Rose
Satu minggu, sudah seminggu yang panjang dan menyakitkan. Aku sudah mencoba segalanya untuk membuat diriku tetap teralihkan, tapi tampaknya mustahil. Memarahi Daniel juga tidak membantu, dia tidak tahu rencana Luca ingin meninggalkan London. Dia tidak pernah memberitahu siapapun, aku bahkan ingin bertanya pada orang tuanya. Gagasan ingin mengemudi ke Hythe untuk berbicara dengan orang-orang yang belum pernah kutemui sebelumnya hampir terdengar gila, kata gadis-gadis itu padaku.
Jadi di sinilah aku, pada Jumat malam aku terbungkus dalam gaun panjangku yang halus, duduk di balkon sambil mengisap sebungkus rokok dan minum sebotol wine. Aku benar-benar kehilangan, aku merasa tersesat sebelumnya. Hanya untuk beberapa hal, saat kehilangan Ayahku, ketika aku mengalami pelecehan seksual Wayne, lalu Theo menghancurkan hatiku.
Ini terasa berbeda entah bagaimana, aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku hanya mengenal Luca beberapa bulan, dan belajar pada kebenaran bahwa hubungan kami adalah permainan yang tidak menarik. Aku juga tahu dia mencintaiku, dia tidak mau tapi dia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri, sama sepertiku. Aku tidak ingin jatuh cinta padanya, tapi aku juga tahu itu tidak dapat terhindarkan.
Lampu-lampu kota yang terang menari-nari di bawahku ketika aku menyesap wine milikku, aku ingat ketika kami duduk di sini berjam-jam pada suatu malam, setelah kerja dan kami tidak tidur sampai jam tiga pagi. Kami berbicara tentang segalanya, masa kecilku dengan Ayahku dan dia bercerita tentang Kakaknya dan bagaimana dia mematahkan hidung Luca karena mencuri sebatang cokelat. Benar-benar hal yang kecil, tumbuh untuk saling mengenal dan jatuh cinta.
"Kau harus keluar dari flat, Rose." Suara Chloe nyaris mengejutkanku ketika aku melihat lurus ke depan. Aku tidak menjawabnya, berpikir untuk pergi bersama mereka malam ini. Mereka telah menggangguku sepanjang minggu untuk bergabung dengan mereka untuk minum.
"Tolong Rose, kami sangat mengkhawatirkanmu." Darcy berbicara, berjalan melewati Chloe dan duduk di lantai di sebelahku. Aku memandangnya, mataku mamanas dan tenggorokanku hampir kering.
"Aku merasa ini lebih buruk daripada ketika Theo menghancurkan hatimu." Dia bergumam.
"Itu lebih buruk, jauh lebih buruk." Aku berbisik, berusaha keras untuk tidak menangis, tapi mataku tidak bisa menahan air mataku lebih lama lagi, hanya dua jam sejak terakhir aku menangis, aku berantakan. Aku menundukkan kepalaku dan menangis di tanganku, aku merasakan hangatnya kedua gadis itu ketika mereka berpelukan denganku. Tentunya, mereka sudah cukup dengan ini.
"Kami tahu, kau sangat mencintainya." Chloe menghela nafas di rambutku, mereka tahu betapa aku mencintai Theo, tapi apa yang kumiliki dengan Luca sangat berbeda.
Luca bertemu denganku ketika aku mencoba untuk membangun kembali diriku dan dia membawaku keluar dari cangkangku, dia membuatku merasa lebih baik tentang diri sendiri, bahkan jika dia tidak berniat melakukan itu pada awalnya. Dia melakukannya, sekarang aku merasa lebih buruk dari sebelumnya. Aku tahu semua orang memberitahumu untuk tidak pernah bergantung pada pria untuk bahagia, aku senang, sedikit.
Luca masuk ke dalam hidupku dan entah bagaimana dia mencerahkan segalanya hanya dengan cara dia tersenyum, bagaimana jari-jarinya yang lembut menelusuri kulitku membuatku merasa cantik, betapa buruknya dia menyanyikan lagu-lagu favoritku di mobil, atau cara matanya berkilau di matahari. Kenangan yang ku miliki sekarang hanyalah beberapa foto selfie murahan yang kami ambil dan hoodie yang ia tinggalkan malam itu. Itu semua yang ku miliki tentangnya, semuanya berubah dan dia menghapus semua media sosial sehingga aku tidak bisa menemukan informasi apa pun.
"Bisakah kami membuatmu keluar, Rose?" Chloe bertanya lagi. Aku menutup mataku, sebelum menatap kedua gadisku. Mereka merias diri mereka tanpa cacat dan rambut mereka siap untuk malam ini dengan setengah kaleng hairspray. Mereka berusaha untuk mendukungku, bahkan jika itu berarti kita pergi minum-minum. Mereka ingin aku bersenang-senang. Jadi mengapa tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Delicious Rose (Indonesian Translation)
RomanceKetika berusia 21 tahun, Rose Harrington menangkap tunangannya di tempat tidur bersama salah satu teman baiknya, hidupnya menjadi tidak terkendali. Setelah 6 bulan, ia lulus dari Universitas dan mendapatkan pekerjaan di London. Bergerak bersama dua...