4. Futsal

73 16 0
                                    

Author's pov

Fio bangun dari tidurnya. Ia mengucek mata dan menggeliat, lalu setelah nyawanya terkumpul, ia membuka tirai menuju balkonnya. Matahari pun langsung menyinari seisi kamarnya yang semula gelap.

Setelah itu, Fio bergegas mandi untuk berangkat sekolah.

⚽⚽⚽

"Pernahkah kau merasa? Jreng jreng jreng jreng jreng! Pernahkah kau merasa??? Jreng jreng!!" Fio bernyanyi di sepanjang koridor sekolah sembari memperagakan orang bermain gitar.

"Pernahkah-- aduh!" Tiba-tiba gadis itu tertubruk seseorang yang berpapasan dengannya. Karena sedang fokus bernyanyi, Fio pun kehilangan keseimbangan dan jatuh terduduk. Begitu pula si penabrak di depannya. "Aw! Sikut gua!" Ia mengusap sikutnya yang membiru akibat menahan beban tubuhnya.

"Aduh, pantat gua!" Orang yang menabrak Fio juga mengusap pantatnya yang langsung menghantam lantai.

"Eh, lo jalan pake mata, dong!!" Fio berdiri tanpa melihat orang di depannya.

"Jalan pake kaki lah! Yakali jalan pake mata! Mata lo bisa jalan emangnya???" Orang itu pun ikut berdiri tanpa melihat Fio.

Setelah mereka merapikan seragam masing-masing, keduanya pun saling bertatapan.

"Fio?!"
"Frank?!"

Keduanya terkejut secara bersamaan.

"Ish! Lo lagi, lo lagi! Lo bawa sial mulu deh!" Fio meninju lengan lelaki itu.

"Lo kali! Lagian kalo jalan tuh yang fokus! Padahal gua udah minggir-minggir, lo nya aja yang nyanyi sambil goyang ke sana ke mari. Mending kalo bawa alamat!"

"Ah tau ah! Ngerusak mood gua aja lo! Sana sana!" Gadis itu mendorong Frank dan berlalu meninggalkannya.

"Jadi cewek kok kasar banget! Di mana-mana cewek tuh lemah lembut! Dasar preman!" lirih Frank dengan nada ngegas.

"Apa Lo bilang?! Preman?!" Fio kembali melihat Frank di belakangnya. Ternyata pendengarannua cukup kuat.

"Iya! Lo preman!"

"Awas Lo!!!" Gadis itu berusaha mengejar Frank yang sudah ngacir duluan.

"Fio!" Dan kemudian, tiba-tiba Alice memanggilnya.

Fio pun berhenti mengejar Frank yang sudah sangat jauh, lalu berbalik menghampiri sang sahabat. "Apa?"

"Piket!" Alice memberikan sapu pada Fio.

"Hmmm." Ia mengambil sapu dari tangan Alice.

"Kenapa muka lo ditekuk gitu?" Alice memperhatikan wajah Fio dengan seksama.

"Si Frank ngajak ribut!"

"Yaelah, Frank lagi... Akur kek sekali-kali! Berantem mulu! Di rumah sama Nash, di sekolah sama Frank. Gak capek?"

"Dia yang mulai duluan!"

"Udah udah. Sekarang buruan sapu tuh barisan paling kanan, tar keburu masuk. Gua mau ke toilet dulu, ya!" Alice menepuk-nepuk bahu Fio lalu pergi ke toilet.

Fio pun menyapu lantai dengan perasaan dongkol.

⚽⚽⚽

"Slrupp! Nanti Lo ekskul futsal?" tanya Alice sambil menyeruput kuah baksonya.

"Iya. Eh, gimana? Lo udah lakuin saran gue belum?"

Alice diam sejenak, "Belum. Lagi nunggu waktu yang pas dulu."

FIONA (Complete) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang