7

190 20 3
                                    

Hari ini Raya sampai lokasi syuting lebih awal dibanding yang lainnya, dan ternyata sudah ada beberapa kru yang tengah mempersiapkan properti untuk syuting satu jam lagi.
"Mba Raya dipanggil Pak Hilman di ruangan nya" ujar salah satu kru yang menghampirinya.
"Oke makasih ya" ucap Raya dengan senyum manisnya.
"Sama-sama Mba Raya"

Raya menuju ruangan yang dijadikan untuk tempat istirahat Sutradara.
"Ada apa ya Om?"
"Duduk dulu Ray" Om Hilman menunjuk dua kursi yang ada didepan meja kerjanya.
Raya duduk disalah satu kursi yang ditunjuk Om Hilman tadi.
Om Hilman mengeluarkan amplop putih panjang dari laci meja kerjanya dan memberikannya kepada Raya.
"Tadinya saya mau ngasih ini ke Mondy, tapi karena kamu yang udah sampai lokasi duluan ya saya kasihkan sama kamu, toh sama aja ini buat kalian berdua"
"Ini apa?"
"Buka dan lihat isinya"
Dengan penasaran Raya membuka amplop pemberian dari Om Hilman tersebut.
Dua tiket nonton bioskop film romantis dan kartu reservasi romantic candle light dinner di restorant berbintang.
"Buat apa ini?" Raya terlihat bingung dengan isi amplop itu.
"Buat kamu sama Mondy, besok kalian free, lusa kembali syuting tapi harus dengan chemistry yang jauh lebih baik dari kemarin, saya gak suka dengan kecanggungan kalian terutama kamu Ray"
Tak ada kata penolakan yang bisa Raya katakan kepada sutradara nya, pasrah.

Hari ini full adegan action karena adegan romantis khusus Raya dan Mondy di skip untuk lusa.
Raya sudah memberikan amplop pemberian Om Hilman kepada Mondy, meski ia malas untuk menjelaskan maksud dari tujuan isi amplop itu tapi Raya menyingkirkan ego nya sejenak dengan harapan syuting film ini cepat selesai karena kalau tidak akan semakin runyam cara untuk membangun chemistry dengan Mondy.
"Besok aku jemput kamu dimana?" tanya Mondy setelah selesai syuting hari ini.
"Ketemuan disana aja, langsung didepan cinema room nya"
"Oke" hanya jawaban itu yang bisa keluar dari mulut Mondy, sedari dulu ia paling tak bisa bila harus berdebat dengan Raya, tapi perdebatan yang mengakhiri hubungan nya dengan Raya terjadi begitu saja, entahlah.

Mondy memberi tau Tari tentang acaranya dengan Raya besok, sudah pasti Tari menentangnya bahkan jika memang harus tetap pergi pun Tari memaksa untuk ikut dengan mereka, ia tak ingin membiarkan tunangannya pergi berdua dengan Raya yang notabene adalah mantan kekasih dari tunangan yang sangat dicintainya.
"Kalau kamu ikut nanti malah gak bisa berhasil buat bangun chemistry nya dong sayang..."
"Bangun chemistry gimana sih, kamu mau belajar mesra-mesraan sama dia?" Tari sudah tak bisa menahan kecemburuannya.
"Buat keperluan film, bukan selingkuh, ini juga aku ngasih tau kamu dulu kan biar kamu gak salah paham nantinya"
"Kamu kok kayak semangat banget sih mau pergi sama dia?!"
"Semangat gimana sih Tar, aku biasa aja ini namanya bagian dari pekerjaan dan harus profesional, kamu yang terlalu berlebihan!" bentak Mondy yang lepas kendali karena terus dicemburui oleh tunangannya.
"Kamu bentak aku karena belain dia?" Tari menjatuhkan air matanya yang keluar begitu saja ketika Mondy membentaknya.
"Maafin aku sayang, aku gak bermaksud buat bentak kamu" Mondy memeluk Tari dan menenangkan nya.

Dilain tempat Raya tengah bingung untuk acara besok bersama Mondy.
"Ray, loe sama Mondy kan udah cut lama banget tuh, kok loe masih kesel aja sih sama dia?" tanya Melly.
Malam ini Melly menginap di tempat kos Raya karena permintaan Raya yang butuh teman curhat.
"Gak kesel, cuma..." Raya tampak berfikir, bingung dengan perasaannya.
"Cuma apa? Takut celebek celebek yaa?? Hahaa..."
"Apaan sih loe Mel, gue emang udah selese lama ama dia karena dia taunya gue selingkuhin dia"
"Terus loe mau jelasin ama dia yang sebenernya? ya elah Ray, buat apa lagi... Dia aja udah tunangan ama mantan sahabat loe"
Bila diingat betapa sakitnya hati Raya saat itu, teramat sangat sakit dihianati oleh sahabat dan kekasih yang lebih percaya dengan orang lain dibanding dirinya.
Besok? Jalani saja.
.

.

.

TBC

Up lagi 😍
Masih ada yg inget gak yaa ama cerbung gajeku ini 😊

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang