"Ah Injun mah.." Winwin mencium pipi kanan Renjun karena gemas. "Masa mau punya mama tiga,"
Yuta mencium pipi kiri Renjun dan bahkan hampir menggigitnya. Heran, wajah Renjun ini benar benar sempurna. Tidak sia sia ia dan Winwin memiliki visual yang sangat mantap.
"Pinter banget sih anak ayah," Yuta kini melirik Winwin, "bercanda bun, meski Wendy cantik, bunda tetep paling cantik kok,"
//
Ten masih lemas saat duduk di mobil taksi, ia menatap Taeyong yang sejak kemarin menemaninya. Taeyong tampak lelah karena kurang tidur. Ten agak merasa bersalah karena membuat Taeyong lelah, tetapi apa boleh buat? Ia harus beristirahat.
"Pah, maafin mamah ya udah ngerepotin papah.." ucap Ten menatap Taeyong yang sedang memainkan jarinya.
"Mamah nggak pernah ngerepotin papah kok," Taeyong mengelus rambut Ten yang terlihat kusut.
Ten terus menatap Taeyong, begitupun sebaliknya. Namun tidak berlangsung lama karena Jisung tiba tiba menangis di atas bantal yang Taeyong letakkan di pangkuannya.
"Eh, Jisung kayaknya laper nih," Taeyong mengangkat Jisung yang menangis. Bahkan ketika Taeyong menggendongnya, Jisung tetap menangis.
Lain lagi ketika Jisung sudah dalam dekapan Ten, ia tampak tenang dan menghentikan tangisannya. Jisung langsung mengusakkan wajahnya ke dada Ten seolah tahu dimana makanannya. Ten tersenyum menatap Jisung dan membuka kancing bajunya, memberi akses untuk Jisung menyusu.
"Uuh.. Jisung anak mamah ya? Diemnya sama mamah doang," Taeyong mengecup pipi Jisung, sedangkan Jisung tetap tenang menyusu pada Ten. "Pelan pelan aja nenennya, papah nggak minta kok,"
"Johnny di rumah sama Mark Haechan?"
"Iya,"
Ten selanjutnya diam, ia tak tahu ingin berbicara apa lagi karena melihat raut wajah Taeyong yang tampak tidak suka jika ia menyebut nama mantan suaminya.
Tak terasa ketiganya sampai di rumah. Ten dengan perlahan berjalan keluar dari mobil sambil menggendong Jisung. Sedangkan Taeyong membayar ongkos taksi dan membawa pakaian kotor Ten ke rumah.
Johnny dari dalam rumah tersenyum senang karena Ten berhasil melahirkan dengan selamat. Ia melirik Mark yang tidur di kasur lantai sedangkan Haechan masih terjaga sambil duduk di pangkuannya.
"Mamah!!" Haechan berteriak ketika menatap Ten datang bersama Taeyong dan adik bayi.
"Sttt.. adek bayi lagi bobo," Ten mengelus rambut Haechan yang sedang berdiri di depannya. "Hyung bobo juga yuk sama adek bayi?"
"Mau!!"
"Ayok jalan sendiri, mamah lagi sakit.."
Haechan akhirnya berlari menuju kasur di kamar orang tuanya. Ia menarik kursi kecil untuk naik ke kasur. Ia langsung merebahkan tubuhnya di tengah tengah kasur dan Ten meletakkan Jisung di samping Haechan. Tak lupa Haechan menggenggam boneka peri miliknya.
"Ecan bobonya anteng ya? Nanti adek bayi keinjek Ecan.."
"Ecan bobo cama Jon aja,"
"Uuh? Baik banget sih Echan hyung,"
Mau tidak mau Haechan kembali kepada Johnny yang berbaring di kasur lantai bersama Mark. Ia membawa boneka perinya dengan lesu.
Mark tampak tidur di atas Johnny dengan pipi menempel pada dadanya.