London

348 23 74
                                    

Menghabiskan waktu selama seminggu di Toronto membuat mereka menyadari betapa menyenangkannya bisa tinggal berdua saling berbagi dalam segala hal layaknya pasangan yang sedang berumah tangga. Mereka belajar membiasakan diri untuk saling menyayangi, saling jujur, belajar memasak, mengurus rumah hingga berlatih vokal bersama.

Suara petikan gitar dari ruang tengah terdengar cukup keras hingga ke kamar Peter, Karla yang tengah terbaring di sana nampak menikmati setiap ketukan nada yang sangat nyaman di telinganya. Tubuhnya bangkit seketika kala ia mendengar alunan suara merdu yang beriringan dengan musik akustik yang tengah dimainkan. Ia melangkah perlahan menuju sumber suara, matanya berbinar melihat betapa tampannya sang kekasih meskipun hanya dalam balutan kaus putih tanpa lengan dengan celana pendek longgar birunya.

Ia mendekat lalu memeluknya dari belakang sembari menghirup aroma segar tubuh kekasihnya.
Peter berhenti sejenak kemudian menoleh.
"kau sudah bangun rupanya" katanya lalu mengecup bibirnya dengan manis.

Berselang beberapa saat, Karla menggerakkan tubuhnya untuk duduk di pangkuan sang kekasih lalu saling memeluk mesra, tubuh keduanya nampak menyatu. Peter mengecup pundak si mungil sambil mengusap punggung kekasihnya itu dengan lembut.

"sebentar lagi kau akan mulai syuting film pertamamu, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Peter.

"of course I'm very excited, ini adalah pengalaman pertamaku, ku harap tidak mengecewakan" jawab Karla, "ku harap aku bisa sedikit bersamamu lebih lama di sini, tapi malam ini aku harus terbang ke London" lanjutnya seraya mengencangkan pelukannya kemudian menaruh wajahnya di sekitar bahu lelakinya.

Mendengar manjanya suara sang kekasih membuat Peter sangat merasa gemas, "semangat...." katanya sambil menarik kepala Karla dari bahunya kemudian dengan jahilnya memainkan kedua pipi mungil itu menggunakan tangan besarnya.

Wajah cantik Karla terlihat mengembung pertanda kesal, "aku masih ingin bersamamu hiks...hiks..." suara tangis manjanya begitu terngiang.

Kedua mata mereka bertemu, "baby hey, tak usah terlalu bersedih, aku akan selalu bersamamu, aku pasti akan sering mengunjungimu ke sana" Peter mengusap pipinya perlahan.

"aku mengerti" Karla berujar dengan wajah murung, "okay, aku persiapkan semua barang - barangku dulu" lanjutnya sambil mengecup pipi kekasihnya kemudian bergerak ke dalam kamar menyiapkan segala keperluannya di London.

Langkah kaki seseorang terdengar jelas seperti sedang mendekatinya, Karla menoleh dan mendapati kekasihnya nampak mendorong sebuah koper yang cukup besar dengan sebuah gitar kecil (sejenis ukulele) yang sudah dirapikan ke dalam tempatnya.

"baby, kau sedang apa?" Karla bertanya bingung.

Senyum seringai terlihat jelas di wajah Peter, "hhh kau pikir aku akan membiarkanmu terbang sendiri ke Eropa?" katanya.

Karla menghampirinya, "ehh, maksudmu?" tanyanya.

Lelaki bongsor itu nampak tersenyum lebar, "aku akan mengantarmu ke sana" ucapnya.

Seketika Karla mematung, "tapi kau banyak pekerjaan di sini" katanya.

"tak usah khawatir, aku bisa kembali ke Toronto setelah mengantarmu ke London dan memastikanmu tinggal di tempat yang nyaman di sana" jawabnya.

Karla mendekatinya lalu memeluknya sekencang mungkin, "baby......" gumamnya dengan suara khas, Peter membalasnya dengan mengencangkan pelukan mereka kemudian mengangkat tubuh mungil itu ke dalam pangkuannya.
"aku akan bersamamu di sana selama beberapa hari, aku tidak akan membiarkan kau sendirian sampai mama Sinu terbang kesana untuk menemanimu" katanya hingga keduanya berciuman hangat.

My Best Friend is My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang