Seminggu berlalu..
Ersya tengah berkemas, memakai dress hingga lutut, berwarna merah muda. Lalu ersya menyisir rambutnya dengan rapi, bercermin menggerakan tubuhnya melihat apakah ada yang kurang dari penampilannya. Setelah dirasa pas, ersya pun duduk di sofa menunggu bryan menjemputnya. Pria itu mengatakan bahwa limabelas menit lagi dia akan sampai di apartment.
Selang beberapa menit Ponsel ersya pun berdering, dan ersya menggeser tombol hijau untuk mengangkat telpon.
"Halo" ucap ersya..
"Sayang aku di parkiran, kamu turun sekarang ya" ucap bryan di sebrang telponnya.
"Oke" ersya pun mematikan telponnya dan keluar dari apartment itu menuju tempat parkir dimana bryan sudah menunggunya.
Dengan mudah ersya menemukan mobil bryan, buru-buru dia memasuki mobil itu dan mereka pun berangkat menuju kediaman bryan.
"Kamu jadi beli bunganya.." ucap bryan saat melihat ersya memangku buket bunga mawar putih.
"EeMm.. kamu yakin kan mama kamu suka mawar putih?"
"Yakin lah sayang... mama tu paling suka mawar, apalagi mawar putih" ucap bryan tersenyum
Ersya ikut tersenyum dan berkata...
"Dia juga pasti suka sama yang namanya mawar"
"Maksudnya?"
"Ha? Enggak.. gada maksud apa-apa" ucap ersya. Tanpa sadar ersya kini memandang mawar putih yang ada ditangannya itu dan tersenyum tipis.
Tak terasa satu tetes darah dari hidung ersya meluncur cepat dan jatuh tepat pada salah satu kelopak mawar putih itu. Ersya pun terkejud, buru-buru ersya mematahkan kelopak yang terkena darah itu dan membuangnya. Lalu memilih mendongakan kepalanya agar darah itu tak kembali menetes.
Bryan tak terlalu mengerti arah pembicaraan ersya, akan tetapi bryan juga terlihat tak berminat membahasnya. Pria itu kembali menatap jalanan tanpa menyadari apa yang terjadi pada ersya.
Beruntung saja darah yang mengucur dari hidung ersya tak terlalu banyak dan bisa gadis itu atasi tanpa sepengetahuan bryan.
Mereka pun sampai dikediaman bryan, terlihat sudah sangat banyak jejeran mobil mewah terparikir didepan rumahnya, setelah bryan memasukan mobilnya di garasi dia pun turun berputar mengitari mobilnya untuk bisa membukakan pintu mobil itu untuk ersya. Setelah ersya keluar dari mobil itu, dia pun berkata..
"Kamu janji kan ga akan bahas hubungan kita bryan?"
"Kamu masih ragu masalah itu?, iya aku janji ga akan bilang apa-apa.. aku cuma mau mama sama papa aku kenal sama kamu, itu aja.." bryan pun menggenggam tangan ersya lalu menariknya untuk masuk.
Ersya menahan tangan bryan dan melepaskannya. "Kamu jalan duluan ya, dengan kamu pegang tangan aku sama aja nunjukin ke orang-orang gimana sebenarnya kita" ucap ersya
"Sayang... kenapa berlebihan gitu sih... owh ya udah deh" bryan pun kini berjalan memasuki rumahnya disusul ersya dibelakang bryan berjalan pelan sambil melihat sekitar rumah bryan yang tak kalah mewahnya dari rumah antoni yang selama ini ersya tinggali.
"Maa..." bryan pun menghampiri vivian yang tengah berbincang dengan salah satu rekan kerjanya..
"Sayang... kamu kemana aja dari tadi, temen-temen mama semuanya pada nanyain kamu loh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINKILLERS
RomanceCerita ini menyangkut kesedihan, pengorbanan, dan cinta yang begitu besar dimana nantinya terluka adalah hal biasa untuk-NYA. Bagaimana penawar rasa sakit-NYA selama ini yang akan menuangkan racun tetes demi tetes dalam gelas air yang akan dia tegu...