Say Hi. Author balik again. Untuk chapter kali ini mungkin ada lebih dari 1000 kata. Author khilaf atuh, buatnya banyak kata banget.
Wkwkwk...Oke deh langsung aja baca.. enjoy your time....😁
ㅎㅎㅎ
🦋 Happy Reading 🦋
.
.
.
.Langit mengendarai mobil porsche merahnya membelah padatnya jalanan ibukota, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang ditemani dengan alunan lagu dari radio mobilnya. Lagu Dusk Till Dawn milik Zayn Malik ft Sia menemani Langit mengendara menuju SMA Pancasila.
Langit melirik lewat kaca spion tengahnya. Tumben-tumbenan tidak ada satupun sahabatnya kali ini yang jalan beriringan menuju sekolah bersamanya. Mungkin mereka masih berada di jalan atau bahkan masih berada di rumah. Karena tidak mungkin bagi mereka berangkat sepagi ini, kecuali misi di hari kemarin itu.
Tanpa sengaja saat langit berhenti di lampu merah dia melihat cewek itu, anak sultan berambut dark blue masuk ke dalam D’Mentari Cafe. Cafe dekat SMA Pancasila dan SMA Garpati. Untuk apa dia berada disana, tapi kenapa cewek itu tidak memakai seragam sekolah?. Tunggu, untuk apa Langit penasaran dengan kegiatan cewek sultan itu.
Langit mengalihkan pandangan, mematikan radionya dan kembali melajukan mobilnya karena traffic light sudah berubah warna menjadi hijau. Tentu Langit tidak ingin terlambat ke sekolah. Seorang anggota osis tidak boleh memberikan contoh jelek untuk murid lainnya.
Langit memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil di sekolahnya, tentu saja SMA Pancasila memiliki tempat parkir yang luas. Tidak sedikit siswa-siswi Pancasila mengendari mobil ke sekolah. Langit hanya kadang-kadang saja sebenarnya mengendarai mobil. Biasanya dia memakai motor sport warna hitam seharga setengah M miliknya.
Langit dulunya adalah ketua geng Levanter. Tapi semenjak saat itu Levanter harus vakum. Langit belum memiliki keberanian untuk memimpin Levanter lagi.
Langit mengambil tasnya di kursi samping pengemudi lalu keluar dari mobil bersamaan dengan suara bising motor-motor yang memasuki area parkiran. Siapa lagi kalau bukan Trio Kwek-kwek itu, tidak ada satupun orang waras yang memarkirkan motornya di parkiran khusus mobil.
Sahabatnya itu baru akan memarkirkan motornya di parkiran khusus motor apabila Langit juga memakai motor. Salah langit memang tadi tidak peka mengapa Agam menanyai berangkat naik apa Langit hari ini.
Langit menunggu mereka di depan mobilnya, “Hei, Whats’up bro.” Agam menghampiri Langit dengan senyum lebarnya, memang kapan sih seorang Playboy cap bebek sawah ini murung. Mereka tos ala-ala Agam, tidak peduli walaupun Langit membalasnya ogah-ogahan.
“Sendirian lagi Lang?” Tanya Lean.
“Iya, Abel selalu nolak kalau diajak berangkat bareng,” jawab Langit. Tentu saja dengan wajah datar.
“Kamu kenapa?” Langit memandang Julian yang sedari tadi diam, biasanya dia sebelas duabelas seperti Agam.
“Biasa bro, tadi pagi gue buka IG. Ada postingannya si Em di timeline punya gue. Jul liat, tambah susah move on. Gimana Jul bisa move on, orang tambah bening si mantan,” ucap Agam dengan mata menggoda Julian. Lean hanya geleng-geleng kepala, tersenyum kecil melihat tingkah Agam yang selalu saja menggoda Jul.
“Sabar Jul, si Agam mulutnya emang lemes,” ucap Lean. Jul menatap malas Agam disampingnya lalu beralih menatap Lean, “thanks bro,” ucapnya pada Lean.
“Kok dia acc IG lo sih?” Julian berkacak pinggang, menunjukkan raut wajah kesalnya.
“Kan aing orang ganteng,” ucap Agam sembari menarik-turunkan alisnya, membuat Langit yang berada di hadapannya semakin mendatarkan wajahnya. Malas sekali melihat tampang tengil Agam kalau sudah begini. Moodnya sedang tidak baik karena Abel lagi-lagi menolak ajakannya. Langit langsung saja meninggalkan ketiganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen B
Teen FictionOlivine Merula.... Badgirl SMA Pancasila. Baju ketat tanpa dasi, rok 15 cm diatas lutut. Rambut ombre warna dark blue. Siapa yang tak kenal Oliv di Pancasila. Dari yang cupu sampai kebanggaan guru tahu siapa dia, gadis misterius yang suka membully k...