🍂 8

13.3K 293 47
                                    

Malam pertama?

Itu seperti malam pertama yang biasa dilakukan oleh setiap pasangan yang sudah resmi menikah kan?

Hahahaha lucu. Mino akan melakukannya malam ini, ini malam pertama Mino jadinya dan ia akan melakukannya dengan Ibu Dosennya sendiri, bukan dengan istrinya.

Ya Tuhan maafkan aku calon istri masa depanku -batin Mino.

Suara deburan air kembali terdengar ditelinga pria Song muda itu. Setelah mengatakan kalimat barusan Bu Irene malah kembali berenang, meninggalkan Mino yang mematung, tapi akhirnya ia sendiri pun masuk kedalam kolam renang dingin ini. Berdiri mematung di sisi kolam tanpa tahu harus melakukan apa.

Mino sedang tidak ingin berenang, ia sedang on. Ia sedang naik. Dan berenang bukanlah solusi yang tepat untuk saat ini. Kecipakan air yang semakin jelas terdengar membuat Mino kembali mengeluh dalam hati.

Mau sampai kapan bu dosen ini berenang?. Sial.

Greepp

Mino yang sedang berdiri terhentak, ia tidak tahu kalau perempuan itu rupanya sudah ada di dekatnya. Tanpa melihat kepalanya muncul ke permukaan Mino tahu itu Bu Irene. Dengan tangannya yang nakal, kembali mengusap miliknya. Mino mendecih dalam hati.

Katanya mau membuat malam pertamanya indah, ini apa maksudnya? Hanya mempermainkan nafsunya saja sejak tadi.

"Buka saja ya.." Bisik Irene yang kini sudah memunculkan kepalanya. Air yang menetes dari kepala benar-benar membuat kecantikan nya terekspos sempurna.

Sungguh tidak ada cela. Ini dewi apa manusia?.

"Telanjang? Kalau ibu juga telanjang ... Saya tidak masalah" Jawab Mino, kesal sebenarnya tapi bagi Irene itu sebuah tantangan. Perempuan itu kemudian menyeringai. Melepaskan kaitan bra nya dan melemparkannya begitu saja.

Meninggalkan wajah Mino yang melongo. Sangat wajar kan Mino terkejut, walaupun ia sering melihat body perempuan yang sedang telanjang tapi itu kan hanya lewat video atau via ponsel. Kalau secara langsung.

Baru. Sial.

Dada nya indah. Tidak besar, tapi berukuran sedang, berisi dan padat.

Ah sial!!! Itu menggoda -batin Mino.

"Bagaimana?"

Mino yang mendengarnya hanya berdehem, menyeringai walaupun dalam hati rasanya ia sudah jungkir balik. Tapi Mino tahu permainan ini baru saja dimulai.

Dan entah kenapa ia suka. Dengan cara perempuan ini bermain.

"Tidak pernah liat dada perempuan ya?"

"Kata siapa? Pernah ko" Elak Mino, kesal. Melengos ketika kedua matanya tidak sengaja melihat nipple perempuan itu berwarna merah muda.

"Wajahmu memerah. Ini pasti pertama kalinya, mengaku saja...." Goda Irene yang kini mendekatkan dirinya pada Mino. Membantu pria itu melepaskan boxer nya. Hawa dingin sejenak merasuk melalui tubuh Mino saat ia sadar ia sudah tidak memakai apapun.

"Kau boleh memegangnya...." Bisik Irene yang kemudian menarik kedua tangan Mino menuju kedua dada nya yang bebas tanpa penutup. Tangan pria muda yang dingin itu sontak menghangat ketika kulitnya bersentuhan dengan benda kenyal itu.

"Seperti ini Mino ...." Sahut Irene yang kemudian membantu tangan Mino mengusap dada nya. Pria Song itu menjerit dalam hati.

Ia kenapa jadi seperti pria dungu sih! Dimana harga dirinya sebagai laki-laki kalau begini.

"Boleh cium bu?" Tanya Mino pelan. Irene yang mendengarnya kemudian mendongakan kepalanya lalu membuka mulutnya. Membiarkan Mino kembali melabuhkan sebuah ciuman disana.

Mino tahu memegang dada perempuan akan terasa lebih nikmat sambil berciuman. Seperti di video yang suka ia lihat dengan Chanyeol.

Ciuman lembut itu berubah tempo seiring dengan gerakan alami tangan Mino pada kedua dada Bu Irene. Tidak cukup hanya mengusap, ia bahkan sudah meremasnya, sepelan dan selembut yang ia bisa. Benda ini benar-benar membuatnya kecanduan, bahkan Mino melebarkan kedua tangannya, meraba setiap inchi bagian dada yang menakjubkan itu sampai akhirnya jemarinya bertemu dengan benda kecil yang ia tahu itu adalah salah satu kunci kelemahan setiap perempuan.

Ia memijatnya, perlahan. Lalu memulirnya ketika ciuman Irene semakin beringas. Tanpa sadar kedua tubuh itu bahkan semakin menempel dan Mino semakin tidak terkendali dengan jemarinya yang meremas dan memulir ujung nipple indah itu.

Deru nafas yang kemudian Mino dengar membuatnya sadar kalau Irene sudah melepaskan ciumannya. Nafasnya terengah tapi seringai nakal perlahan muncul dari bibirnya ketika tangannya kembali mengusap milik Mino yang semakin membesar.

"Nakal" Desis Mino.

Irene menyeringai lalu mendekatkan tubuhnya. Menarik leher Mino hingga wajahnya beradu dengan kedua dada nya yang memerah.

"Hisap.. Mino" Rintihnya. Seiring dengan gerakan tangannya yang semakin liar. Mino tahu ini bukan saat yang tepat untuk membantah.

Ini yang ia tunggu. Sejak tadi. Setelah tadi tangannya yang bermain kini lidahnya yang bermain. Menjilat seluruh bagian dada Bu Irene yang mengencang dan mengecapnya setiap inchi.

"Hisap ... Mino .... Ayo hisap" Racau Irene. Kedua matanya terpejam seiring dengan gerakan kepala Mino yang semakin liar. Mino tahu perempuan ini sudah benar-benar terangsang padahal Mino hanya bermain dengan dada nya.

Suara kecapan bibir menggema melalui indera pendengaran Irene. Kepalanya menengadah dengan kedua mata yang terpejam. Mino yang menghisap dada nya layaknya seorang bayi membuatnya tidak menentu.

Lidahnya kasat, dan panas. Menimbulkan sensasi yang luar biasa pada tubuhnya.

Kocokan tangan Irene pada milik Mino pun semakin tidak terkendali. Semakin tegang, semakin liar ia mempermainkannya.

Sementara Mino yang sedang sibuk dengan  aktivitas menyusu nya perlahan menurunkan tangannya. Mengusap sesuatu yang vital. Yang ada dibawah pusar Irene.

Perempuan itu mengejat lalu membuka kedua matanya.

"Jangan lakukan disini"

"Bu ... Saya tidak tahan"

Irene menyeringai lalu mengecup pelan bibir pria muda itu. Melumatnya sekilas lalu melepaskannya secara paksa.

"Tidak enak bermain dalam air Mino ... Ayo naik" Ajaknya yang kemudian beranjak naik. Mino yang mendengarnya hanya menahan nafasnya lalu ikut naik.

Irene berjalan terlebih dahulu menuju balkon yang terletak di sisi jacuzi, menuju sofa yang memanjang tapi langkahnya terhenti ketika tangan Mino menarik tangannya.

"Mino?" Ucapannya terhenti ketika bibir itu kembali menyerbunya. Melumatnya dan mengecapnya dengan sangat liar. Kedua tangan Mino bahkan sudah kembali bermain dengan dadanya, meremas sekaligus memijat nipple yang sejak tadi menjadi objek mainannya. Satu tangannya bahkan kemudian menurunkan celana dalam Irene sampai keduanya kemudian telanjang.

Tanpa busana.

Bu Irene menyeringai puas ditempatnya. 10 juta nya tidak akan terbuang sia-sia.

"Ready for blow job Mino?"

"Hah??"
















Bersambung

Ayo marah ayo hujat wkwkwkkwkwkek

Sabar ya .... Kalo udah mature mah isian nya juga enceh ko #disepak

Happy reading bucin Minrene. Tinggalkan jejak sebelum pergi.

SHELTER [🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang