12 - 🍂

3.4K 445 93
                                    

*. " - ' • ° ' ° ^ - *

(Ozi mau fokus ke book ini sementara, biar ceritanya ga berantakan.. takutnya kalo dianggurin kelamaan entar lupa sama jalan ceritanya) -🐇


🐇

Malam minggu yang sedikit(?) damai. Andra dan Nana sedang bersantai di atas kasur Nana. Eits, tenang.. mereka hanya bersantai. Karena sebenarnya Andra datang untuk menjemput kekasihnya dan berkencan. Tapi rupanya doa para kaum jomblo maupun single terkabul malam ini. Hujan deras tiba-tiba datang. Kalau saja Andra membawa mobil mungkin mereka akan tetap berangkat. Namun nyatanya Andra membawa motor sport kesayangannya.

"Kak... Kak Dira kenapa putus sama Kak Jinho?" Nana memainkan jarinya di dada Andra.

"Hm? Gapapa. Gue ga nyaman sama dia,"

"Kenapa? Kan Kak Jinho cantik," Nana mendongakkan kepalanya memandang Andra.

"Matre."

"O—ohh...." Nana hanya mengalihkan pandangannya.

'Emang gue pernah ngomong kalo gue putus?' Andra membatin. Lalu mengelus kepala Nana dengan lembut.

"Kak Bima kemana, Na?"

"Pergi sama pacarnya. Udah dari tadi sore sih,"

Andra hanya ber-oh pelan sebagai jawaban.

"Kenapa Kak?"

"Gapapa.. kepo deh,"

Nana hanya merengut kesal. Sedangkan Andra hanya diam, terlihat memikirkan sesuatu.













'Kak Bima lumayan sih kalo diinget-inget,'

🐇


"Jadi lo putus sama Kak Alin?" Haechan menyambar salah satu jajanan yang Nana beli tadi di kantin.

Kalau biasanya mereka akan makan di kantin, kali ini mereka hanya membeli beberapa bungkus jajan dan minuman lalu kembali ke kelas.

"Iya,"

"Kenapa? Why? Lo yang mutusin apa dia?"

"Kak Alin yang mutusin, soalnya Kak Alin waktu itu liat Nana jalan sama Kak Dira di taman."

"HAH?! JADI LO DIEM-DIEM JALAN GITU SAMA ANDRA?! DEMI APA NA KOK LO JADI FAKBOI EH FAK-UKE GINI??!"

"Iya, waktu itu Kak Dira ngajak balikan, yaudah deh.." Nana memakan rotinya. Menjawab acuh tak acuh.

"Gue gatau mau ngomong apa lagi,"

"Tapi impas kok, soalnya Kak Alin juga diem-diem pacaran sama Kak Jinyoung,"

Nana menjawab santai. Sedangkan Haechan hanya menatap heran ke arah sahabatnya itu. Bingung. Bingung dengan jalan cerita cinta seorang Jaemin.

"Nana, dicariin!" Panggil salah seorang teman kelas.

Nana yang mendengar dirinya dipanggil langsung menghampiri seseorang yang dia kenal. Bagaimana mungkin tidak kenal kalau orang yang mencarinya itu selingkuhan Guanlin. Sudah lewat, lupakan saja.

"Kakak nyari Nana?"

"Iya. Gue cuma mau ngomong langsung sih, jauhin Guanlin. Kalian masih saling kontak kan? Jangan-jangan lo mau ngerebut Guanlin? Pergi. Jangan deketin Guanlin. Dia punya gue sekarang."

Jinyoung memandang Nana yang mematung dengan sinis sementara. Lalu pergi dari hadapan Nana begitu saja.

"Hah?" Nana memiringkan kepalanya. Heran dengan apa yang dikatakan kakak kelasnya. Seingatnya dia dan Guanlin hanya menjadi mantan biasa. Malah menjadi seperti teman(?) kurasa. Apa salahnya? Toh dari awal hubungan Nana dengan Guanlin memang sudah hambar.

Nana kembali ke kursinya. Haechan yang tak tahu apa-apa hanya bertanya.

"Siapa, Na?"

"Kak Jinyoung,"

"Ngapain nyariin lo?"

Bel berbunyi nyaring. Memekakkan telinga. Bagaimana tidak? Bunyi bel paling utama pada speaker kelas mereka.

🐇

"Mau beli apa?"

"Nana pengen es krim,"

Nana dan Andra akhirnya berkencan. Di salah satu pusat perbelanjaan setelah rencana mereka malam minggu lalu digagalkan oleh hujan deras. Nana sangat senang karena ia rindu hal seperti ini dengan Andra. Andra sejak tadi jengah melihat Nana yang sangat semangat. Tapi dia heran kenapa hatinya sedikit menghangat ketika melihat senyum manis Nana.

Nana menerima cup es krim yang ia pesan. Lalu tersenyum senang saat menyicipi rasanya.

Andra secara tak sadar menyunggingkan senyumannya. Membuat kedua matanya seolah tenggelam dan menimbulkan binar kagum dari Nana.

"Kak Dira kalo senyum gantengnya jadi seribu persen! Nana suka, hehe," Nana masih mempertahankan senyumnya. Ia sungguh terpana melihat senyuman Andra yang langka.

Andra yang tersadar sekarang merasa kikuk. Sial, ekspresi wajah Nana berhasil membuat hatinya berdetak sedikit lebih cepat.

Mungkin lain kali ia akan mencoba untuk lebih sering tersenyum.





Andra masih setia menunggui Nana yang berada di dalam toilet hingga getar telepon menandakan ada notifikasi masuk.

_________________________________
Jinho
Dra, temenin ke sbucks dong.
_________________________________


Andra bimbang untuk beberapa saat. Dia masih menemani Nana disini. Tapi lelaki manis satu itu sulit untuk diabaikan. Walaupun Andra tahu pada akhirnya Jinho hanya akan meminta ini itu dan mencoba menguras dompetnya.

Andra berpikir sejenak, lalu ia putuskan untuk—











______________________________________

Nana 🐇
______________________________________

Gue duluan, ada urusan.|

Lo lama|

Ntar pesen taksi aj.|

Bye|






















—menemui Jinho.










































((Habis terang terbitlah gelap. Mamam tuh.)) -ozi🐇


















T B C
______________________________________
______________________________________

Ozi kadang bingung sama alurnya (ಥ_ಥ)

Maaf ya (ಥ_ಥ)

Hehe

✅ Cliché, Na • [NoMin] | Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang