02. Friend

50 8 1
                                    

Jangan lupa vote and comment. Happy reading ♡
.

Author's POV
"Aku benci kamu..."

Jangan kalian pikir kalimat Renjun akan berhenti sampai disitu saja. Kalian salah besar. Mengingat Renjun adalah tipe orang yang sangat suka berargumen namun tetap memiliki alasan yang jelas.

"Aku benci kamu. Kamu ini cewek, suka sekali teriak teriak. Ngomong gak pernah difilter kalau lagi marah-marah. Etika mu kurang tapi disatu sisi kamu terlihat cantik kalau sedang marah. Aku bingung."

Kurang lebih seperti itulah versi lengkap kalimat yang Renjun sampaikan tempo lalu.

Beralih dari Renjun. Sekarang di depannya sepasang mata tengah menatapnya dengan tatapan tidak bisa diartikan.

Tidak sedih, tapi tidak senang juga.

Oke, Nara sedang berbohong. Jelas-jelas dia senang mendengar pengakuan teman dekatnya itu, hanya saja dia malu dan tidak mau terlihat salting. Hingga pada akhirnya dia berpura-pura memasang tatapan bingung kepada lawan bicaranya itu.

"Lu apaan dah Njun?"

Dikala ini hubungan mereka masih sebatas teman dekat semasa SMA, maka bisa dilihat perbedaan sikap Nara pada Renjun melalui percakapan mereka.

"Aku bingung Nara, kamu tidak dengar?"

"Ngapain bingung sih"

"Ya kamu jangan suka teriak-teriak kalau sedang marah."

"Kok ngatur?"

"Aku hanya gak suka melihat cewek cantik yang etikanya masih kurang, Nara. Kalaupun dia gadisku, aku pasti akan berusaha sebisa mungkin untuk merubah perilakunya yang seperti itu." Jawab Renjun berusaha untuk menjelaskan.

Jelas sekali Renjun tidak suka melihat gadis seperti Nara. Lihatlah dari caranya berbicara. Dia laki-laki tapi sangat lembut dan memiliki etika yang baik, berbeda dengan Nara. Jelas mereka berbeda, mereka tidak sepadan.

Apalah daya Nara?

Nara yang waktu itu masih menduduki bangku SMA kelas 3 jelas sekali memiliki kepribadian berbeda dengan Nara yang sekarang. Kenapa dia bisa berubah secepat itu? Huft, siapa lagi jika bukan Renjun-ah yang merubah sisi buruknya.

Kembali pada realita, beginilah respon Nara tanpa berpikir panjang "Ya udah."

"Ya udah? Apa maksudmu?" Renjun menatap dengan ekspresi bingung. Ekspresi yang benar-benar bingung, tidak mengerti. Berbeda seperti Nara yang memasang ekspresi bingung seperti tadi demi menampik perasaannya sendiri.

"Kalo cewek lu kek gua, lu mau ngerubah diakan?"

"Sudah pasti. Lalu?"

"Ya udah jadiin gua cewek lu, biar lu ga bawel ngomel ngomel terus kek mak mak."

"Ya udah ayo." Oke, kali ini yang menjawab dengan santainya adalah Renjun. Jelas saja jawaban seperti ini membuat lawan bicaranya itu kaget bukan main, bahkan bisa saja jantungnya lepas saat itu juga.

"Hahhh??? Apaan sih luuu, gua kannn gua kan cuma bercanda tapi kalau serius ya gapapa"

"Cih, tsundere" Cibir Renjun sambil mengusap pucuk kepala sang gadis sambil tersenyum. Satu fakta lain yang kalian harus tau, bahwa senyuman lelaki ini sangatlah manis apalagk saat menampilkan deretan giginya yang rapi. Senyuman yang amat Nara sukai dari teman dekatnya itu.

Ralat, bukan lagi teman dekatnya. Lebih tepatnya teman hidupnya.

Itulah cerita singkat kisah mereka ditempo lalu. Hanya diawali dengan sebuah pengakuan jujur dari sang teman dekat dan kalimat ya udah sehingga dapat membuat mereka berakhir dalam hubungan kekasih.

Ransom | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang