Why

6.3K 742 94
                                    

Berbeda dengan suasana kamar Wonwoo, kali ini gantian kamar Mingyu yang diliputi oleh suasana tegang. Suara pintu yang dibanting cukup keras menyadarkan Mingyu bahwa Seungcheol sudah pergi dari apartemennya.

Mingyu hanya bisa memejamkan matanya sembari memijat keningnya yang terasa berdenyut sakit.

'Shit, I shouldn't have said that.'


{}


Lima belas menit yang lalu Seungcheol sampai di apartemen Mingyu karena telepon dari Mingyu yang merengek akibat kecoa di kamar mandinya tidak juga angkat kaki dari sana sedari semalam. Setelah Seungcheol datang lalu melempar kecoa tersebut keluar balkon, dirinya malah menjadi tempat konsultasi hubungan tidak jelas yang sedang dijalani oleh si pemilik kamar apartemen nomor 507 dan 508 itu.

"Cheol, gue nggak kuat." Ucap Mingyu kemudian membanting tubuhnya sofa kosong sebelah Seungcheol.

"Nggak kuat apa?" Tukas Seungcheol sembari fokus pada ponsel miliknya.

"Wonwoo..." Seungcheol menghela napasnya. Sebenarnya Seungcheol sudah malas mendengar Mingyu yang selalu mengeluh tentang hubungan yang tengah ia jalani dengan Wonwoo. Ia sudah berkali-kali mengingatkan sahabatnya itu tentang konsekuensi hubungan rapuh yang sedang dua insan itu jalani, but he never listen.

"Kenapa lagi sama Wonwoo?"

"Cheol, I want to make him mine. I can make him mine, can't I?" Tanya Mingyu dengan pandangan yang menatap Seungcheol ragu. Seungcheol menggeleng pelan.

"No, you can't." Mendengar hal tersebut Mingyu kemudian menyisir surainya dengan kedua tangannya frustasi.

"Kenapa? Padahal Wonwoo makin hari makin nempel sama gue, Cheol. Gue nggak tahan sama semua tingkah gemes dan manjanya Wonwoo ke gue. Oke, gue bisa tahan di awal tapi makin kesini hubungan kita makin intens, tapi gue nggak berani buat ngomongin soal perasaan gue ke dia." Mendengar ucapan Mingyu, Seungcheol sontak berbalik untuk menghadap Mingyu.

"Mingyu, udah berapa kali gue bilang sama lo untuk nggak kemakan rayuan palsunya dia. Kenapa lo nggak pernah percaya sih?"

Mingyu mengerti alasan Seungcheol tidak menyetujui hubungannya dengan Wonwoo karena ini demi dirinya juga, tetapi semua yang ditakutkan Seungcheol belum terbukti benarnya. Butuh waktu berapa lama lagi untuk membuktikan kecurigaan Seungcheol pada Wonwoo? Ia sudah tidak sanggup untuk menunggu. Mingyu ingin memiliki Wonwoo untuknya.

"Cheol, gue ngerti lo khawatir sama gue. Lo takut masa lalu gue keulang lagi kan? Tapi, Cheol... mau sampe kapan gue harus nunggu kayak gini? Gue sangat ingin memiliki Wonwoo tap—"

"Mingyu lo nggak pernah dengerin perkataan gue ya?"

"Huh?"

"Gue nggak pernah nyuruh lo nunggu. Gue selalu nyuruh lo jauhin Wonwoo, bukan nunggu lo disakitin sama Wonwoo..." Mingyu terkejut untuk beberapa saat. Ingatannya berputar pada setiap kata-kata yang dilemparkan Seungcheol tentang dirinya yang harus menjauhi Wonwoo.

Ya, Mingyu ingat dan paham dengan betul perkataan Seungcheol yang beberapa kali sempat terpotong yang menyatakan dengan jelas bahwa ia harus meninggalkan Wonwoo. Tetapi Mingyu tidak mau. Hati Mingyu menolak keras untuk meninggalkan lelaki manis berkacamata itu. Satu pertanyaan yang selalu berputar di kepala Mingyu.

Kenapa Seungcheol selalu mengatakan bahwa semua sikap dan perasaan Wonwoo padanya itu palsu?

Kenapa?

"Cheol, untuk itu gue nggak bisa. Gue nggak bisa ninggalin Wonwoo." Tolak Mingyu yang menolak untuk menatap Seungcheol.

"Mingyu... tolong. Sekali aja lo perhatiin arti dari tatapan Wonwoo disaat kalian lagi bertatapan. Udah berkali-kali gue bilang, Wonwoo itu straight. Lo butuh bukti apa supaya lo percaya dia itu straight?"

Denialism | Meanie [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang