Unjuk Karya #1

3 2 0
                                    

Salsabila Anggraina Putri

Harapan nyatanya tak selalu sesuai dengan kenyataan. Saat membuka hati demi harapan, jangan terlalu dalam membukanya. Karena harapan tidak selamanya indah.

Sukabumi, 4 Juni 2020.

Sembunyi Rasa
Rahmi Mulyani

Riuh dalam doa namun diam dalam kata
Akankah aku dan kamu menjadi kita
Harapku tentunya hanya kepada-Nya
Menyatukan kita dalam ikatan yang mulia
Indah dan penuh makna tampaknya

Mata hanya mampu melihat tanpa kata
Untuk kesekian kalinya aku terpana
Lantunan suara merdumu begitu indah
Yang mampu menenangkan jiwa
Nampak nya begitu mempesona
Indah senyummu begitu nyata

Payakumbuh, 4 Juni 2020

Nasihat Tembok
Woomeya

Semalam tembokku murka,
dia sengaja merusak jam dinding yang lama berkawan dengannya.

Tembok marah-marah kepadaku, katanya aku butuh istirahat, katanya kalau aku terus-terusan bergadang, bukan hanya kantung mataku saja yang menghitam--mungkin juga hatiku.

Tadi malam tembok mengajariku bahwa masuk angin, karena melek semalaman, karena merindukan seseorang, itu tidak normal. Tembok tertawa sejadi-jadinya saat melihat garis-garis merah di punggungku. Itu garis bekas kerokan; dan itu salah satu bukti rinduku tiap malam.

Madiun, 04-06-2020

Belum Saatnya
Zakiya Rahima

Aku rasa ini terlalu cepat
Kita sama-sama belum pantas
Kita masih punya tujuan yang harus digapai
Tapi, untuk melepaskanmu rasanya sulit...

Sekarang, apa yang harus kulakukan?
Aku tersesat di labirin yang rumit ini
Ingin keluar, tapi tak bisa
Menunggumu untuk menyelamatkanku pun rasanya sia-sia
Mungkin sudah takdirku untuk terjebak di sini selamanya

Lima Puluh Kota, 4 Juni 2020

Persahabatan Sejati
Cornelia Yessica Puspitasari

Nama saya Dafi. Saya merupakan seorang anak kilang minyak yang kaya raya. Hidup saya elegan Apa saja yang saya ingin tentu bisa, tetapi kalau permasalahan sahabat ataupun teman saya tidak bisa. Sebab apa? Saya tidak memiliki sahabat ataupun teman di sisi saya, karena saya orangnya pendiam dan jutek.
Waktu itu saya sekolah di
suatu sekolah menengah kejuruan swasta. Waktu MOS, saya bisa punya sahabat tetapi cuma sebentar karena saya pendiam, sulit untuk berteman. Setelah 2 jam sehabis MOS saya juga menemukan kelas baru bersama anak- anak lainnya.
Waktu itu ada orang yang mendekati saya, namanya Alif, ia anak kurang mampu, tetapi ia memiliki banyak teman waktu MOS. Alif mendekati saya sebab ia kasihan dengan saya sebab tidak memiliki sahabat.
Alif saat itu mendekati saya dengan membagikan saya santapan. Saat itu awalnya saya sombong tetapi karena ia memaksa akhirnya saya menerima santapan darinya, saya juga mulai bergaul dengannya.

Keesokannya saya diajak kerumah nya, Alif adalah anak yatim bapak nya wafat karena terkena sakit stroke. Pada waktu itu ingin membawa ke rumah sakit tetapi terkendala karena tidak memiliki uang untuk ke rumah sakit maka bapaknya dirawat di rumah.
Selang seminggu setelah itu penyakit bapaknya kambuh lagi serta penyakitnya kian parah. Dan pada akhirnya bapaknya Alif terpanggil oleh Yang Maha Kuasa. Alif pun masih tidak yakin bapaknya pergi untuk selamanya.
Seminggu setelah bapaknya wafat ia juga mengambil alih posisi bapaknya bagaikan kepala keluarga serta tulang punggung untuk keluarganya. Ia memiliki adik perempuan bernama Aisyah yang kini duduk di kelas 2 SD.
Aisyah juga menolong bundanya untuk berjualan gorengan itu yang kadang laris manis kadang tidak.

Sedangkan Alif setelah pulang sekolah ia juga berangkat ke pasar mencari nafkah untuk keluarga nya di rumah.

Tiap hari ia menjadi kuli panggul. Saya juga menangis memandang keadaan rumahnya yang atap-atap nya telah bolong, cat bilik rumahnya telah kumal.
Pekerjaan bunda nya yang menjadi tukang cuci. Tiap hari ia mendapatkan order baju dari orang sebelahnya.

Dalam satu hari pemasukan mencuci baju dari bundanya cuma 10 ribu hingga 40 ribu rupiah.

Kadangkala uang itu dapat  untuk makan saja, Alif juga tidak sempat memohon apa- apa dari bundanya. Untuk uang sekolah, uang saku, dan lainnya Alif dapatkan uangnya dari hasil menjadi kuli panggul di pasar.
Sebenarnya saya ingin menolong nya namun ia menolak dengan halus, karena merasa segan dengan saya.
Pada suatu hari saya ke rumahnya untuk menolongnya bekerja di pasar, saat itu ia menolak untuk melakukan pekerjaannya dengan saya, tetapi saya memaksa untuk bekerja dengannya. Akhirnya ia juga menerimanya.
Dari sekitar jam 8 pagi hingga jam 5 sore saya membantunya,  awalnya berat mengangkut beban yang saya bawa sebab menjajaki bagaikan kuli panggul, tetapi saya coba untuk membantu Alif.

Pada akhirnya saya dapat mengangkut beberapa barang yang dimiliki pelanggan Alif, dan akhirnya kami berdua mendapatkan uang 60 ribu rupiah. Alif sebenarnya memberi saya uang tetapi saya menolaknya.

“Fi ini buat mu sebab kamu sudah menolong saya."
"Saya sudah ada uang sendiri, itu buat kamu saja. Kalian kan perlu uang itu buat sekolah."
Akhirnya ia menaruh uangnya ke dalam saku.
Jam 5. 30 sore kami berdua kembali kerumah Alif, uang tersebut di berikan pada bundanya untuk membeli beras serta lauk pauk.

Besoknya hari senin pagi saya pun berangkat ke sekolah, saya menjemputnya di rumah dengan membawa mobil.

“Lif, marilah naik ke mobil saya kita berangkat bersama”
Alif menanggapi permintaan saya, "Tidak ah fi, lebih baik aku berjalan kaki saja”
“Jangan lah lif, nanti malah kesiangan loh kerena saat ini sudah jam 7.”
"Ya udah deh saya turut sama kamu” kata alif.

"Nah gitu dong kita berangkat kembali bersama sebab saat ini saya memiliki sahabat spesial seperti kamu."

Kami juga menangis senang seakan- akan ini suatu mukjizat. Kami juga berpelukan hangat sebab senang menjadi teman.

4 juni 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang Karya Aksara AsmaralayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang