"Ngeselin banget sih syuting aja ribet pake segala jalan berdua cuma buat bangun chemistry, apaan coba...!?"
Seorang gadis nampak kesal usai menghubungi kekasihnya via ponsel.
"Cowok loe jalan sama lawan mainnya?" tanya Siska partner Tari sebagai model, karena sekarang mereka sedang menunggu giliran pemotretan untuk sebuah majalah fashion.
"Nonton film romantis plus romantic candle light dinner, gimana gue gak kesel"
"Namanya juga pemain film... Wajar lah"
"Kalo lawan maennya bukan mantan tunangan gue itu gak akan jadi masalah, Sis..."
"Kayaknya loe mesti minta pernikahan kalian dipercepat, sekarang jalannya pelakor sayy... Harus hati² loe, mana Mondy kan ganteng abis, gue aja naksir kalo dia belum tunangan ama loe, hahaaa..."
"Sialan loe! Tapi apa iya dia mau kalo nikahnya dipercepat? "
"Kalau dia cinta sama loe pasti mau lah"
Tari mulai berpikir mencari cara untuk membuat Mondy mau mempercepat pernikahan mereka.
"Film kelar kalian nikah" ujar Siska.
"Kok gitu?"
"Hai sayy, jangan kasih waktu lebih lama lagi buat mereka benar-benar ceelbeka".°°°
"Raya...?"
Mondy menepikan mobilnya dan menghampiri Raya yang sedang berteduh di halte.
"Kamu gak bawa jas hujan?" tanya Mondy tiba-tiba.
Raya yang sedang asyik melamun ditemani hujan pun kaget karena kehadiran Mondy yang tiba-tiba dihadapannya.
"Lupa" hanya jawaban itu yang keluar dari bibir Raya.
"Aku anter aja ya, biar aku suruh orang buat nganterin motor kamu ke rumah temen kamu atau ke rumah kamu"
"Gak usah, tunggu reda aja"
"Yaudah aku temenin"
"Makasih, tapi gue gak perlu ditemenin"
"Udah deh Ray, keras kepalanya disimpen dulu, ini jalanan sepi mana lagi hujan, kamu cewek sendirian gak mungkin aku ninggalin kamu disini".
"Yaudah terserah" Raya tak ingin berdebat dengan Mondy, lagi."
Satu jam.
"Hujannya makin lebat Ray... Ayolah aku anter aja ya, biar aku suruh orang buat anterin motor kamu"
Benar juga, bukannya reda justru hujannya semakin deras ditambah tiupan angin yang kencang, apalagi Raya tak memakai jaket karena terlalu terburu-buru tadi.
"Oke deh, sorry jadi ngrepotin loe""Maaf Mba Raya, mba Melly nya lagi baru aja pergi sama Ibu"
"Yaudah Bi, makasih ya"
Raya terlihat bingung mana sudah kedinginan dan tak tau harus kemana lagi sembari menunggu untuk waktunya dinner."Tadi itu rumahnya Melly, maksudnya Melly temen SMA kamu?" tanya Mondy begitu mereka sudah ada didalam mobil dan kembali melaju masih tanpa tujuan.
"Iya"
"Kayaknya dulu kalian gak deket"
"Sok tau"
"Tau dong kan dulu kamu selalu ngenalin semua temen-temen kamu sama aku, Ray"
Raya dibuat jengah dengan perkataan Mondy, apa-apaan dia seenaknya membahas yang dulu-dulu"
"Gue hidup di jaman sekarang, bukan dijaman dulu".
Mondy sangat paham dirinya sudah membuat gadis disampingnya kesal.
"Sorry, lagian aku bingung kamu jutek terus sama aku, apa kamu belum bisa lupain masalah yang pernah terjadi diantara kita sampe kamu kayak segalak dan sebenci itu sama aku?"
Raya masih berusaha sabar.
"Maaf ya Ray, lagipula kalau iya ada yang harus marah diantara kita itu aku lho"
Raya mengernyit tak menyangka Mondy akan membahas masalah yang pernah terjadi diantara mereka tapi dengan versi Mondy tentunya.
"Sok lah kalau mau marah".
"Bukan gitu Ray, aku pengin kita bisa berteman jangan kayak orang musuhan, gak enak lho Ray, apalagi kita jadi pasangan di film"
Benar apa yang dikatakan Mondy, Raya juga capek jika harus bersikap cuek pada Mondy, bisa membuat jalan syuting menjadi tersendat karena sikap dirinya.
"Oke gue minta maaf kalau sikap gue bikin syuting kita jadi berantakan"
"Nggak berantakan kok Ray, cuma kurang nggreget aja mungkin menurut Om Hilman"
"Yaa"Tiba-tiba mobil Mondy berhenti.
"Ada apa?" tanya Raya.
"Gak tau, aku cek dulu ya" Mondy turun dari mobil dan benar saja ban mobilnya kempes, hujan juga belum berhenti. Kebetulan mobil Mondy terhenti di jalanan sepi karena tadi dia jalan saja tanpa tujuan.
Mondy kembali masuk kedalam mobil dengan baju yang sudah basah seluruhnya karena tadi cukup lama diluar mengecek mesin mobil juga.
"Gimana Mon?"
"Ban mobilnya kempes, Ray"
"Terus gimana?"
"Aku gak bawa ban serep, mau ke bengkel juga daerah sini sepi mana lagi hujan, kita tunggu disini dulu ya aku coba hubungi temen aku biar bantuin".
Raya mengangguk pasrah."Loe mau ngapain?" tanya Raya ketika melihat Mondy yang hendak membuka t-shirt yang dikenakannya.
"Baju aku basah banget Ray... Gak mungkin kan aku pakai baju basah ini terus"Ponsel Raya bergetar ada pesan masuk,
From: Gino
Loe lagi dimana Ray...?
Gue nyamperin ke lokasi syuting tapi loe gak ada, kata orang film loe libur...
Tega loe Ray, libur gak bilang-bilang
Tau gitu kan langsung ke kosan loe aja 😀To: Gino
Sorry Gin, gue lagi ada urusan
Kalo udah kelar gue kabarin 🙏Raya memasukkan kembali ponselnya kembali kedalam tas miliknya.
"Dari siapa?" tanya Mondy entah basa-basi atau memang bertanya karena ingin tau.
"Temen"
"Cowok yang pernah samperin kamu ke lokasi syuting yang berduaan dikamar itu?" pertanyaan Mondy sukses membuat Raya kesal.
"Terserah loe mau bilang gue berduaan dikamar atau apapun itu gue gak punya kewajiban buat jawab"
"Kok gitu?"
Raya memutar bola matanya, malas.Nada panggilan dari ponsel Raya.
Gino's calling...
"Iya Gin...?"
"..."
"Besok pagi aja ke kosan gue"
"Ehm! Ehm!"
Mondy sengaja berdehem agar suaranya terdengar oleh orang yang menghubungi Raya.
"Loe lagi sama siapa Ray?"
"Sama temen" jawab Raya sekenanya, tak ingin sampai Gino salah paham.
"Aku ngantuk Ray, aku tidur dulu ya... Kalau nanti kamu ngantuk kamu tidur aja" ujar Mondy tiba-tiba.
..
TBC
Yeaayyy...! Bisa up lagi 😀
..
Sengaja dipanjangin part-nya khusus Raya Mondy 😍
Biar baper dongs
..
Like dan coment yaa biar malem ini bisa up lagi 😘
.Maafkan banyak typo bertebaran dimana-mana 🙏