-1

10 0 0
                                    

Tap here to start writing

Pagi di kota Shanghai, China

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi di kota Shanghai, China. Ada salah satu sekolah dimana sang idola kita bersekolah. Mereka adalah Zhong Chenle dan Huang Renjun.

"Baik anak-anak. Selamat pagi! Apa kabar kalian semua?" Sambut bapak kepala sekolah, Lai Guanlin.

"Selamat pagi pak! Kabar kita baik kok!" Balas anak anak yang lagi semangat upacara. Ya upacara. Semangat karena yang memberi sambutan itu ganteng, kalau guru killer paling jawabnya sambil was-was.

"Sudah sarapan semua?"

"Belum," lirih seseorang. Liu YīngTáo. Cherry Liu.

Murid lain menjawab dengan keras, "SUDAH!"

***

Chenle menjadi petugas UKS bersama dengan satu temannya lagi, Renjun. Para petugas UKS, berdiri di belakang.

Cuacanya mulai panas. Ditandai dengan munculnya sinar dibarisan tengah. Barisan belakang hanya ada petugas kesehatan kelas2.

15 menit kemudian, saat menyanyikan lagu kebangsaan China. Salah satu teman Chenle dibopong oleh temannya. Melihat hal itu, Chenle mengarahkan matanya ke Renjun.

"Aku atau kamu?" tanya Chenle.

"Kamu saja. Aku malas kemana-mana.", "Baiklah." Chenle mendekat ke teman kelasnya itu. Mengambil alih Cherry dan membopongnya ke ruang kesehatan.

Selama Chenle pergi, Renjun tetap diam di tempat sambil menggumamkan sesuatu. "Ketua kelas. Tidak bisa bertahan lama di lapangan matahari. Belum makan atau memang dari sananya?"

Di UKS
Chenle membaringkan tubuh Cherry di kasur yang tersedia.

"Cherry, pingsan?" tanya Chenle kepada... dirinya sendiri.

Chenle mencoba membangunkan Cherry dengan menusuk nusuk pipinya dengan jari. Cherry menggerakkan kepalanya. Merasa terganggu oleh tusukan jari Chenle.

"Kenapa aku disini?" tanya Cherry.

"Kenapa lagi?"

"Aku... jatuh?"

"Kau dibopong oleh Jia Li tadi. Dan aku yang membawa kemari." jawab Chenle.

"Aku sudah tidak apa-apa, ayo kembali upacara."

Chenle menghalangi ketua kelasnya dengan tangan. "Kau pasti masih belum sadar." Cherry mengkerutkan keningnya.

"Aku, akan memanggil guru dan kembali ke posisi tadi. Kau disini. Diam disini sampai upacaranya selesai. Mengerti?" titah Chenle.

"Kau siapa? Aku ketua kelasnya. Aku harus memimpin jadi jangan halangi aku." Cherry sudah duduk bersila, hendak berdiri tetapi....

Karena tidak menuruti titah Chenle, Cherry didorong bahunya sampai menyentuh kasur kembali. Err posisi mereka, agak sedikit ambigu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend | Chenle NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang