Oh Sehun. Dokter spesialis kandungan yang terkenal karena ketampanannya sekaligus duta kesehatan Yulje itu, kini terlihat seperti anak ayam saat di depan Suzy. Tidak. Dia tidak sendirian, ada Byun Baekhyun, dokter spesialis anak dan Kim Suho, dokter spesialis jantung yang juga berada di ruangan itu. Tapi keduanya hanya berstatus sebagai penonton. Ya. Setelah kabur semalam, Sehun segera mendapatkan sidang di jam 08.00 pagi ini.
"Cepat katakan." Suzy melipat kedua tangannya di depan dada mendintimidasi Sehun dengan sorot tajamnya, membuat Sehun mengerucutkan bibirnya, berusaha menunjukkan aegyo pada gadis yang sudah bersamanya sejak JHS itu.
"Suzy~ya, baegopa...eumm?"
Suho bergidik ngeri. "Aigoo...aku mau muntah."
"Tsk...jangan sok imut." Baekhyun memukul kepala Sehun, membuat namja itu mencebik.
"Ahh wae~~~, aku benar-benar lapar." Rengek Sehun. Suzy hanya bisa menghela nafas.
"Arasseo, aku akan memberikan satu porsi kalguksu kalau kau mau berbicara soal gadis itu."
Sehun tersenyum penuh kemenangan.
"Mwoya....lihat itu, dia hanya butuh jaminan." Cibir Baekhyun.
"Jangan sampai kepala rumah sakit tahu kalau duta keaehatan kita punya dua kepribadian." Suho menggeleng heran.
"Ya! Hyeong!~" Sehun mencebik kesal.
"Oh Sehun."
Sehun hanya tersenyum ke arah Suzy, lalu beranjak duduk di samping gadis itu. "Baik. Dengarkan aku Suzy, karena ini tak ada pengulangan." Sehun menggenggam kedua tangan Suzy.
BUGH!
Suho memukul kepala Sehun, "Kau bukan mau melamar Suzy, jangan berlebihan."
"Aku berusaha menguatkannya hyeong. Dia pasti tidak siap kalau tahu bahwa wanita itu hamil dan meminta obat penggugur kandungan kemarin."
Suzy terdiam.
"APA?!" Suho dan Baekhyun memekik bersamaan.
"Hah...tidak ada pengulangan."
Suzy melepaskan kedua tangan Sehun, "Apa itu anak Myungsoo?"
Sehun mengedik. "Kurasa iya. Karena ia datang dengan namja itu, tapi ia tak ikut masuk ke dalam."
"Wahh....yeoksi, dia memang berpengalaman." Baekhyun menggeleng takjub.
"Dia pasti sengaja tak ikut masuk karena tahu hasilnya positif, geutji?"
Sehun mengedikkan bahunya. "Aku tak mau berspekulasi, yang aku tahu, dia adalah namja pengecut."
"Geu namja jinca....wah, untung aku sudah putus dengannya. Ternyata seperti itu kelakuannya."
Sehun mengernyit. "Kau tak mau marah? Atau...memukulnya?"
"Naega? Wae? Aku justru senang, karena bukan aku yang menjadi korbannya."
Suho bertepuk tangan. "Yeoksi...Choi Suzy jinca dalla..."
"Kurasa dia terlalu banyak melakukan operasi otak, makannya pola pikirnya juga berbeda dengan kita. Hya, kau lupa mereset ulang otakmu hoh?" Baekhyun mengambil coklat di meja.
"Aish...oppa!"
"Geurom...bagaimana kalau malam ini kita BBQ?" Sehun menatap tiga orang di sekelilingnya bergantian.
"Joah." Suzy.
"Kull." Baekhyun.
"Kau yang traktir." Suho menunjuk ke arah Sehun.
"Geurom~ tapi dengan blackcard hyeong." Namja itu tersenyum puas.
"YAK!" Suho memekik.
***"Apa Ye-Eun tidak kemari?" Moon Haekyung mengambil teh yang telah disajikan di hadapannya.
"Hem? Dia sedang tidak enak badan." Namja dengan kemeja putih berwajah tampan yang kini tengah duduk samping Haekyung itu hanya menjawab seadanya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar iPad.
"Aigoo...ibu rindu sekali dengan Ye-Eun. Bagaimana kalau ibu menjenguknya, heum?" Wanita itu kini meraih lengan sang putra, membuat namja itu mengalihkan sejenak kedua matanya. "Tidak usah, biarkan dia istirahat bu. Bukankah ibu juga baru saja menemani ayah dari Jepang?" Jung Jaehyun, putra tunggal dari Jung Sungha itu berusaha menahan kemauan ibunya.
"Mwoya...kenapa kau seperti ini, apa kalian ada masalah?"
Jaehyun menghela nafas. "Aniya, Ye-Eun sendiri yang bilang dia perlu istirahat, kami baik-baik saja." Tegas Jaehyun.
