JANGAN LUPA VOTE!!!
TANDAI KALO ADA TYPO!!!
-
Anna menatap sekeliling halam rumah yang di penuhi tanaman hijau. gadis itu berdecak kagum melihat keasrian rumah barunya yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. yang jelas cukup untuk tinggal berdua.
Setelah pulang sekolah mereka berdua memutuskan untuk menempati rumah baru mereka dengan alasan karena tidak terlalu jauh dari sekolah. Karena memang jarak dari rumah Gevan ke sekolah membutuhkan waktu yang cukup lama makanya mereka memilih untuk segera menempati rumah baru mereka yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah.
Anna berbaring terlentang menatap langit-langit kamarnya. gadis itu menguap berkali-kali dan akhirnya ketiduran. Gevan berjalan pelan menghampiri Anna yang tertidur dengan posisi terlentang. Cowok itu duduk di samping Anna yang sedang tertidur dengan wajah polos nya, tangan Gevan terangkat dan mengusap pipi Anna dengan pelan. laki-laki itu tersenyum tipis menatap wajah cantik itu yang tidak di poles make up sama sekali entah kenapa tawa lepas Anna masih terbayang dalam ingatannya.
Merasa terusik dengan tidurnya Anna menggeliat pelan karena merasa terganggu, membuat cowok jangkung itu langsung berdiri dan beranjak pergi.
***
Gevan duduk di salah satu kafe yang biasanya di jadikan tempat tongkrongan dirinya dan kedua sahabat nya. laki-laki jangkung itu menghela nafasnya berkali-kali, kedua sahabatnya itu saling pandang karena merasa aneh dengan tingkah Gevan.
"Lo kenapa sih, Gev?" Angga bertanya dengan menaikan alisnya.
"Gue bingung gimana keadaannya sih Anna di rumah ya. soalnya gue tinggalin dia di rumah sendirian,"
"Lo jadi pindah rumah?" tanya Angga lagi.
Gevan mengangguk.
"Udah lah Gev, santai aja sih Anna pasti baek-baek di rumah. emang mau kemana tuh cewek tengah malem gini, lo gak usah pusingin sih Anna lo sama dia nikah karena terpaksa kan? terus buat apa lo mikirin dia. lo masih muda masa depan lo masih panjang kalian berdua masih terlalu muda buat membangun rumah tangga mending di bikin santai aja," kata Aldi menghasut Gevan untuk tidak memikirkan keadaan Anna, istrinya yang ada di rumah sendirian.
"Sekarang gue udah punya tanggung jawab, Anna sekarang istri gue dan dia tanggung Jawab gue sekarang. Gak mungkin kan gue lepas tanggung jawab gitu aja,"
Angga mengangguk menyetujui ucapan Gevan."Tau tuh sih Aldi gak punya rasa kemanusiaan banget!"
"Gue kan cuma ngasih saran yang baik buat Gevan sama Anna biar mereka berdua gak merasa terbebani sama hubungan gak jelas itu," kata Aldi membelah diri.
"Udah lah Al, lo gak usah ikut campur urusan orang mending urusin aja noh cewek-cewek lo."
"Iya juga ya, ngapain juga gue urusin urusannya sih Gevan mending gue samperin Bianca udah lama gue gak tidur bareng sama dia,"
"Awas lo kena karma tanam beni sembarang!!" kata Angga sambil berteriak karena sahabatnya itu sudah berjalan keluar dari kafe.
Arezza Aldiansyah. Cowok berkebangsaan Amerika itu sering kali berbuat ulah, bukan hanya sering tidur dengan banyak nya perempuan cowok itu juga suka sekali balapan liar. Aldi sering sekali menghambur-hamburkan uang hanya untuk menyewa perempuan bayaran di sebuah club yang terkenal di Jakarta, dan mungkin memang benar Otak laki-laki itu memang seperti nya benar-benar gesrek.
"Bingung gue sama tuh anak udah nyakitin anak orang tapi gak pernah tuh dapet musibah. perasaan hidupnya adem ayem terus,"
Gevan hanya bergumam tidak jelas dan melanjutkan bermain game di ponselnya. Membuat cowok berambut hitam ke emasan itu berdecak karena kesal.