Konsep waktu itu seperti apa? Sebagian orang tidak memahaminya. Begitupun juga kita. Tak tahu esensi sebenarnya dari sebentar dan lama. Kita hanya saling menunggu. Ditemani oleh berbagai kata yang beradu. Dalam waktu yang tidak menentu. Satu hal yang harus saling kita yakini, bahwa pertemuan kembali untuk kita itu tidaklah semu. Ini harusnya membosankan tapi aku tidak bisa berhenti berkata bahwa aku rindu.
Aku tak begitu tau secara menyeluruh disana hal apa saja yang kau lakukan. Aku hanya mengetahui dari pesan yang kau kirimkan. Ku yakin kau juga tak mungkin bercerita secara keseluruhan. Aku menghargai privasi serta hal-hal yang memang seharusnya kau tidak beberkan.
Waktu kita cukup terbatas untuk saling bertukar kabar. Kadang itu yang membuatku tidak sabar. Tidak sering, namun ketika terlalu lama tak mendengar kabar tentangmu perasaanku terasa sedikit hambar. Rindu sudah terlanjur menyebar. Beberapa terhiasi oleh ragu dan gusar. Semua pemikiran itu terhapuskan sejenak ketika aku ingat bahwa kita sudah dilandasi dengan rasa percaya. Aku saja yang terlalu berpikiran aneh sampai punya rencana untuk menyangkalnya. Sejauh ini ku rasa aman-aman saja. Karena di setiap kita bertukar pesan kau masih seperti biasanya. Selain menjawabku kau juga aktif bertanya. Tak pernah ada kejadian yang mengganjal. Hanya saja memang oleh candaanmu aku sering dibuat kesal.
Terkadang kau mempertanyakan kapan aku akan pulang. Untuk menenangkanmu kujawab saja bahwa sebentar lagi aku akan menuju kesana dengan terbang. Sekarang giliranmu yang menjadi kesal. Kukira orang yang suka mengejek sepertimu dengan hal seperti ini sudah kebal. Untuk saja kau sedang berada di luar radar. Coba saja jika aku sedang dekat, pasti dari tadi aku sudah kau tampar.
Semoga kau tidak bosan menanti menunggu tanggal pertemuan kita yang belum pasti. Sudah berulang kali kukatakan bahwa suatu saat pasti akan ku kabari. Bukankah sudah ku jelaskan berulang kali bahwa pertemuan kita pasti akan segera terjadi. Mungkin kau merasa bosan karena cukup lama dihadapkan pada sebuah penantian. Apalagi aku juga belum bisa memberikan sebuah kepastian aku akan menemuimu kapan. Semoga kau disana tahu, bahwa hal tersebut juga selalu ku usahakan. Supaya tidak berulang kali selalu aku yang kena omelan.
Memang jika dilihat dari sudut pandang jarak terasa jauh. Jika dilihat dari sudut pandang waktu terasa lama. Namun jika kita melihat dari sudut pandang kesabaran, kita akan terlihat kuat. Karena tidak mudah untuk mengikhlaskan diri saling menunggu. Yang biasa terjadi biasanya akan ada yang berperan mencampakan serta ada juga yang satunya pasti akan menjadi yang dicampakan. Untung saja bagi kita hal tersebut sudah terelakkan. Jauh dari awal memang tak sedikitpun pernah terpikirkan.
Di dalam kenyataan kita memiliki kesibukan masing-masing. Namun rasaku padamu sama sekali tak pernah berpaling. Dari awal kita dekat, bahkan untuk kali ini ketika jarak bagi kita sudah menjadi dinding. Tidak pernah ada sedikitpun dariku rasa kecurigaan karena tiap kali kau melakukan kegiatan apa saja aku selalu menerima laporan. Satu hal itu saja sudah cukup bagiku menjadi landasan kepercayaan.
Beberapa kali kau bercerita tentang keadaan kelas. Katamu ruang terasa agak sepi tanpaku. Begitu kurang lebih rayumu. Kau saja yang tak tahu disini sepiku lebih darimu. Disana kau masih bisa meluapkan kesepian dengan bercanda bersama dengan teman-teman. Disini, jika tanpa ada pertukaranan pesan denganmu pasti yang menemaniku disini hanyalah kesepian. Untung saja hal tersebut sudah dari awal kau bungkam. Kau juga menjaga hati ini agar selalu tetap dalam kondisi yang tentram.
