Are you okay? Because i'm not.

227 38 3
                                    

[22 oktober 2019]


Jaehyun sudah berusaha untuk memejamkan kedua matanya selama satu jam belakangan, namun kedua matanya tak kunjung menuruti apa yang ia inginkan. Tubuhnya mengkhianatinya.

Jaehyun benci mengatakannya, tapi dia...

Khawatir dengan Winwin.

Sebenarnya saat Miyeon dan Winwin tengah bicara di ruang makan kemarin, dia sudah selesai mencuci muka dan menyikat giginya. Dia bahkan baru saja hendak membuka pintu untuk keluar saat keduanya mulai bicara.

"Cobalah untuk memaafkan dirimu sendiri, Winwin. Semuanya bukan salahmu."

"Aku tidak tahu soal itu, Miyeon."

"Bukan salahmu, Winwin."

Winwin tidak pernah mengatakan balasannya, namun baik Miyeon dan dirinya sendiri tahu bahwa Winwin menyalahkan dirinya sendiri atas semua insiden yang terjadi ini.

Apakah ini semua salah Winwin?

Apakah semua ini terjadi karena Winwin?

Ataukah ini kesalahan orang lain?

Jaehyun pikir, mungkin ini adalah salah semua orang.

Mungkin ini salah Mingyu karena tidak menyadari apa yang Haneul sebenarnya rasakan walaupun ia selalu berada didekatnya.

Mungkin ini salah Eunwoo karena bertingkah egois hanya demi menyelamatkan perasaan dari perempuan yang ia sukai.

Mungkin ini salah Miyeon karena jatuh cinta pada orang yang salah.

Mungkin ini salah Winwin karena terlalu buta untuk menyadari perasaan dari seseorang yang selalu menatap hanya kearahnya.

Mungkin ini salah Haneul karena memilih untuk menyimpan semua beban hidupnya sendirian dan memilih untuk tenggelam dalam rasa sedihnya.

Atau mungkin... Ini semua adalah salahnya sendiri.
Salahnya karena jatuh cinta pada Haneul dan membuat lelaki itu salah paham.

Jauh di lubuk hatinya Jaehyun tahu benar bahwa dia tidak bisa melimpahkan semua kesalahan pada Winwin. Lelaki itu juga tidak tahu apapun sama seperti yang lain.

Mungkin, Jaehyun hanya menyalahkan lelaki itu demi menekan rasa bersalah yang semakin menggerogoti hatinya disetiap detiknya.

Mungkin, Jaehyun hanya ingin membenci Winwin agar ia bisa berhenti menbenci dirinya sendiri.

Mungkin, Jaehyun hanya membutuhkan seseorang untuk menjadi pelampiasan amarahnya.

Dan mungkin, Jaehyun hanya ingin membenci Winwin karena ia tahu bahwa bahkan sampai akhir hayatnya, hati Haneul tetap tertuju pada Winwin dan bukan padanya.

Melelahkan, semuanya benar-benar melelahkan.

'Kenapa?'

Pertanyaan itu selalu muncul dibenak Jaehyun setiap kali ia memikirkan tentang Haneul.

Kenapa Haneul tidak mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan?

Kenapa Haneul memendam rasa sakitnya sendirian disaat ada banyak orang yang bersedia untuk menampung rasa sedihnya dan menjadi sumber kekuatan baginya?

Kenapa Haneul selalu berkata seolah-olah hidupnya baik-baik saja disaat pada kenyataannya di setiap detik hidupnya, perempuan itu semakin tenggelam dalam kegelapan yang menyelimuti cahaya hidupnya sendiri.

Dan juga...
Kenapa tak ada satupun dari mereka yang menyadari arti lain dibalik senyuman lembut yang selalu perempuan itu berikan pada semua orang?

Kenapa mereka tidak cukup perduli untuk sekedar bertanya apakah Haneul baik-baik saja disaat perempuan itu selalu memastikan bahwa teman-temannya sedang baik-baik saja.

Jaehyun bangkit dari posisi berbaringnya. Lelaki itu duduk, menekuk lutut, lalu menenggelamkan wajahnya ke sela-sela lututnya.

Rasa sakit dan penyesalan yang sebelumnya ia tahan kini kembali, mencabik-cabik hatinya.

Hari itu, Jaehyun kembali melewati malamnya tanpa tidur.



Hey, Jung Haneul,
Apakah sekarang kau merasa lebih baik setelah meninggalkan kami semua?

Karena aku tidak.




•••
"That's all right,"
She says,

and I have to wonder
how many times
she's said that to the people
in her life who

screwed her life
somehow...
•••

That Autumn - Winwin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang