Sudah hampir tiga puluh menit mobil Kyuhyun terparkir di depan sebuah minimarket yang terletak di seberang sekolah keponakannya. Ia mengetuk-ngetuk stir dengan jemari tangannya, sesekali melirik ke arah jam kecil di dashbord. Tatapannya lurus ke depan, memandang pintu gerbang sekolah yang seakan membawanya pada masa putih abu-abunya empat belas tahun yang lalu. Di tempat itulah saat dirinya menyatakan cintanya pada seorang gadis. Namun, di tempat yang sama pula hubungan mereka berakhir. Ah, kenapa jadi membahas masa lalunya.
Drrrtt!
Getaran ponselnya yang ia letakkan di car holder phone membuatnya sedikit terperajat. Kyuhyun pun melirik sekilas layar ponselnya untuk mengetahui si penelepon. Ia menekan tombol pada headset bluetooth yang digunakannya sambil berdecak sebal. "Baru muncul."
"Halo, Om!" Terdengar suara cempreng yang setiap hari selalu mengusiknya.
"Assalamu'alaikum," ucap Kyuhyun, bermaksud menyindir keponakannya.
"Hehe... maaf, Om. Wa'alaikumussalam."
"Kamu kapan pulangnya sih? Perasaan bel pulang udah dari lima belas menit yang lalu. Atau jangan-jangan sekarang kamu lagi dihukum ngebersihin toilet gara-gara tadi pagi terlambat. Ngaku?"
"Apaan sih, Om? Hukumannya jadul banget. Itu sih pas zaman angkatan Om aja kali. Sekarang mah udah enggak."
Kyuhyun menelan ludahnya serat akan ucapan keponakannya yang secara tak langsung baru saja menyindir usianya. Ia menghela napas panjang, menatap pintu gerbang sekolah yang penuh oleh murid SMA Taruna Bakti Bandung. "Kalo dalam sepuluh menit kamu gak keluar juga, Om mau langsung pulang!" ancamnya langsung tanpa basa-basi.
"Eh? Iya, iya. Ini aku juga mau turun sekarang. Awas aja kalo ninggalin, aku aduin ke Mami baru tau rasa!" ancam Yoona balik. "Om di parkiran, kan?"
"Di depan minimarket seberang."
"Kenapa gak nunggu di parkiran aja sih? Aku kan males jalan ke luarnya. Panas."
"Ya sama, Om juga males banget masuk ke dalem sekolah kamu. Impas, kan?"
"Kenapa? Takut dibawa masuk ke dalam masa lalu lagi, iya? Move on dong, Om. Udah empat belas tahun, lho. Berarti umur aku juga baru tiga tahun. Masa gak bisa-bisa ngelupain Tante itu sih?"
Kyuhyun kembali berdecak kesal akan ucapan keponakannya yang tak segan-segan menyindir masa lalunya. Semua ini salah kakaknya juga yang dengan entengnya menceritakan hal tersebut pada putrinya yang menyebalkan itu.
"Yoona, aku pulang sendiri aja."
"Eh? Jangan. Aku juga udah dijemput, kok. Kamu bareng sama aku aja, ya."
"Oh... emang boleh?"
"Ya boleh dong!"
"Makasih."
Kyuhyun tak dapat mendengar dengan jelas percakapan yang dilakukan oleh Yoona dan seorang lainnya. Dan tidak lama kemudian sambungan tersebut pun diputus secara sepihak oleh Yoona.
Tut tuttt!
"Wa'alaikumussalam," ucap Kyuhyun, menatap sebal layar ponselnya. "Nih anak diajarin sopan santun gak sih? Heran, gak ada sopan-sopannya sama Om sendiri?" celotehnya sebal, lalu memilih untuk memutar musik dari playlist ponselnya melalui bluetooth.
Tok tok tok!
Tok tok tok!
Tok tok tok!
Pada ketukan yang ketiga, Kyuhyun pun tersadar dan langsung menoleh ke samping kiri. Mendapati Yoona yang sedang menempelkan wajahnya di kaca mobil sambil meniup-niupnya. Seketika dirinya pun dibuat jengkel dengan tingkah keponakannya yang super jahil. Tau saja jika mobilnya habis di-steam satu jam yang lalu.
"BUKAAAA!!!" teriak Yoona dari luar sambil memainkan handle pintu mobil.
"Rusak dah rusak! Gak sabaran banget, heran. Harus minta ganti rugi ini mah sama emaknya." Kyuhyun menekan tombol kunci pada stirnya, dan setelah itu pintu sebelah kiri pun terbuka.
Yoona melirik sekilas ke samping, lalu mencondongkan setengah tubuhnya ke dalam mobil. "Om, temen aku boleh bareng, ya? Rumahnya searah, kok."
Kyuhyun mengerutkan dahinya, lalu menoleh ke belakang, dan mendapati punggung seorang gadis yang berdiri membelakangi mobilnya. Pasti gadis itu yang dimaksud oleh keponakannya. "Ada transportasi umum, namanya angkot. Suruh dia naik itu aja. Murah dan merakyat juga," jawabnya asal.
"Ihh... dia kan cewek. Nanti kalo ada pengamen atau preman yang godain dia gimana?! Jahat, gak punya hati! Aku ngajak dia karena kebetulan dia gak dijemput. Gak salah dong kalo nolong temen sendiri?" tanya Yoona.
Kyuhyun memejamkan matanya kesal sambil menarik napas dalam, lalu ia pun kembali melirik ke belakang. "Ya udah, oke, oke. Tapi... ada syaratnya."
"Apa?"
"Selama ada di luar rumah, kamu gak boleh manggil Om... pakai Om lagi."
"Maksudnya?"
Sepertinya Kyuhyun benar-benar harus menggunakan kesabarannya untuk berbicara pada sang keponakan yang sampai ia beri nama panggilan 'Yoolo' alias Yoona lola. Ia berdeham pelan, lalu kembali melirik ke belakang untuk ketiga kalinya. "Temen kamu tau kalo Om ini, Om kamu?" tanyanya berbisik.
Yoona pun langsung menggeleng. "Aku belum sempet cerita sih. Nanti Om aku kenalin ke dia, kok. Tenang aja. Oke?"
"Jangan bilang kalo Om ini, Om kamu."
"Terus?"
"Bilang aja kalo Om ini kakak kamu."
"Eh? Emang kenapa?"
"Udah nurut aja. Kalo gak mau mah ya udah. Om juga gak mau nganterin dia."
"Ck, menolak tua!" gumam Yoona yang masih dapat didengar oleh pamannya.
"Tadi kamu bilang apa? Menolak apa maksudnya?" tanya Kyuhyun langsung.
"E—enggak... orang aku gak bilang apa-apa juga. Om salah denger," elak Yoona.
"Ck, kamu pikir Om gak denger?"
"Oh, denger. Kirain udah gak denger karena faktor umur yang sudah ti—"
"JADI NAIK GAK?!!" tanya Kyuhyun, mulai ngegas, sengaja memotong ucapan Yoona yang belum selesai.
"Ya udah, iya, iya. Aku mau duduk di belakang sama dia," ucap Yonna, lalu menutup pintu depan dengan kencang.
Brakkk!
Kyuhyun sedikit terperajat karena suara gebrakan pintu mobilnya yang ditutup oleh gadis bar-bar itu. Ia pun hanya bisa mengelus dada, dan mulai berpikir untuk benar-benar meminta ganti rugi kepada orang tua gadis itu.
"Ayo, naik!" ucap Yoona, menggeser tubuhnya ke kursi sebelah kanan agar temannya bisa duduk di sampingnya.
Kyuhyun menatap wajah Yoona dari kaca spion depan, lalu mencebik saat gadis itu memeletkan lidah padanya. Pandangannya pun beralih menatap sosok gadis berseragam putih abu-abu yang baru saja masuk ke dalam mobilnya. Entah perasaannya saja atau bagaimana. Wajah gadis itu terlihat mirip dengan mantan kekasihnya, hanya saja gadis itu memakai jilbab.
"Oo— eh... maksudnya Abang, kenalin ini temen aku namanya...," ucap Yoona yang kini memperkenalkan temannya pada pamannya yang malah terdiam.
Kyuhyun sama sekali tak mendengar ucapan keponakannya yang sedang memperkenalkan dirinya pada teman gadis itu. Namun, pandangannya justru tak berhenti menatap sosok gadis yang mampu membuat dadanya berdebar. Entah karena wajahnya yang terlihat mirip dengan mantan kekasihnya. Atau karena kecantikannya yang berhasil memikat hatinya. Dirinya pun tak tahu.
To be continue..
💤💤💤
Hayooo... gimana nih gimana, kesan kalian sama prolognya? Kambek aku setelah dua bulan lamanya rehat 😅
Readers diharapkan antusias dalam memberi vote dan berkomentar agar authornya pun jadi cemungud ea!! 😁
📌 Diupdate setiap Selasa & Jum'at
✏ itezanichy
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Jomblo (SELESAI)
FanfictionSemenjak lulus SMA, cowok bernama Kyuhyun Putra Dirgantara ini udah menjabat jadi 'Presiden Jomblo' selama tiga periode berturut-turut, dan ini merupakan tahun terakhir masa jabatannya. Kalo tahun ini dia belum nikah juga, mau gak mau, dia harus dil...