VII - Aquiver

2.7K 239 19
                                    

Malam masih membayang. Tapi, Sakura sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Ia rindu berenang di lautan. Ia rindu dengan ekor indahnya. Ia juga rindu kecipak bunyi air akibat kibasan ekornya.

Dengan perasaan bosan, Sakura melangkahkan kakinya keluar dari kamar tidurnya. Pandangannya menyapu ke seluruh lorong di sekitar kamarnya. Memastikan bahwa memang tak ada orang lain yang akan memergokinya kelayapan di tengah malam seperti ini.

Kepalanya celingukan kesana-kemari. Langkah kakinya ia angkat tinggi-tinggi agar tak menimbulkan suara. Tingkahnya saat ini sudah sangat mirip seperti pencuri amatir.

Setelah memastikan keadaan sekitarnya aman, Sakura melangkahkan kakinya dengan santai. Ia memutuskan akan berkeliling malam ini.

Selama di istana, ia sama sekali belum mengetahui dimana letak-letak ruangan yang seharusnya tidak boleh di masuki. Ia hanya memastikan, setidaknya kelak ia tidak akan membuat kesalahan dengan memasuki ruangan terlarang di kerajaan ini.

Kecuali ruangan di mana banyak sekali buku yang tadi sore ten-ten tunjukkan padanya. Tentu saja ruangan tersebut adalah pengecualian untuknya. Gudang informasi mana boleh di lewatkan  itulah sebabnya Sakura akan melakukan segala hal untuk bisa kembali ke sana.

Seketika telapak kaki Sakura berhenti melangkah, kala telinganya menangkap gemericik air di belakang istana Uchiha. Dengan semangat, Sakura kembali melangkah cepat kearah bunyi itu berasal.

Manik matanya berbinar ketika pandangannya menangkap kolam besar dengan air terjun di atasnya. Ini bahkan lebih dari sempurna bagi Sakura untuk melepas rindu pada ekor yang selama ini selalu menjadi kebanggaannya.

Segera saja Sakura melepas sepatu kain yang ia kenakan. Tak lupa ia juga melepas baju terluar miliknya, setelah itu memasukkan seluruh tubuhnya kedalam kolam dengan air sedalam dua kali tinggi tubuh Sakura. Cukup dalam untuk ukuran kolam di dalam istana.

Seketika rasa sakit yang teramat sangat menjalar di kedua kakinya. Sepasang kaki jenjang itu terlihat menyatu. Tulang-tulangnya bergemertak, kulitnya kembali mengelupas. Berganti dengan sisik indah berwarna merah.

Sakura mencoba menahan erangannya. Air matanya mengalir deras, tapi sebisa mungkin ia tak menimbulkan suara.

Ia tak ingin ada manusia yang melihatnya dengan bentuk seperti ini. Akan menjadi masalah jika ia sampai ketahuan bahwa dirinya bukanlah seorang manusia.

Setelah perubahan yang menyiksa fisiknya dengan teramat sangat. Akhirnya Sakura bisa bernafas lega ketika sepasang kakinya telah berubah bentuk menjadi ekor yang sempurna. Sisik-sisik sebesar koin emas yang biasa para manusia gunakan sebagai alat pertukaran menempel di sekujur tubuh bagian bawahnya.

Perasaan bahagia yang meluap-luap membuatnya lupa diri. Ia terus tertawa seraya mengepakkan ekornya di permukaan air. Menciptakan bunyi riak yang lumayan keras. Kedua tangannya pun turut mencipratkan air ke segala arah.

 Kedua tangannya pun turut mencipratkan air ke segala arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melliflous ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang