"Setelah ini kalian boleh langsung ke kelas. Terimakasih atas perhatiannya, selamat pagi dan selamat belajar." Pak Wibowo mengakhiri pengumuman singkatnya. Seluruh warga sekolah yang tadinya sempat bubar—bahkan sudah ada yang di dalam kelas—merasa dipermainkan. Karena pengumuman hanya ditujukan kepada anggota OSIS dan organisasi ekstrakurikuler.
Rivana dan kedua sahabatnya pun kembali ke kelas. Saat di lorong, mereka bertemu dengan Andreas (lagi, bagi Rivana), seperti biasa dengan wajah yang datar tanpa ekspresi sedikitpun.
Tapi setelah semakin jauh jarak mereka, Andreas malah berbalik kebelakang sambil melihat kepergian 'gadis itu'.
°•°•°
Bel istirahat berbunyi. Sesuai yang dijanjikan saat upacara tadi, yang dipanggil pun mau tak mau harus berkumpul di aula.
Rivana selaku wakil ketua organisasi di Paskibra juga ikut, ia pergi bersama Aufa sebagai ketua organisasi, Amel dan juga Nadia sebagai sekretaris dan bendaharanya. Mereka menuju aula dengan anggota-anggota organisasi ekskul lainnya. Mereka diarahkan oleh Farhan dan juga Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eurasia
Teen FictionAndaikan saja seekor serigala yang siap menerkam siapapun, menghampiri seorang manusia yang ia yakini bahwa manusia itu adalah 'mate'nya, semua yang mengenal tentang werewolf pasti tahu apa yang akan terjadi pada keduanya-tentunya dengan persepsi ma...