5. Deg Deg Serrrr

70 12 2
                                    

Author's pov

"Wah, udah pada kumpul!" seru Fio.

Mereka memarkirkan motor, lalu berlari menuju lapangan.

"Lama banget sih lo!" bentak Frank pada Fio.

"Kita habis makan dulu, kenapa emang?" jelas Devan seraya melepas jaket.

Frank tidak bisa melawan jika Devan yang bersuara. Ia hanya menatap sinis pada Fio. Sedangkan Fio cekikikan melihat Frank yang tak bisa berkutik.

'Andai aja gua gak punya sopan santun, udah gua ajak baku hantam si Kak Devan,' dalam lubuk hatinya, terkadang Frank memang menginginkan itu.

Pertandingan pun sebentar lagi dimulai. Dua tim yang masing-masing terdiri dari 5 orang, sedang berhadap-hadapan sekarang. Masing-masing tim berisi pemain campuran. Perempuan, laki-laki, kelas X sampai kelas XII disatukan. Jadi, pertandingan ini bisa dikatakan adil para pemainnya.

Mereka siap di posisi masing-masing. Wasit meniupkan peluit dan pertandingan pun di mulai.

Fio dengan sangat lihai menggiring bola, menuju ke arah gawang dan sesekali mengoper pada tim nya.

"Fio, ambil ini!" Devan mengoper bola pada Fio. Gadis itu pun langsung menerimanya.

Dengan kekuatan super, Fio menendang bola ke arah gawang dan.... "Goolll!!!!" Pendukung tim Fio juga Devan, bersorak.

Fio dan timnya saling bertepuk tangan--tos. Lalu mereka kembali ke posisi yang telah di tentukan.

⚽⚽⚽


Akhirnya, pertandingan pun selesai. Tim Fio menang. Mereka berhasil mencetak gol 3:2.

"Jadi siapa nih yang cupu?" Gadis itu menyindir Frank sembari tersenyum getir.

"Menang sekali doang! Lain kali tanding lagi! Jangan bawa-bawa kakak kelas!" bisik lelaki itu dengan nada menusuk.

"Halah, bilang aja lo gak berani!"

Keduanya saling melempar tatapan sinis.

Tak ingin ribut, Fio pun berjalan ke arah motornya untuk pulang, setelah selesai bebenah. Begitu pula Frank. Kebetulan motor mereka bersebelahan.

Fio pun menaiki motornya dan memakai helmnya.

Drrt drrt!

Pemilik ponsel di sebelahnya segera mengangkat telepon.

"Iya, halo?"

"Ayang Frank-ku lagi di mana?"

Fio geli sendiri mendengar suara orang itu yang tak lain tak bukan adalah Lucy, pacarnya Frank.

"Ini habis main bola. Kenapa?"

"Kita jadi kan nanti dinner?"

Fio sengaja melambatkan gerakannya agar bisa menguping pembicaraan Frank. Ia memakai helm dengan sangat perlahan-lahan.

"Jadi dong! Kamu dandan yang cantik ya!"

"Oke siap!"

"Dadah sayangku yang cantik..."

"Dadah juga sayangku yang ganteng..."

Pik!

"Huekk! Hih!" Fio bergidik. Ia merinding mendengar teleponan alay lelaki itu.

"Ngapa sih lo? Sirik aja!"

"Idih! Siapa juga yang sirik! Sorry!" bentaknya sambil mengenakan helm dengan benar.

FIONA (Complete) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang