Bertemu Idola

50 2 1
                                    

Hari ini aku capek sekali karena tugas sekolah yang lumayan banyak. Setelah aku kerjakan semuanya aku pun rebahan sambil bermain hp. 

Kring kringg...

suara ponselku berbunyi. Aku buka ternyata ada WA dari Fina.

"haaah" aku terkejut sekali. Finamemberikan tau jika Ayahnya mengundang atlit dari PBSI lagi. Kali ini yang diundang adalah Muhammad Ahsan dan akan datang malam ini. Saat itu aku yang tadinya lemas langsung bersemangat.

Tetapi acaranya malam , aku harus melewati jalan yang menakutkan dan gelap untuk sampai ke gor tersebut. Aku juga harus meminta izin dulu sama ibu dan ayahku dahulu. Cepat-cepat aku memberikan info ini kepada Dian, Hanis dan Virly. Mereka semua langsung mau datang karena rumah mereka tidak terlalu jauh dari gor. Lalu bagaimana nasibkuu :(

Dengan kepercayaan diri wk aku minta ijin ke ibuku dan hasilnya diluar dugaan ibuku mengijinkan. Aku senang sekali ditambah kakakku mau mengantarkan aku kesana. Saat aku datang, semua sudah kumpul di daerah gor. Aku dengan teman-teman mencari tempatparkir yang kosong. tetapi tidak ada karena ada depan gor ramai sekali. Bila ditinggal ada tempat yang jauh dari gor takut hilang nanti motornya karenatidak ada yang jaga. Untung saja aku punya teman yang rumahnya dekat gor itu. Temanku baik sekali jadi ia mau dititipi 4 sepeda motor. Kemudian aku dan teman-teman berjalan menuju Gor.

Sesampai di depan gor, di sana banyak gerombolan orang dan juga polisi

"Kok banyak polisi ya?" tanya aku ke teman-teman

Ternyata setelah diperiksa ada beberapa orang yang masukk dengan menyerahkan surat undangan. Tak kusangka ternyata ada undangannya pikirku dalam hati.

Aku pun memberitahu teman-teman.

"aduh bagaimana ini, kita tidak punya undangan" kata ku kepada yang lainnya.

"Malam-malam sudah sampai sini masa mau  balik lagi" kata Hanis

 Aku pun menghubungi Fira karena Fira adalah anak dari pemilik Gor, pasti dia diperbolehkan masuk. sayangnya Fira tidak membalas pesanku. AkhirnyaAku dan Virly memutuskan pers ke rumah Fira.Rumah Fira sekitar lima menit perjalanan dari gor. Aku dan Virly menaiki motor keluardari kerumunan orang yang ramai menuju rumah Fira. Sesampainya di rumah Fira, ia sedang melihat tv. Kata Fira, ayahnya sudah berangkat ke Gor dan ia tidak tahu tentang cara masuk ke Gor. Dengan berat hati aku dan Virly kembali ke Gor dan mencari cara lain.

Hampir 1 jam kita mondar-mandir di depan Gor tanpa ada yang mencoba masuk. Hingga ada mobil air mineral gelasan yang mau dibawa masuk ke Gor. Aku kepikiran satu cara yaitu dengan mengantarkan air mineral tersebut kedalam. Aku dan teman-teman akan membantu pengantar air mineral untuk membawakan air ke dalam Gor sehingga kami bisa masuk. Itulah ideku, yang lain pun mengiyakan karena tidak ada salahnya dicoba. 

"Pak air itu untuk para atlit ya? saya dan teman-teman siap membantu membawa air tersebut kedalam" kataku ke bapak yang mengantar air.

 Saat sampai depan Gor Hanis ngomong ke penjaga "Selamat malam pak, kita mau mengantar dus ini masuk. saya dan teman-teman membawa dus isi air minum untuk para atlit"

"Oh iya silahkan" kata penjaga. 

Tidak disangka panjagaan tidak begituitu ketat. Aku, kakakku dan teman-teman akhirnya masuk kedalam Gor dan bisa melihat Muhammad Ahsan bermain secara langsung. Senang sekali rasanya. Beberapa menit sesudah kami masuk ada beberapa orang yang terus datang ke Gor.

"Orang-orang itu tidak membawa undangan kok bisa masuk?" tanyaku ke teman-teman.

"Iyaa, padahal tadi kita sudah susah payah untuk masuk ke sini". kata Virly dengan kesal.

Ternyata memang boleh tidak membawa undangan, yang membawa undangan maka boleh duduk di kursi depan sedangkan yang tidak bawa tetap bisa masuk. Ah sialnyaa aku tadi sudah bersusah payanh mencari cara masuk ke sini, pikirku dalam hati. 

Kita menunggu sampai acara habis supaya bisa foto dengan Muhammad Ahsan, walaupun kakakku sudah mengajakku pulanh, tetapi aku tetap menunggu dan membujuk kakakku. Sampai akhirnya aku bisa foto dengan Muhammad Ahsan. Ahsan ramah sekali, kami pun mengobrol, ia ramah dengan penggemarnya seperti teman. Senang sekali rasanya, pertemuanku dengan Muhammad Ahsan adalah pertemuan pertamaku dengan atlit PBSI.

Setelah sadikit perjuangan akhirnya aku bisa bertemu satu diantara semua idolaku. Aku lebih termotivasi untuk bertemu atlit lainnya. Kami pun pulang dengan hati yang gembira

Aku dan teman-teman merencanakan apa saja supaya kami bisa bertemu lebih banyak atlit bulutangkis dan melihat mereka tanding secara langsung. Bagaimanapun caranya itu adalah tujuan bersama yang kami miliki, suatu saat kami yakin bisa mencapainya.

Rencana selanjutnya kami tetap akan menonton Superliga yang ada di Solo. Saat itu kami belum mengenal penginapan online ataupun transportasi online. Hal ini lah yang membuat perjalanan kami akan lebih seru dan tak terlupakan


Sampai Jumpa di Part 4, dari sinilah kisah kami dimulai .....

Aku dan badmintonWhere stories live. Discover now