Cinta itu penuh misteri dan rahasia, banyak rasa yang dihadirkan karena cinta, entah itu rasa bahagia, senang atau sakit hati dan kecewa.
Ada yang bisa menyampaikan rasa itu, adapula yang memilih untuk menyimpan rasanya sendiri, dan ada yang tak bisa menyadari bahwa ia memiliki rasa cinta.
Terkadang kita tidak bisa mengenali rasa cinta, tapi sangat tahu jika hati kita sedang sakit dan terluka. Karena sakit dan luka itu lah yang membuat cinta yang ada menjadi tersamarkan dan tak nampak."Kalau kamu emang gak ada perasaan sama aku lagi kamu gak akan sungkan melakukan adegan romantis apapun saat syuting, buktikan Raya!"
Properti berupa gerimis buatan sudah disiapkan, tunggu sampai tubuh Raya dan Mondy benar-benar basah baru dimulai adegan. Tanpa dialog.
Raya merilekskan diri."3...2...1... Roll and action"
Mondy mendekatkan tubuhnya mempertipis jarak dengan Raya.
Tangan kanannya meraih tengkuk Raya dan tangan kirinya berada di pinggang Raya.
"Buktikan sayang..." ucap Mondy yang merupakan penggalan dialog.
Mondy memiringkan sedikit kepalanya, kening mereka bersentuhan, Mondy mengecup bibir merah muda milik Raya, rasa vanilla sama seperti dulu ketika Mondy mencuri ciuman pertama gadis yang ada dalam dekapanya sekarang.
Hanya sekali Mondy mencium Raya ketika mereka berpacaran dulu, karena Raya selalu menolaknya dan marah pada saat pertama kali Mondy menciumnya.
Setelah itu entah siapa laki-laki yang pernah mencecap bibir gadis cinta pertamanya, membayangkannya saja membuat Mondy tersulut gairah cemburu dalam emosi."Buktikan kalau kamu memang gak ada perasaan lagi sama aku Ray..." bisik Mondy hampir tanpa suara.
Raya menitikkan airmatanya, tentu saja tak ada yang tau karena gerimis buatan yang mengaburkan lelehan airmata Raya.
Ciuman Mondy kian menuntut dan semakin dalam, Raya berusaha membalasnya dengan kaku.
Tangan kiri Mondy semakin mencengkram pinggang Raya dan tubuh mereka kian rapat."CUT!"
Raya mendorong pelan tubuh Mondy.
"Perfect! Mesti disuruh nonton film romantis dulu ya" puji Om Hilman.
"Kalian break, kita mulai lagi setelah property disiapkan"
"Oke Om" ujar Raya dan segera berhambur masuk kedalam rumah yang digunakan untuk beristirahat para pemain. Raya menuju toilet.
Ia tak kuat lagi menahan air matanya.
"Kenapa rasanya sakit begini..." Raya membasuh mukanya agar terlihat segar.
Setelah perasaannya bisa dikendalikan baru lah Raya keluar dari toilet, ia ingin mengganti pakaiannya dengan yang kering.
Saat Raya membuka pintu toilet ada Mondy yang berdiri dibalik pintu. Mungkin Mondy juga mau ke toilet, begitulah pikir Raya.
Mondy menahan kuat tangan Raya ketika gadis itu hendak melewatinya.
"Kenapa kamu nangis?"
Raya tak menjawab tapi ia berusaha melepaskan tangan Mondy yang menahannya.
"Apa yang kamu lakukan tadi bertentangan sama hati kamu?"
"Lepasin Mon, ntar ada yang lihat!"
"Jawab dulu!""Jawab apa sayang?" Tari.
Mondy melepaskan pergelangan tangan Raya dan membiarkan gadis itu berlalu.
"Kamu nanya apa sama dia?"
"Cuma nanya yang buat take nanti"
"Tapi kok kamu kayak emosi gitu sih ngomongnya"
"Biasa aja, oya itu kamu bawa apa?" Mondy menunjuk bungkusan paper bag yang dibawa oleh Tari.
"Aku bawain makan malam buat kamu nih"
Mondy mengajak untuk duduk lesehan dikarpet. Tari membuka bungkusan dan menyiapkannya, benar-benar menggambarkan calon istri idaman.
"Mau aku suapin atau makan sendiri?" tanya Tari dengan nada manjanya.
"Makan sendiri aja, makasih ya sayang... Kamu udah mau repot repot sering bawain aku makan"
Tari tersenyum, beruntung sekali Ia bisa mendapatkan Mondy, tak hanya orangnya tapi juga hati dan cintanya berhasil Ia miliki meskipun harus mengorbankan sahabatnya-Raya.
Dan kondisi sekarang sangat tidak aman bagi Tari, ia takut Mondy dan Raya akan kembali saling jatuh cinta karena bagaimana pun mereka pernah berpacaran."Kita kan udah pernah diskusiin ini sama orang tuanya Mondy, Tar... Masa iya kita mau ambil keputusan sendiri sih, Mama mau alasan apa coba"
Tari sudah menyampaikan keinginannya untuk mempercepat pernikahannya dengan Mondy, tapi sepertinya tidak akan mudah.
"Bilang aja tanggal baiknya dalam tahun ini lah Ma, please...."
"Lagian kamu kenapa sih kok tiba-tiba banget minta nikah dipercepat, padahal kamu udah setuju kalau nikahnya tahun depan. Gini aja kamu obrolin sama Mondy dulu kalau sekiranya dia gak keberatan barulah kita bicarakan dengan keluarga besar".Mondy makan dengan sangat lahap dan membuat Tari senang karena berarti Mondy menyukai makanan yang dibawanya, pilihan menu makanan yang dibawakan oleh Tari untuk Mondy memang tidak pernah salah, dia selalu bisa untuk mengambil hati Mondy.
"Sayang, besok kita jalan yuk... Udah lama juga kan kita ngga pergi berdua" ajak Tari setelah selesai mengemasi bungkusan makanan yang sudah habis dimakan oleh Mondy.
"Hemmm... Lihat besok ya sayang, nanti aku kabarin kelar syutingnya jam berapa, kebetulan besok gak terlalu banyak ambil take".
TBC
Bingung mau lanjutin gimana lagi... 🙏
Maafkan kalau gak nyambung ceritanya, namanya juga udah nggletak lama ni cerbung, ngga tau juga dulu pas nulis mau dibawa kemana alurnya... Hehee... 😅.
Jangan lupa like dan komen 😊