"Aigoo...anak-anak sekarang, ibu tak pagam dengan jalan pikiran kalian. Ingat-"
"Arasseo-arasseo, segera menikah, geutji?"
Haekyung tersenyum puas. "Aigoo...chakkannae. Kalau begitu eomma pulang, jangan terlambat makan siang."
"Ne..."
Setelah pintu ruangannya tertutup, Jaehyun segera menyandarkan punggunya ke sofa, berusaha memejamkan mata.
"Sudah kubilang, dia itu mirip rubah. Kenapa kau bebal sekali sih?!"
Jaehyun berdecak pelan begitu mendengar suara yang familiar di ruangannya. Tanpa membuka mata pun dia jelas tahu siapa itu. Kim Doyoung, sahabat sekaligus seniornya sejak SHS yang menjadi partnernya dalam membangun perusahaan games yang kini termasuk dalam sepuluh terbesar di Korea Selatan.
"Aish...hyeong, jangan menambah beban pikiranku." Gerutu Jaehyun.
Doyoung menutup pintu ruangan. "Wahh..beban pikiran katamu? Kau sendiri yang ngotot kalau dia adalah gadis baik-baik. Hyeong, kenalkan aku dengan gadis polos itu.., aigoo..mengingatnya saja membuatku geli."
"Lalu aku harus bagaimana?" Lirih Jaehyun.
Doyoung menatap tak percaya pada Jaehyun. "Harus bagaimana katamu?! Tentu saja putuskan dia! Memang apalagi eoh?! Kau mau menjadi ayah dari bayinya?!!" Doyoung sudah sangat kesal, membuat Jaehyun memijat pelipisnya.
"Mwoya...tak usah memakai otot bicaranya hyeong, kau sudah seperti appa kalau seperti itu." Jaehyun membuka kedua matanya dan beranjak dari sofa. Doyoung sendiri terlihat bertambah kesal.
"Na??! Wahh...neo jiiinca..."
--Suzy baru saja dalam perjalanan pulang setelah mampir sejenak di kedai samgyetang kesukaan Jaemin. Ya. Keponakannya itu memintanya untuk membelikan samgyetang untuk makan malam. Oh, jangan lupakan kalau Jaemin juga memintanya untuk membelikan makanan ringan untuk menemani menonton film bersama Jeno.
Suzy baru saja turun dari mobil, sebelum ponselnya berdering. "Jonghyun?"
Eoh, wae Jonghyung~ah?Dokter Choi, gawat, ada kecelakaan beruntun, korbannya begitu banyak.
Apa tidak ada siapapun di sana?
Semuanya sudah turun, tapi masih kekurangan orang. Dokter Kim masih melakukan operasi.
Baiklah, 15 menit lagi aku sampai.
Ne.
Suzy membuka pintu rumah dengan terburu-buru, lalu meletakkan pesanan Jaemin di meja makan. "Eoh, Jeno~ya, ini makanan kalian. Nuna harus kembali ke rumah sakit, jangan keluar rumah, arasseo?"
Jeno yang masih terkejut dengan kedatangan Suzy hanya terdiam.
"Na kanda." Suzy mengusak rambut gelap Jeno, membuat jantuny remaja itu berdetak tak karuan.
"Eoh, nuna sudah datang?" Jaemin yang baru saja selesai mandi terlihat kegirangan begitu mendapati banyak kantong makanan di meja makan. "Ya, neo wae irrae?" Jaemin menatap Jeno yang hanya terdiam sambil memegangi bagian dada kirinya.
"Na jugo."
Jaemin mengeryit. "Simgakkane."
--Suzy memarkirkan mobilnya di tempat parkir depan rumah sakit dan segera berlari ke dalam IGD. "Apa yang terjadi?" Ia menerima jas putih dari Jungwoo.
"Ada kecelakaan beruntun, salah satu korbannya adalah Putra Jung Sungha."
Suzy berjalan cepat ke ruang operasi. "Jung Sungha?"
"Ya. Jung Jaehyun. Kudengar dia adalah pemilik salah satu perusahaan game di Korea Selatan."
"Bagaimana kondisinya?"
"Hematoma (pendarahan otak)."
Suzy segera melakukan prosedur operasi lalu menekan tombol masuk di pintu operasi dengan kakinya. Di sana sudah ada Jonghyun dan dokter lain yang tengah melakukan anastesi.
"Bagaimana electrosurgicalnya?"
"Masih terkendali dokter."
"Baiklah. Kita mulai."TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Emergency
FanfictionChoi Suzy, dokter bedah muda yang gagal bertunangan, namun justru dipertemukan dengan seorang pengusaha muda yang tidak sadar jika dijadikan selingkuhan wanita yang merebut calon tunangannya. "Dokter, bukankah wanita itu yang kemarin datang dengan...