Part 19

33 4 0
                                    

Ojan's Pov

Tiga hari telah berlalu. Nesya telah sadar dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Bang Adi masih memulihkan tubuhnya untuk sementara. Putri juga telah dikuburkan tiga hari yang lalu.

Pagi ini aku masuk kuliah. Mata kuliah Vocabulary Building akan ku tempuh. Jam menunjukkan pukul 7.10 pagi. Aku bergegas menuju garasi rumahku dan mengendarai mobilku.

Beberapa lampu lalu lintas ku lalui. Aku merasa ada yang mengikuti. Ku rasa sebuah mobil berwarna hitam terus berada dibelakangku sedari aku keluar dari rumah.

Saat berada dilampu lalu lintas aku memberhentikan mobil. Mobil yang berada dibelakangku tadi berhenti disampingku.

Seseorang membuka kaca mobilnya. Menampakkan wajah yang familiar. Entah siapa dia, aku lupa. Iris matanya memancarkan warna merah pekat tanpa setitik hitam ditengahnya. Dia tersenyum mengerikan kearahku. Lampu berubah hijau. Dia menutup kaca mobilnya dan melajukan mobil dengan cepat. Aku mengabaikannya saja karena ku pikir tak akan mungkin bertemu dengannya lagi.

Jam menunjukkan pukul 7.20 pagi. Aku sudah setengah jalan menuju kampus. sepanjang perjalanan ku awalnya lancar-lancar saja. Hingga laju mobil ku terhenti karena kecelakaan didepan yang membuat jalanan menjadi macet.

Perlahan aku melajukan mobilku. Tiba-tiba truk yang berada didepanku seperti langsung menginjak gas. Truk itu melindas dua mobil dan tiga motor didepannya. Para pengendara motor tewas seketika karena terlindas truk secara langsung. Darah dan organ tubuh mereka keluar kemana-mana.

Aku terdiam menyaksikan berhenti dipinggir jalan. Aku meraih ponselku dan mencoba menghubungi ambulan. Saat aku sedang mencari nomor ambulan, tiba-tiba saja mobilku melaju dengan sendirinya.

Aku terkejut dan menjatuhkan ponselku. Rem sudah ku injak berkali-kali tapi mobilku malah semakin tak bisa melaju.

Mobilku terbalik menghantam truk yang sudah terguling didepanku. Kepalaku menghantam stir mobil dan mengeluarkan darah. Kepalaku pusing. Aku mencoba melepas seatbelt tetapi tak bisa. Semakin aku mencoba melepaskannya, seatbelt ini malah semakin erat ditubuhku.

Mobilku mengeluarkan asap. Aku mulai panik. Orang-orang diluar mencoba membuka pintu mobilku tetapi tak bisa terbuka juga. Asap masuk kedalam mobilku. Semakin lama semakin banyak hingga aku kesulitan bernapas. Orang-orang mencoba memecahkan kaca mobilku tetapi entah mengapa tak bisa terpecah juga.

Percikan api muncul dibagian depan mobil. Orang-orang berlari menjauhi mobilku. Aku menoleh kedepan dengan pasrah.

"Ternyata kau selanjutnya." Ujar seseorang dikursi sebelahku.

Aku spontan menoleh. Tidak salah lagi, dia Gray. Teman Nesya yang kami temui diBali dulu.

"Kok lu bisa disini?" Tanyaku.

"Oh iya, gua juga bisa pergi sekarang. Selamat menempuh perjalanan setelah ini." Ujarnya dengan matanya yang berubah menjadi merah.

Tiba-tiba api didepanku membesar. Aku kembali menoleh kekursi disampingku. Gray telah hilang. Aku kembali melihat ke depan.

Api semakin membesar. Beberapa detik kemudian mobilku dan truk didepanku meledak. Orang-orang disekitar ikut terbakar akibat ledakan besar. Aku melihat tubuhku juga terbakar dari kejauhan.

***************

Nesya's Pov

Pagi ini kelas dimulai dengan tenang. Aku harus satu kelas dengan teman-teman yang berada disatu semester dibawahku karena aku harus mengulang mata kuliah ini.

Langit cerah seperti biasa. Kuliah berjalan dengan lancar. Kecuali aku tak melihat Ojan hari ini. Seharusnya dia juga berada satu kelas dengan ku. Mungkin dia masih sedih akan kepergian Putri pikirku.

Pitch Black Midnight (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang