Mereka berbondong-bondong memenuhi gerbang depan sebuah perusahaan.
Berdesak-desakan , kepanasan, kehujanan, rela menanti setiap antrian demi antrian. Dengan membawa sebuah kertas amplop cokelat berisikan lembaran yang di susun rapih, disertai tulisan yang ditulis dengan keringat lelah yang telah mereka jalani demi sebuah pekerjaan. Memang bagi sebagian orang yang sudah terlanjur kaya, atau sudah memiliki jutaan koneksi itu adalah hal yang mudah. Tapi bagi sebagian orang? Bisa diterima untuk bekerja saja sudah bersyukur, mereka hanya memiliki tekad kuat, niat yang besar dan ilmu yang didapati untuk mereka tunjukan kepada seseorang yang kelak mereka panggil dengan sebutan boss.
Setiap tahun berganti mereka akan menerima ribuan pelamar yang baru dan masih segar , mempertahankan yang menurut mereka terbaik dan menghentikan mereka yang sudah tidak mampu lagi untuk maksimal dalam bekerja. Begitulah kebanyakan siklus dalam sebuah pekerjaan.
Semua memang sudah ditentukan oleh takdirnya masing-masing, tapi tak banyak dari mereka yang takdirnya tidak sama dengan harapan.Seperti Nala, seorang siswi lulusan sekolah menengah atas di sebuah sekolah negri contohnya, dia memiliki segalanya dimulai dari orang tuanya yang memiliki pangkat jabatan dan keluarga yang bisa dibilang memiliki koneksi kuat di beberapa perusahaan, yang membuatnya hidup di dalam mimpi indah setiap hari.
Lalu Megan, gadis cantik yang selalu percaya diri.
mereka terlihat selalu mampu melakukan dan menjalani apapun dengan mudah, rintangan pun terlihat gampang mereka lewati dengan semua yang mereka miliki.
Tapi Shani? Kecerdasan dan kegigihan yang ia punya selalu terhempas oleh ribuan orang yang lebih berpengaruh, dia selalu gagal dalam memasukan lamaran kerja.
Dia tahu dia tidak memiliki orang dalam, dia tahu dia tidak punya sejumlah uang untuk menjadi akses masuk, dan dia tidak memiliki rupa seindah megan. Tapi dia selalu berusaha untuk mengejar segala impiannya itu dengan kekuatan dan keyakinan yang ia miliki."Aku pasti bisa!.." selalu itu yang ada dalam pikiran shani, meski berkali-kali dia gagal.
Pada suatu hari dia mendapati sebuah lembaran bertuliskan sebuah lowongan pekerjaan, dengan senang hati dia segera menyiapkan kembali lamarannya. Begitu bersemangat dia menulis huruf demi huruf dilembaran itu, lalu dia bergegas mengirimkannya ke tempat yang sudah di tentukan. Setelah mengirimkan lamaran itu selama satu minggu akhirnya panggilan yang ia tunggu datang, dia diminta oleh datang ke lokasi untuk menjalankan psikotes."Shani.. kamu yakin mau pergi kesana?" Tanya ibu kepada shani yang sedang sibuk berbenah diri.
"Tak apa bu, shani yakin!" Jawab Shani.
"Kamu sedang sakit shani, jangan memaksakan.." tambah ibu yang mengetahui apa yang sedang dirasakan putrinya itu.
"Shani baik-baik saja bu, doakan shani ya.. shani yakin yang sekarang pasti berhasil!" Jawab shani meyakinkan sang ibu.
Shani tahu kenapa ibunya mengkhawatirkannya, dibalik karena putrinya yang sedang kurang enak badan, lokasi yang ditujunya pun sangatlah jauh dari tempat yang dia tinggali.
Setelah selesai semua, dia berpamit kepada sang ibu. Tapi ternyata sang ibu malah memaksanya untuk ikut mengantarnya,"Bu.. kenapa ibu ikut denganku? Aku sudah dewasa. Tidak akan ada apapun yang terjadi denganku.." tanya Shani sembari tersenyum
Namun sang ibu tetap bersikukuh untuk menemaninya, akhirnya shani tak bisa memaksa. Dia menuruti kemauan yang ibunya inginkan.
Dengan berjalan jauh beberapa meter dari rumah, shani dan ibu serta kedua adik kecilnya berjalan menuju tempat pemberhentian angkutan umum.
Panas sekali cuaca hari itu, tapi tidak melunturkan semangat mereka.
Mereka tetap berjalan meski lelah.
Karena saking jauhnya , sampai turun naik angkutan umum. Hingga 2 sampai 3 kali berganti angkot.
Sesampai di tempat yang dimaksud Shani segera bersiap-siap untuk test.
Untungnya dia tidak terlambat, dan masih memiliki waktu dua puluh menit lagi untuk beristirahat sebentar.
Disana mereka duduk di luar kantor, dan ikut duduk di sebuah warung pinggir jalan yang posisinya dekat dengan lokasi yang dimaksud.
Disana shani bertemu banyak orang yang akan sama-sama mengikuti test tersebut. Sembari menunggu waktu mereka mengobrol sedikit menceritakan pengalaman masing-masing, diantara mereka sangat banyak yang memiliki pengalaman kerja diwaktu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Personalia
Short StorySebagian dari mereka hanya memilih yang beruang daripada yang berjuang.