BnDéprt
Present《Happy Reading》
📎. 2020, June 28.
Taehyung hanya tahu bahwa dirinya mengecewakan, tidak pantas, beban, pusat dari masalah, sesuatu yang tidak layak.
Ya, siapa yang akan menapakkan kaki pada rumah yang ia bangun? Tidak ada seorangpun, sebab ia cacat. Tahyung cacat, bukan fisik. Taehyung cacat pada sikap, cara berperilaku, dan pemikirannya.
Tertawa miris, hidupnya datar layak sebuah kertas tanpa coretan, terlalu putih.
Terlampau tidak jelas, terlampau sulit dimengerti.
Taehyung ingin mengakhiri hidupnya, nyatanya ia takut nyawa meninggalkan raga. Menyedihkan, manusia seperti apa yang ingin namun takut. Bukan, ia bukan manusia. Ia hanya sesuatu yang tidak lebih berharga dari -
Sinar Rawi pagi yang terasa begitu hangat menerpa epidermis kulit pemuda Kim. Kedua netra yang sebelumnya tampak terpejam dengan apiknya mulai mengkerut mendeklarasikan bahwa ia cukup terganggu. Perlahan namun pasti, sepasang hazel berwarna cokelat terang itu terbuka. Memeta atap yang menjadi pemandangan pertama yang netranya terima sebagai sambutan pagi hari.
Belah bibir meringis, saat dirasa perih menyerang ketika kedua lengan ia coba ayunkan. Memilih menapakkan kedua telapak kaki menyapa bumi sebagai ungkapan, bahwa ia masih bernafas.
"Ini akan memerlukan beberapa hari," berucap samar, seakan enggan membiarkan dinding serta kaca dihadapannya mendengar. Taehyung tertawa, tawaan yang penuh akan rasa luka dan kepedihan.
Sepasang hazelnya melihat dengan jelas, bagaimana jejak darah akibat goresan yang ia ciptakan tampak begitu nyata pada lengannya.
"Ssh -" mendesis penuh penghayatan, seakan semua ingin ia ulang tanpa henti seperti sebuah kaset yang telah rusak. Taehyung puas, menyiksa diri sendiri yang begitu ia anggap memuakkan. Sebab tiada yang menginginkan.
" Kamu adalah beban ! " ,
" Kamu egois ! "
" Iblis ! "
" Batu ! "
" Hearthless ! "Taehyung benci, benci segala hal tentang dirinya. Kedua tangannya terangkat untuk menarik surai miliknya tanpa ampun ketika kalimat itu kembali bergema di dalam pikirannya. Enggan membiarkannya istirahat barang sekejab, bahkan hanya untuk memejamkan netra.
Kepalan ia layangkan, memukul kepalanya secara membabi buta tanpa puas, tanpa mengenal kata sakit.
Taehyung lelah,
Terlampau lelah, hingga ingin beristirahat dalam jangka waktu yang panjang.
Seulas senyuman terbit pada bibirnya, mengulurkan lengan mengambil serpihan kaca yang begitu tampak mempesona. Mengecupnya sekilas sebelum menyayat kulit pada pergelangan tangannya.
Siang itu, Taehyung mendapatkan apa yang ia dambakan, istirahat yang panjang. Istirahat dari segala kebencian, ketidak puasan, ketidak nyamanan akan dirinya sendiri.
Taehyung mati tanpa menyadari, bahwa mungkin disuatu tempat sepasang netra sedang menangisinya, saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATIGUÈ
FanfictionTaehyung benci, Benci segala hal tentang dirinya. Kedua tangannya terangkat untuk menarik surai miliknya tanpa ampun ketika kalimat itu kembali bergema di dalam pikirannya. " Kamu adalah beban ! " , " Kamu egois...