Entah.
Kau selalu punya cara yang hangat untuk menyampaikan semangat. Perkataanmu juga selalu saja berhasil membuatku terbawa suasana. Entah itu suka, duka, maupun tawa. Yang paling sering terbentuk dari ku adalah senyum. Karena itu terpicu oleh hal sederhana dan seringkali tanpa disadari memicu suatu hal yang di luar duga.
Kau yang sebagai pemicu dan aku sebagai pecandu.
Sudah sangat terbiasa aku denganmu. Seperti jika kau tak ada ada bagianku yang kurang. Tanpa kau ada untuk sementara saja aku merasa bimbang. Sebenarnya lebih ke dalam rasa khawatir. Atau mungkin aku saja yang terlalu banyak berpikir. Iya, tentangmu. Insan yang ku sandarkan padanya sebuah rindu. Namun entah kenapa terkadang ada beberapa perasaan yang mengganggu. Apakah ini akibat yang ku alami karena terlalu lama terjebak dalam tunggu. Atau memang sebenarnya di sana telah terjadi sesuatu? Siapa yang tahu. Aku hanya menerima dari apa yang kau ijinkan ku untuk mengetahuinya. Begitupun juga sebaliknya.
Aku selalu mengatakan padamu apa saja yang terjadi dengan menyeluruh. Namun entah kenapa terkadang aku merasa apa yang kau sampaikan itu bukanlah sebuah hal yang utuh. Meski kau selalu berhasil membuat hatiku tersentuh. Tidak menghilangkan fakta bahwa dengan kecurigaan pun aku luluh.
Di dalam waktu tugasku yang sudah akan berakhir. Entah kenapa justru yang lebih mendominasi diri adalah rasa khawatir. Harusnya aku senang. Namun aku tidak bisa tenang. Bukankah ini sudah mendekati waktu kita untuk saling bertemu. Beberapa saat lagi juga akan saling tertagih janjiku dan janjimu. Kenapa aku harus resah? Bukankah kita sudah terikat oleh sumpah. Kau mulai sedikit tidak terlihat seperti orang yang aku kenal.
Mulai dari titik ini semua rasa serta kepercayaan yang sudah terbentuk lama mulai terjegal.
Aku mulai ragu tentangmu yang benar-benar disana menjaga hati. Karena kekhawatiran yang ku ciptakan mulai terbentuk secara pelan menjadi sebuah kejelasan. Belum bisa kupastikan. Mengalir saja sembari sedikit demi sedikit kupastikan. Sama sekali padamu tak berani ku pertanyakan. Aku takut ini justru akan menjadi keributan.
Aku masih sangat memahami bahwa kita untuk kali ini masihlah berjarak. Cara terbaik yang bisa kulakukan adalah menahan diri agar hati tidak memberontak. Mau di pertanyakan sekarang pun sudah pasti kau akan mengelak.
Dengan rasa curiga aku sudah kalah telak.
~ % ~
Terlalu lama nyaman dengan rasa percaya dapat membuat kita lupa akan kemungkinan terjadinya kecewa pada akhirnya
Terlalu terpaku kita dengan sebuah kepercayaan sampai lupa bahwa sebenarnya sangat mudah terjadi di dalamnya sebuah penghianatan
~hnf~
_____._____._____._____._____
Kalian bisa capture quotes atau potongan ceritanya.
[Tag - ig : _hanifprasetya] / [tw : _hanifprasetya}
Vote dan komen untuk kritik, saran, atau sanjungan.
Aku memperhatikanmu meski tanpa tatapan .
Terimakasih ku ucapkan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
INKONSISTENSI RASA (TERBIT)
RomanceBagaimana cara sederhana kita bertemu? Bagaimana cara semesta membuat kita bersatu? Bagaimana cara aku memandangmu setelah itu? Bagaimana cara kau buat aku menjatuhkan hati padamu? Bagaimana cara kita saling terjebak dalam rindu? Bagaimana cara...