Prologue

399 66 9
                                    

Bryand High School, siapa yang tidak kenal dengan sekolah elit ini? Dengan fasilitas yang lengkap, serta sistem pengajaran yang bagus. Jangan pula lupakan dengan siapa murid-murid di sana, pastilah anak-anak elit.

Sekolah yang didirkan oleh Tn. Bryand ini sudah berdiri sekitar 13 tahun, dengan bangunan yang kian tahun kian mewah, orang-orang akan beranggapan bahwa sekolah ini lebih mirip universitas saking besar dan luasnya.

Namun, sebagus apapun sekolah, yang namanya pembulyan tetap ada, kan?

Brak!

Terdengar benturan keras yang disengaja membentur sebuah loker, menciptakan suara yang mengerdam di ruangan yang mulai sepi itu. Rintihan pelan keluar dari bibir salah satu yang ada di sana, menahan pusing yang menyerang kepalanya akibat benturan tadi.

Tak berhenti di situ, rambutnya kini ditarik dengan tiba-tiba, yang mau tidak mau, kepala cewek itu menghadap ke arah orang yang ada di depannya.

"Sampah sekolah! Modelan gini lo masih berani-beraninya pijakin kaki lo di sekolah ini?!" Wajah cewek itu mendekat, menatap mengancam cewek yang ia tarik rambutnya. "Dan masih beraninya lo dekat-dekat dengan pacar gue?!"

"N-ngg-gak! S-ssumpah, Sya! Ak-aku gak d-ddeketin dia- AKH!"

Rambutnya ditarik makin kuat, membuat ngilu di kepalanya makin menjadi. Shasya, cewek itu mengancam penuh penekanan, "lo lakuin sekali lagi, lo bakalan keluar dari sini secara gak terhormat." Menabrakan kepala cewek itu lagi ke loker, kemudian menitah dua orang di belakangnya.

"Kasih pelajaran ke dia! Biar dia tahu gimana cara jadi murid yang gak ganjen." Shasya pergi.

Suara teriakannya menggema, yang sia-sia saja. Dua orang yang ada di sana menendangnya menggunakan dengkul, membuatnya terduduk lemas.

"Ugh... Uhuk!"

Sebelum dia menengadah, sebaskom air menyiramnya, membasahi seluruh tubuhnya, ditambah lagi hantaman baskom itu yang mengenai kepalanya lagi. Kemudian ditinggalkan cewek itu sendirian di sana, dengan bau badannya yang menjadi mirip bekas lantai kotor.

Hening, tertinggal dia di sana, melihat dirinya sendiri yang terduduk dengan badannya yang basah, dia mendenguskan tawanya, tersenyum sinis ke arah lorong kelas.

©Perfect Nerd

"Bener-bener, dah lo."

Sedangkan cewek yang sedang diobati memarnya itu mengangkat sebelah alisnya. "Napa, Va?"

"Gue gak habis pikir sama lo. Ini lo bisa memar-memar gini gak capek, apa?"

Cewek dengan Pemilik nama Kanya itu tertawa, menatap geli kakaknya yang dengan teliti melihat memarnya.

"Gak capek, gue bakal berhenti gini kalau dah nyampe ke puncaknya." Santainya sembari memainkan hpnya.

"Puncak?"

"Misalnya mereka bunuh gue, gitu?"

Geplak!

"Yang bener lu kalau ngomong." Dengan kesal kakaknya menggeplak bekas memarnya, membuat Kanya berteriak.

"SAKIT WOY, VARO!"

"BAHAHAHA!!!"

Berakhir mereka yang saling menjitak, sampai melupakan Kanya yang masih memar.

PERFECT NERD || Wonwoo ft. YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang