[CHAPTER 1]

254 17 0
                                    

Jihoon mengenal pemuda itu hampir seumur hidupnya. Mereka kenal pertama kali ketika keduanya berusia sangat muda, kalau tak salah ingat kira-kira ketika mereka berusia 6 tahun. Saat itu Jihoon baru pertama kali datang ke Seoul. Keluarganya memutuskan untuk pindah dari kampung halaman mereka di Busan ke ibukota karena tuntutan pekerjaan orangtua Jihoon.

Pindah dari sebuah rumah milik sendiri di Busan ke sebuah apartemen di Seoul membuat Jihoon agak tak nyaman awalnya karena ketika di Busan dulu, Jihoon lebih sering menghabiskan waktunya dengan bermain sendirian di halaman rumahnya, tapi sejak pindah ke Seoul, anak laki-laki itu tak bisa lagi bermain di halaman rumah karena tempat tinggalnya sekarang berbeda dengan tempat tinggalnya di Busan dulu.

Hingga Jihoon berusia 6 tahun, ia masih tak memiliki teman bermain yang seusia dengannya. Kala itu usia anak-anak tetangganya sudah cukup besar dan yang paling kecil diantara mereka adalah Jihoon. Lalu saat Jihoon harus masuk sekolah dasar, ia menjadi pendiam karena tidak tahu caranya mendapatkan teman. Ia hanya duduk menyendiri di kursi paling belakang sambil memainkan celana seragam miliknya. Matanya mengawasi bagaimana suasana di kelas barunya. Ibunya sendiri tengah berbincang dengan ibu anak-anak lain dan mereka tampak akrab, tak seperti Jihoon yang bahkan belum memiliki teman bicara. Dan hal itu terus berlanjut hingga dua minggu Jihoon masuk sekolah. Ia masih belum memiliki teman, bahkan tak ada satu pun yang mau duduk di sebelah Jihoon. Jihoon sendiri tak tahu kenapa. Sampai pada suatu hari Senin pagi yang agak mendung, wali kelas mereka masuk di tengah pelajaran sedang berlangsung bersama seorang anak laki-laki bermata sangat sipit. Atensi semua orang di kelas tertuju pada anak tersebut tak terkecuali Jihoon.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru." Perkataan wali kelas mereka membuat anak-anak di kelas semakin penasaran dengan anak laki-laki tersebut. "Silahkan perkenalkan dirimu."

Anak laki-laki itu tak langsung mengenalkan dirinya. Dia lebih dulu mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas lalu setelahnya ia baru mengenalkan diri,

"Ha-hai, namaku Kwon Soonyoung. Aku berasal dari Namyangju dan baru pindah ke Seoul seminggu yang lalu. Mohon bantuannya selama disini." Anak laki-laki bernama Kwon Soonyoung itu membungkukkan tubuhnya sebentar sebelum kembali menegakkan dirinya lagi.

"Baiklah, Soonyoung, kau bisa duduk di samping Jihoon." Wali kelas mereka menunjuk kursi kosong di sebelah Jihoon membuat beberapa anak berbisik sambil melirik Jihoon.

Soonyoung hanya mengangguk lalu pergi menuju tempat duduknya di sebelah Jihoon yang tengah menunduk. Rasa aneh duduk bersama orang lain setelah hampir tiga minggu ia duduk sendirian. Dan yang pertama kali mengulurkan tangan untuk berkenalan saat itu adalah Soonyoung. Anak laki-laki dengan mata sipit itu mengajak anak laki-laki pendiam yang duduk di sebelahnya untuk berkenalan ketika istirahat makan siang.

"Hai," sapa Soonyoung. "Namaku Kwon Soonyoung, namamu siapa?"

Jihoon menatap uluran tangan Soonyoung ragu. Ia bingung apakah ia harus menyambut uluran tangan itu atau tidak, karena selama ini tak ada yang mau mengajak Jihoon berkenalan lebih dulu. Melihat anak laki-laki itu tak kunjung membalas uluran tangannya, Soonyoung pun berinisiatif. Ia memegang tangan Jihoon yang berada di atas paha lalu menjabatnya.

"Siapa namamu?" tanya Soonyoung lagi.

"Lee... Ji-Jihoon." Balas Jihoon dengan pelan.

"Jihoon? Namamu Jihoon?" Jihoon mengangguk.

Kemudian sebuah senyuman lebar terulas manis di bibir Soonyoung, membuat matanya semakin tak terlihat dan itu membuat wajah Jihoon merona merah karena selama ini tak ada yang memberikan Jihoon senyuman selebar itu.

Dan sejak itu lah seorang Kwon Soonyoung menjadi seorang teman bahkan sahabat dekat Lee Jihoon. Bahkan keduanya tinggal berdekatan. Keluarga Soonyoung memiliki restoran ayam dengan lantai dua restoran mereka yang dijadikan tempat tinggal, dan restoran ayam keluarga Soonyoung hanya berjarak dua blok dari gedung apartemen tempat Jihoon tinggal. Karena itu lah keduanya sering bermain bersama. Kadang Soonyoung yang berkunjung ke rumah Jihoon, kadang Jihoon yang datang ke restoran ayam keluarga Soonyoung. Hal itu pula yang membuat kedua orangtua mereka mengenal satu sama lain.

Persahabatan keduanya tak hanya berlangsung selama sekolah dasar, mereka terus bersama-sama hingga sekarang mereka berada di sekolah menengah atas.

.

.

Untuk remaja berusia delapan belas tahun, jatuh cinta tentu saja menjadi hal wajar. Semua anak berusia delapan belas tahun pasti pernah merasakan jatuh cinta, entah itu sekali atau dua kali, atau bahkan kesekian kali. Dan itu juga berlaku untuk Jihoon. Bahkan ia sudah merasakan jatuh cinta sejak usianya empat belas tahun. Jika kalian bertanya pada siapa saja ia jatuh cinta, jawabannya hanya pada satu orang.

Lee Jihoon jatuh cinta hanya pada satu orang sejak empat tahun lalu.

Entah bagaimana awalnya, Jihoon juga tak ingat, tapi yang pasti adalah ketika Jihoon bersama orang itu, ia merasakan perasaan aneh muncul, jantungnya menjadi berdetak dengan berantakan, sampai kadang ia cegukan hebat karena salah tingkah.

Lalu siapakah orang yang berhasil membuat Lee Jihoon seperti itu? Dia adalah─

"Kwon Soonyoung!" teriakan melengking Jeon Wonwoo─ketua kelas Jihoon dan Soonyoung─membuat Jihoon sadar dari lamunannya.

Sementara tersangka yang membuat pemuda itu berteriak hanya menyunggingkan sebuah cengiran sambil berlari menuju pintu kelas, menghindari lemparan buku matematika tebal yang hendak dilempar oleh Wonwoo.

Jihoon yang duduk di kursi belakang hanya memperhatikan kedua orang yang hampir setiap hari bertengkar itu. Bukan bertengkar dalam konteks negatif, itu hanya candaan. Semua anak di kelas tahu kalau Soonyoung senang berbuat jahil, tak hanya pada sesama temannya, bahkan pada guru pun Soonyoung juga jahil. Sudah berbagai macam hukuman diberikan, tapi anak itu tak juga menghilangkan sifat jeleknya itu.

Setelah pergi beberapa lama, Soonyoung kembali ke kelas sambil membawa dua susu kotak rasa vanila lalu duduk di kursi yang ada di depan meja Wonwoo.

"Aku membuatmu marah lagi, ya?" tanya Soonyoung.

Walaupun berjarak cukup jauh, tapi Jihoon tetap bisa mendengar apa yang kedua orang itu bicarakan.

"Jangan bertanya kalau sudah tahu jawabannya!" seru Wonwoo kesal.

"Maafkan aku ya," kata Soonyoung. "Ini, susu kesukaanmu. Aku membelikanmu ini sebagai permintaan maaf."

Wonwoo menatap kesal Soonyoung lalu menyambar susu kotak yang ada di tangan Soonyoung dan meminumnya, sementara Soonyoung memperhatikan Wonwoo yang tengah meminum susu kotaknya sambil tersenyum lebar.

Jihoon yang memperhatikan itu hanya menunduk dalam. Ia meremas kuat celana seragamnya sampai buku jarinya memutih. Ia kemudian menarik nafas panjang dan mengeluarkannya pelan, mencoba meredam emosi yang menumpuk di dadanya hingga membuat dadanya sesak.

Ya, Jihoon cemburu.

Lalu orang yang sudah membuat Jihoon jatuh cinta itu, adalah Kwon Soonyoung. Sahabatnya sendiri.

Lalu apa hubungan Jeon Wonwoo dan Kwon Soonyoung?

Jika kalian menganggap mereka hanya sekadar teman baik, kalian salah, karena Jeon Wonwoo adalah seseorang yang lebih dari teman baik untuk Soonyoung. Dia adalah kekasih kesayangan Kwon Soonyoung.

Apa Jihoon tahu? Tentu saja.

Jihoon adalah sahabat baik Soonyoung selama lebih dari dua belas tahun, tak mungkin Jihoon tidak tahu. Walaupun tidak mau, tapi Jihoon tetap mendengarkan segala cerita Soonyoung yang sebagian besar berisi tentang Wonwoo.

Sakit? Tentu saja. Bahkan Jihoon sering menangis di tengah malam karena itu.

Jihoon memang pandai menyembunyikan perasaannya hingga ia tak sadar sudah menyakiti dirinya sendiri.

.

.

TBC

Hai, aku kembali ke dunia oranye ini dengan membawa work baru. Semoga kalian suka:) Ini work sebenernya udah ada sejak 2018, tapi baru dilanjutin belakangan ini karena tiba-tiba aja ada idenya.

Karena work ini udah selesai, jadi bisa update dengan rutin, atau malah suka-suka aku kapan mau diupdate:) Tapi aku gak bakalan update lama-lama kok karena ngapain nyimpen lama work yang udah selesai. Pokoknya aku usahain buat update serutin mungkin.

Terima kasih:)

28.06.2020

 

Bestfriend | Soonhoon [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang