Hai, kenalkan nama saya Bayu Sheva, siswa asal Pati yang merasakan hidup selalu gundah.
Disuatu esok pagi aku bangun dan bersiap untuk sekolah. Aku berfikir sambil memakai sepatu, haruskah aku memilih untuk sekolah ke jenjang selanjutnya dengan mengikuti nasehat ibuku, atau memilih dengan sesuka hatiku.Setelah semua persiapan selesai aku pun berangkat sekolah dengan mengayuh sepeda sejauh 3,5km. Di sekolah SD aku merasa sudah dikenal semua orang, karena sering membawa kemenangan untuk nama SDku. Tetapi dibalik suka ku itu aku dipaksa pembimbing bahkan orangtuaku untuk menghafal kan beribu ribu kata dari beberapa lembar kertas yang kuanggap musuh dari otakku. Dibalik senyum suka semua orang, pasti ada duka di dalam hati yang sangat menusuk.
Singkat cerita, disuatu pagi hari aku mendaftar smp favorit di kotaku. Sebenarnya aku mendaftar di smp itu karena terpaksa karena ambisi orang tuaku yang ingin membuktikan bahwa anaknya sudah unggul, tetapi aku tidak menyukai itu, aku ingin masuk kedalam smp lain. Aku mendaftar ke jalur prestasi dengan mengandalkan piagam provinsiku.
Aku masuk ke dalam grub whatsapp smp, aku tidak mengenal semua anggotanya. Singkat cerita, ada yang menghinaku dengan bercanda di grub ini, tetapi aku menganggap serius hal ini. Tidak sengaja aku melontarkan kata kata kasar yang membuat ketua osis di smpku bertindak tegas, lalu aku di chat secara privasi olehnya, aku dieksekusi sampai jam 2 malam. Diesok hari waktu aku baru masuk smp aku merasa terasingkan dan takut. Tak disangka sangka, waktu aku MPLS diajar oleh ketua osis, beruntungnya dia belum mengenalku. Hari kedua, semua siswa dipersilahkan kenalan satu persatu, dan diwaktu itulah aku dikenal oleh semua orang bahwa akulah yang melontarkan kata kata kasar itu. Aku merasa tersingkirkan dan di benci oleh semua orang.
Dilain hari, aku mengikuti seleksi menjadi ketua osis. Aku sadar bahwa semua kakak osis disana sudah diberi tahu oleh ketua osisnya yang berbisik "hey, jangan terima anak itu, anak itu memiliki sifat buruk" sambil menunjuk ke arah ku. Aku terdiam dan berfikir tidak akan diterima menjadi osis disana. Dan benar saja seleksi selesai dan namaku tidak ada dalam daftarnya, aku tetap sabar dan bergabung bersama temanku yang tidak diterima juga, kita merayakan kesedihan pertama kali yang terjadi di smp baru.
Di smp aku dikenal sebagai pemimpin, aku direkomendasikan banyak temanku untuk menjadi ketua kelas, namun ku menolak, bahwa menjadi ketua kelas itu bukanlah tugas yang mudah. Aku tetap mengikuti alur tuhan dan tetap semangat. Benar saja usaha tidak mengkhianati hasil. Aku mendapat ranking 2 dikelasku dalam 3 ujian berturut turut. Setelah ada berita ini, namaku menjadi melejit dan terkenal dikalangan guru smp. Hingga aku ikut seleksi untuk lomba pantun.
Seleksi pertama aku musuh puluhan siswa yang mewakili dari kelasnya, bukan siswa biasa. Semua siswa itu msmiliki jiwa sastra yang tinggi. Setelah melewati 4 tahap seleksi, akhirnya aku diterima menjadi wakil sekolah untuk lomba pantun. Aku bersama 1 rekan lombaku selalu berlatih bersama dan saling membantu jika ada yang kesulitan. Namun latihan itu harus kuhentikan, perihal ada ujian kenaikan kelas. Aku pun memilih mengundurkan diri dari lomba tersebut, dan fokus belajar untuk ujian. Ibarat hewa aku merasa hidup seperti burung yang selalu dikurung dalam kandang atau biasa disebut anak rumahan.
Sore harinya aku mendapat berita mencengangkan, bahwa orang yang menyayangiku selama ini telah meninggal, yaitu nenekku. Aku merasa sangat terpukul. Setelah selesai di peristiwa ini orang tuaku malah semakin ambisi untuk menjadikan aku orang yang memiliki jabatan tinggi. Aku selalu berusaha sebisa mungkin, namun perasaan tersiksa pasti mengusik jiwaku.
Ingat ya kawan, dibalik rasa kecewa, kita harus selalu berusaha dan menjadikan hal tersebut sebagai motivasi. Karena semua hal yang dilakukan dengan tulus pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan pula. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Baru
Short StoryDisekolah baru ini aku terasa sangat jengkel dan takut.