Tidur yunho terusik ketika merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya. Yunho membuka kedua matanya, melihat ke belakang, mingi masih tertidur.
Yunho menghela nafasnya, berusaha menyingkirkan tangan mingi dari perutnya, kemudian mengambil bathrobenya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Saat sampai di kamar mandi tiba-tiba perutnya terasa tidak enak seperti waktu itu. Rasanya sakit dan mual, membuat yunho menutup mulutnya agar tidak muntah.
"Ugh.. Huekk."
Mingi yang mendengar suara yunho lalu bergegas menghampiri yunho di kamar mandi.
"Yun? Kamu sakit?", tanya mingi khawatir.
"Ga, gua abis mabok. Ya, lo bisa lihat sendiri kan, ish." Yunho berjalan sempoyongan yang langsung di gendong oleh mingi.
Sudah tidak ada tenaga untuk menolak apalagi mencaci, yunho hanya pasrah ketika mingi membawanya kembali ke atas kasur.
"Jangan kemana-mana, aku panggilin dokter dulu. Oh iya, kamu mau sarapan apa?"
Yunho sempat berpikir makanan apa yang baik untuk perutnya sekarang. Ia ingin makan ayam sebenarnya, tapi demi kesehatan lebih baik memilih bubur saja.
"Bubur."
Mingi mengangguk, "Sebentar, aku buatin."
Memangnya mingi bisa masak? Bagaimana jika makanannya tidak enak dan malah membuat perut yunho semakin mual? Astaga yunho, tidak boleh berburuk sangka dulu. Mungkin saja mingi memasak bubur instan.
Yunho menidurkan kembali tubuhnya di atas kasur, memejamkan matanya berusaha mencari kenyamanan agar rasa sakitnya hilang. Aroma khas mingi tercium dari dalam kasur ini, perlahan yunho menemukan kenyamanannya dan tertidur lelap.
"Yun?", mingi menghampiri yunho yang sedang tertidur.
Diperhatikannya wajah pucat yunho. Mingi menyentuh pipi itu lembut bermaksud membangunkan yunho karena buburnya sudah jadi dan harus segera dimakan sebelum dingin.
"Eung?" Yunho menggeliat kecil ketika merasakan tangan mingi mengusik tidurnya. Ia membuka matanya dan menatap mingi tajam.
"Kenapa?"
"Buburnya sudah jadi, makan dulu." Mingi menarik lengan yunho agar empunya terduduk.
Yunho mengerucutkan bibirnya lucu, "Gua ngantuk."
Mingi tersenyum, tahan godaan, ingat, yunho lagi sakit, mari berpikir rasional. Mingi menghela nafasnya, "Makan dulu, sebentar lagi dokter datang."
Yunho menggaruk tengkuknya yang tak gatal, tiba-tiba nafsu makannya hilang, ia hanya ingin kembali tidur karena jujur sana perutnya sekarang semakin mual.
Mingi menyodorkan sesendok bubur ke hadapan yunho, "Ayo aaa."
"Pft, hahahaha." Yunho tertawa karena melihat ekspresi wajah mingi yang lucu ketika berniat menyuapinya.
"Ko ketawa?"
"Muka lo lucu."
Mingi ikut tersenyum saat melihat yunho tertawa, setidaknya bukan hanya rasa sakit yang mingi berikan pada yunho, yakan?
Ting tong.
Terdengar suara bel yang dapat dipastikan bahwa dokter sudah datang.
"Dokternya sudah datang. Ini makan dulu walaupun sedikit." Mingi memberikan mangkuk bubur kepada yunho, lalu beranjak pergi untuk membawa masuk dokternya.
Mingi mempersilahkan dokter pribadinya untuk masuk dan memeriksa yunho.
"Yun, kenalin ini dokter chae. Dia dokter pribadi aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake [Minyun/Yungi]
Fanfiction"You are my slave, babe." | Mature Content 🔞/ MPREG | | Harsh Word | | BxB | Mingi = Top Yunho = Bottom ©natsuya12