Disclaimer © Masashi Kishimoto
Tes! Tes! Tes!
Rintik-rintik hujan membasahi desa Konoha.
Dijalanan sepi, seorang gadis berambut dark blue menghentikan langkahnya. Iris amethyst-nya terpaku pada sosok dua manusia beda gender yang tengah berteduh didepan restaurant yang akan dilewatinya. Dia menarik napas panjang sambil mengeratkan genggamannya pada payung lavender yang dipakainya seraya berjalan acuh–seolah tak melihat pemuda pirang jabrik dan gadis berambut merah jambu tersebut.
Deg!
Gadis tersebut membuang muka saat ia mencoba melirik si pirang yang ternyata tengah menatapnya, sehingga tatapan mereka saling bertemu. Dia langsung mempercepat langkahnya.
"Haa~!" Gadis tersebut menarik napas lega setelah berhasil melewati dua orang tersebut. Dia kembali melambatkan kecepatan berjalannya seperti biasa.
Grep!
Tiba-tiba seseorang meraih tangannya—
"Hinata! Nebeng donk!"
—dan menyelinap masuk kebawah payungnya.
Gadis tersebut menghentikan langkahnya seraya melirik pemuda pirang disampingnya. "Naruto-kun..."
"Hm?" Pemuda tersebut menatap penuh tanya dihiasi senyuman lebarnya.
Hinata meraih tangan Naruto seraya menggenggamkan payungnya pada Naruto dan berjalan menjauh darinya.
"Hey tunggu! Ini kan payungmu! Jangan malu!" Naruto berlari mengejar dan memayungi Hinata.
Hinata kembali menghentikan langkahnya. Dia menunduk sambil meremas ujung jaket lavendernya. "Apa tidak apa-apa ...,"
"Eh?"
Gumaman Hinata yang pelan tidak begitu terdengar oleh Naruto.
"...meninggalkan Sakura."
"Apa kau khawatir padanya? Kau datang disaat yang tepat! Kalau aku disana teralu lama, dia akan memintaku untuk mentraktirnya lagi." Naruto menghela napas lega.
Hinata mendorong Naruto agar menjauh darinya.
"Kau kenapa sih? Apa kau cemburu?" Naruto tersenyum penuh arti.
Hinata berdecak kesal seraya melanjutkan perjalanannya. "Aku tidak cemburu, karena dari awal sudah tahu kalau kau memang tergila-gila padanya."
Grep!
"Reaksimu tidak membuatku senang seperti yang kuharapkan." Naruto memeluk Hinata dari belakang, membiarkan payung yang dipegangnya jatuh tergeletak begitu saja dan terbawa angin kencang.
"Apa yang–"
"Aku sengaja membawa Sakura ketempat biasa kau lewat ... awalnya aku ingin membuatmu cemburu hingga kau marah dan melarangku berduaan dengan gadis lain." Naruto menghela napas panjang seraya menghembuskannya perlahan. "Kenapa malah aku yang harus meyakinkanmu karena takut kau meragukanku?"
Wajah Hinata sedikit merona. Ia membuang muka–mengalihkan perhatiannya agar tak dilihat Naruto.
Naruto membalikan tubuh Hinata agar saling berhadapan seraya menangkup wajahnya. "Hinata, aku—"
ZRAAAAAAASH!
"Apa?"
Hinata tak dapat mendengar ucapan Naruto karena tertutup deru suara hujan yang semakin deras.
Naruto mendekatkan wajahnya ketelinga Hinata. "Aku menyukaimu dan aku hanya milikmu."
Blush!
Pipi Hinata semakin merona merah. "Ma-Mana payung? Ayo pulang! Kita tidak boleh kehujanan terlalu lama!"
"Sepertinya terbawa angin–entah kemana."
Hinata mendengus kesal. "Kenapa kau melepaskannya."
Grep!
Naruto meraih tangan Hinata.
"Sudahlah! Kita lari saja!"
Hinata tak bisa menolak. Mereka pun berlari menerobos hujan sambil bergandengan tangan.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Cemburu
RomanceHinata melihat Naruto dengan gadis lain. Drabble. Fluff.